13. Dream

1.7K 350 46
                                    

Summer, 5 July 20xx

15 year old...



Tangan halus [name] melempar batu kerikil dengan kuat kearah sungai. Ini sudah ia lakukan beberapa kali setiap hari hanya untuk menghilangkan rasa bosannya. Teman temannya selalu menganggapnya aneh karena selalu keluar di malam hari dan hampir di cap sebagai seorang jalang.

Tapi semua itu ditepis mengingat dia adalah seorang cucu dari wanita yang paling disegani oleh para warga sekitar karena kebaikannya.

Ia berjongkok menatap air yang mengalir tenang di depannya, memperhatikan bayangan wajahnya di dalamnya.

Satu tetes air berhasil jatuh mengenai sungai tenang di depannya dan membuatnya tersadar dari lamunannya.

Beberapa tetes air menyusul secara bersamaan dan membuatnya harus segera berlari untuk mencari tempat berteduh.

Angin kencang dari arah atas bukit membawa tetesan air hujan menerpa tubuh mungilnya. Pepohonan ikut menjatuhkan tetesan air yang disimpan di atas dedaunannya.

Tak ada tempat yang aman selain kuil yang kini berada di hadapannya.

Ia berhenti berlari dan duduk bersimpuh di bawah naungan atap kuil dengan menormalkan nafasnya.

Seluruh tubuhnya basah kuyup dan kepalanya mulai terasa pusing.

[name] duduk bersender di dinding terdekat dan menatap pemandangan di depannya seakan akan hujan tengah mengamuk padanya. Matanya tertuju pada pita yang masih setia terikat di pilar gerbang kuil.

Warna merahnya kini sudah luntur termakan usia. Entah sudah berapa lama pita itu terikat disana.

Menarik sebuah senyuman kecil saat mengingat waktunya bersama sahabatnya, satu bulir air mata ikut turun dari matanya.

Kelopak mataya terasa berat dan dirinya siap untuk masuk ke dalam mimpinya.

Matanya terpejam dan kembali memutar ingatan indahnya dengan menikmati suara rintikan hujan di luar sana.


"... Bisakah kita bertemu saat musim semi tiba?..."


'walaupun aku benci untuk mendengarnya...'


"... Tapi kenapa? Besok juga aku akan datang kemari! Lusa, minggu, bulan! Tiap hari aku akan datang kesini!..."

"... Aku tak bisa menemanimu lebih lama dari ini..."


'aku mengerti...'


"... Aku bukan manusia normal sepertimu... Itulah kenapa waktuku di dunia ini hanya sebentar..."


'tapi entah kenapa...'


"... Pokoknya aku ingin kita bertemu lagi di musim semi!..."


'sampai saat ini...'


"... Kau bisa pegang kata kataku! Aku berjanji akan kembali, [name]!..."

'aku masih mempercayaimu...'


"... Ya. Aku sangat senang. Akhirnya aku bisa menghabiskan waktu berdua denganmu..."


'hingga aku merasa...'


"... Aku harap kita bisa menghabiskan waktu lebih lama lagi..."


'sepertinya...'


"... Aku ingin bisa memeluk [name]-chan lebih lama lagi..."


'kita sudah terhubung...'


".... Setelah aku pergi, kumohon jangan menangis..."




"ne, bolehkah aku memelukmu?..."


[name] membuka matanya dan kini laki laki berambut putih itu berada di hadapannya.

Mungkinkah ini hanya ilusi? Atau mimpi? Dia tertidur? Bajunya bahkan tak nasah sekali pun.

[name] menundukkan kepalanya berusaha untuk menyembunyikan bulir bulir air matanya yang kini jatuh membasahi pipinya.

Memang bahagia rasanya. Tapi jika ini hanyalah ilusi...

Semua ini hanya membuat hatinya semakin sakit.

Kepalanya ia dongakkan dengan senyuman kecil yang tersungging pada laki laki di hadapannya.


"ya. Kenapa tidak?"


Shinsuke duduk bersila di samping tubuh [name] dan menepuk nepuk kakinya mengisyaratkan agar [name] duduk di pangkuannya.

Tanpa basa basi lagi, [name] duduk di pangkuan Shinsuke dan kedua tangan hangat itu memeluk tubuh mungilnya erat.

Ekor lebatnya ikut andil untuk memberikan lebih banyak kehangatan bagi wanita yang ia rindukan.


"coba tebak, aku memiliki ekor keduaku."

"benarkah? Hebat!"



"aku merindukanmu..."

"ma, aku juga merindukanmu. Ne, bagaimana kabarmu?"

"aku baik. Kau sendiri?"

"tentu saja aku baik baik saja jika ada kau di dekatku. Walau rasanya ini seperti mimpi..."


Kedua mata itu akhirnya terpejam damai. Shinsuke melebarkan senyumannya dan mengeratkan pelukannya. Salah satu tangannya ia gunakan untuk mengusap puncak surai [h/c] lembut wanita di pangkuannya.


"seandainya aku berada di dalam mimpimu... Aku ingin tetap berada di sampingmu selamanya. Walau dunia ini memang kejam untukmu dan untukku. Aku tetap menghargai waktu yang kita lalui bersama..."













"Oyasumi... [name]-chan..."

Ribbon [Kitsune!K.Shinsuke x Reader]Where stories live. Discover now