11. Harm

1.7K 357 19
                                    

Winter, 25 December 20xx

14 year old...



"...aku akan kembali di musim semi sesuai dengan janjiku..."



Sepertinya itu bukan kata yang mudah untuk direalisasikan sekarang ini...



"MEREKA DATANG!! MEREKA DATANG!!"



Bel peringatan itu kembali berbunyi dan membuat semua orang di dalam kalang kabut kesana kemari seolah olah waktu berjalan cepat. Menyisakan perempuan [h/c] yang kini masih berdiri di tengah kerumunan panik itu.

Suara tapal kaki kuda yang mendekat dengan kencang menambah suasana ribut sekarang ini. Semua warga akhirnya berdiri di deka rumah mereka saat mereka muncul di hadapan semuanya dengan dua kuda hitam yang kini berhenti di hadapan mereka membawa gerobak di belakangnya.

Empat orang berpakaian hitam keluar dari dalam gerobak dengan memperlihatkan wajah sangar mereka. Dan orang terakhir yang keluar dari gerobak tersebut adalah laki laki brengsek yang telah mengancam nyawanya.



"Dengar! Kami datang kesini dengan damai! Walau kami tak akan segan menembak kepala kalian yang tak mematuhi kami! Kami datang kesini karena kami mendapat kabar bahwa ada Kitsune yang berkeliaran di sekitar sini!"



"Kitsune? Memangnya ada apa dengan makhluk itu?"

"bukannya Kitsune dilindungi oleh dewa?"

"dia yang menjaga kuil dan panen kita semua, bukan? Apa mau mereka?"



"Kalian warga warga pedalaman pasti belum pernah mendengar bahwa ada Kitsune yang mengamuk, bukan?! Beberapa warga di desa sebelah telah menjadi korban keganasan makhluk satu ini dan kami datang kesini tetntunya untuk melindungi kalian!"



"apa mau mereka? Membuat ekonomi kita menjadi rendah?"

"kita tak boleh membunhnya, bukan?"

"dia tak percaya pada dewa."

"mereka kelihatannya brengsek."



[name] hanya menjadi pendengar setia di antara kerumunan orang itu walau kini tangannya terkepal erat sampai sampai mungkin jika ia tak memotong kukunya, tangannya dapat mengeluarkan darah dalam sekejap.



"tenang saja... Kami menawarkan hadiah juga bagi mereka yang patuh!"



Semua atensi dan fokus tertuju pada sebuah kantong berisi emas yang terlempar ke hadapan mereka semua. Beberapa keping koin emas berserakan di keluar berusaha menggiurkan para warga.



"mereka yang dapat membawa Kitsune itu ke hadapanku dalam keadaan hidup maupun mati. Hanya untuk musim dingin ini dan kami akan kembali di dua hari sebelum musim semi."



Semua nampak berbisik bisik dan tentu beberapa di antara mereka terlihat tergiur dengan hal itu.

Seorang laki laki mengangkat tangannya dan [name] kenal pasti siapa dia.

Kakinya mengambil langkah seribu meninggalkan kerumunan menuju hutan tak peduli dengan semua hal di belakangnya.

Yang ia pikirkan hanyalah keselamatan orang yang menurutnya penting selain neneknya.



"aku pernah melihat Kitsune itu..."



Semua pasang mata menatap laki laki tadi yang kini berjalan ke depan kerumunan warga sementara kini [name] masih menaiki anak tangga dengan air mata yang mengalir dan nafas yang memburu.



"dia ada di kuil di dalam hutan dan tentunya temannya pasti kini sedang menuju kesana."



Semua warga menatap tak percaya laki laki di depan mereka sekarang ini mengingat wanita berambut [h/c] tadi yang kini berlari kearah hutan.



"maksudmu anak perempuan tadi?!"

"bukankah dia cucu dari nenek [firstname]?"

"tidak mungkin. Dia adalah perempuan yang terjaga, bukan?"

"temannya Kitsune? Memang Kitsune diperbolehkan berteman dengan manusia?"



Laki laki berjas hitam itu kini mendekati anak laki laki di depannya.



"kami tidak sedang bercanda, anak muda."

"memangnya aku akan bercanda dan menghilangkan kesempatan ini?"



Satu kantong emas terlempar kearah anak laki laki tadi dan semua pemburu itu mulai menyiapkan senjata mereka.



"pergi ke hutan sekara-..."



"nanti!"



Salah satu warga mengangkat tangannya dan menghentikan aksi mereka semua.



"kenapa lagi, ayah?"



Pria tua itu menghembuskan nafasnya pelan.



"kenapa kalian ingin membunuh makhluk ciptaan dewa yang kalian cap sebagai 'pembunuh 'itu?"



*************



"Shinsuke!"



Netra golden dan merah itu menatap sosok perempuan yang kini tengah berlari kearahnya.



"[name]-cha-..."



Kedua tangan [name] menggenggam erat kedua bahu laki laki di depannya dan berusaha menormalkan nafasnya sebelum ia bisa berteriak lagi.



"pergi*hosh*... Pergi sekarang juga!"

"ada apa?! Aku kembali hanya-..."

"PERGI SEKARANG JUGA!!"



[name] duduk bersimpuh di hadapan Shinsuke karena energinya yang hampir terkuras habis.



"tapi kenapa?..."



[name] mendongak dan menatap wajah Shinsuke lekat lekat dan menghirup nafas dalam.



"ITU KARENA AKU TAK INGIN KEHILANGANMU, KAU TAHU?!!"



Sosok di depannya sedikit terlonjak karena baru kali ini temannya sendiri meninggikan suara padanya. Sedangkan perempuan di hadapannya kini berusaha menormalkan deru nafasnya kembali.



"jika aku pergi, itu sama saja kau kehilanganku, bukan?..."

"kau boleh saja pergi sekarang. Tapi pasti aku akan menunggu janjimu di musim semi nanti. Jadi kumohon... Percayalah padaku sekarang!"



Tentu ia tak tega melihat mata temannya yang kini sudah mulai meneteskan banyak air mata.



"tapi sebelum itu..."



Tangan Shinsuke menangkup kedua pipi [name] dan menatap manik [e/c] berkilaunya yang tertimpa sinar rembulan.



"bolehkah aku memelukmu sebelum aku pergi? Sesuai dengan janjimu?..."

Ribbon [Kitsune!K.Shinsuke x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang