9. Alone(ly)

1.9K 367 26
                                    

Summer, 30 August 20xx

14 year old...


"[name]-chan tak pergi ke festival?"


Suara itu berasal dari belakang tubuhnya. Wanita tua itu mengelus puncak surai [h/c] itu lembut. Maniknya menatap kearah jendela kamarnya. Menatap kosong halaman rumahnya yang gelap.


"tidak."

"biasanya kau akan langsung menghilang dari rumah jika festival akan dimulai. Apa yang terjadi?"

"tidak ada apa apa."

"ayolah... Melihatmu seperti itu membuat nenek ingin mencubit pipimu. Pergilah ke festival dan bertemu teman temanmu disana."

"aku tak memiliki teman. Hanya dia."


Sebuah senyuman ia lebarkan saat melihat cucunya yang masih memangku dagu malas di jendela kamar.


"mungkin saja dia akan datang ke festival. Siapa yang akan menolak untuk datang ke festival dan menghabiskan waktu berdua?"


Bukannya terhibur, [name] malah semakin menampakkan wajah sendunya. Sang nenek pasti mengerti kalau ada sesuatu terjadi pada cucunya.


"kau bisa menceritakannya padaku, [name]-chan."


[name] menghela nafas dan duduk di ranjang dengan memeluk kedua kakinya, menenggelamkan wajahnya ke kedua lututnya. Neneknya duduk di sampingnya dan mengelus puncak kepalanya.


"dia pergi..."

"souka... Lalu?"

"dia... Bilang akan kembali musim semi tahun depan. Tapi itu terlalu lama! Mana mungkin aku menunggu selama itu!"

"kemana dia pergi?"

"aku juga tak tahu."

"lagipula dia bilang akan kembali saat musim semi, bukan? Dia pasti akan kembali."

"tapi bagaimana kalau tidak?!"

"sahabat mana yang akan mengingkari janjinya?"


[name] tak menjawab. Yang ia harus lakukan sekarang hanyalah 'percaya'.


"pergilah ke festival. Itu akan menghiburmu daripada kau berdiam diri di dalam rumah seharian."


[name] mengangguk kecil dan bangkit dari ranjangnya.


'aku tak pernah mengerti jalan cerita cinta anak muda jaman sekarang...'


***************


[name] menatap langit cerah di atas dengan memeluk kedua kakinya. Sama sekali tak ada senyuman yang tersuguhkan bagi langit indah di atasnya.

Tempat dimana terakhir kali ia duduk bersama dengannya. Satu air mata menetes dari matanya saat mengingat kata terakhir yang terucap darinya.


"selama kau tak mengatakan selamat tinggal, aku akan tetap menunggumu..."


"are? Kamu kan..."


Dengan cepat [name] menoleh setelah mendengar suara itu dan menatap sosok tinggi di belakangnya.


"pa-paman yang musim semi kemarin menjual takoyaki?"

Ribbon [Kitsune!K.Shinsuke x Reader]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora