Ding!

9.1K 1K 100
                                    

Drrrt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drrrt.

Sasa sedang siap-siap menuju lokasi rapat bersama Saga saat sebuah pesan masuk ke HP nya.

Tentu saja perempuan itu belum bisa memegang HP karena padatnya deadline. Paling-paling ia baru bisa balas chat saat makan siang atau di perjalanan mobil nanti.

"Semoga Mba Sasa nggak marah."

Jauh dari gedung kantor Sasa, di pinggiran Jakarta Selatan, Dio yang sedang mengetik pesan di dapur rumah selalu maju-mundur takut jika salah-salah kata mengirim pesan pada kakaknya.

Dio dan Sasa meski hanya beda dua tahun bisa dibilang memiliki pola hidup yang jauh berbeda. Dio menuruni sifat keluarganya yang gemar berbisnis, jadilah di umur belia ia sudah memiliki bisnis catering. Tidak seperti Sasa yang memilih untuk menjadi karyawan kantoran biasa.

'Mba Sasa mah selalu cari aman mulu anaknya.' Selalu begitu benak Dio. Sama seperti topik yang ingin Dio bicarakan hari ini.

 Sama seperti topik yang ingin Dio bicarakan hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebenarnya Sasa paling tak suka dengan kalimat 'Ketemu sama kenalan anaknya temen ibu'. Bagi Sasa, kalimat tersebut hanyalah versi halus dari 'Dijodohin ibu'.

Dan Sasa juga tak pernah mau dijodohkan. Karena rasanya seperti barang yang sudah kelewat tidak laku hingga harus dijual murah dengan 'terserah siapa saja asal pemilik seneng'. Iya, asal orangtua senang.

Sudah 4 tahun sejak Sasa diminta jodohkan dengan entah siapa itu. Sebelumnya, Dio dan Sasa bahkan pernah merundingkan masalah ini hingga terjadi pertumpahan air mata.

Sasa kesal dipaksa menikah di saat ia masih nyaman dengan kesendiriannya. Ia sangat nyaman.

Entah karena tak ada yang menyukai Sasa atau karena tak ada yang menarik hatinya.

Sedang Dio menangis karena takut  menerima konsekuensi keluarga pacar yang sangat menaati pedoman 'cewek nikah jangan lama-lama'. Apalagi pacarnya juga cantik dan berbobot, putus dengan Dio pun masih bisa cepat dapat calon lain.

×××

Ding!

Masuk ke dalam lift, Sasa memilih berdiri di belakang sedang Saga tepat di depan penombol lantai.

HHHHHH. Sasa masih tak rela harus dirinya yang diajak ikut. At times like this Sasa just wants marriage to be her excuse, sama seperti Irene yang dapat kelonggaran akibat sedang hamil.

Meski memang nyaman, tapi sebagai perempuan berumur, tak bohong Sasa juga ingin menikah. Ia sampai tak enak pada ibu yang sering tahajud  hingga menangis hanya untuk meminta Sasa dapat jodoh.

Maka dari itu juga Sasa kerap berdoa didekatkan dengan Juna. Betapa indahnya jika mereka menikah.

Bakal gue tindas si Saga, nggak bakal berani dia nyentuh gue sekalipun. Pasti dia takut main-main sama istri dari bosnya sendiri.

Puncak malu Sasa adalah kalau Ibu sudah meminta doa kepada pelanggannya. Ibu & Ayah memiliki usaha tur & travel, dan kalau ada yang haji & umroh, mereka suka menitip doa 'agar anak pertama saya cepet dapet jodoh'.

Belakangan ini bahkan Sasa sampai kepikiran untuk mencoba saja bertemu dengan kenalan ibu. Yang penting buat ibu senang dulu. Nantinya juga bisa tak usah lanjut bertemu.

Ditambah lagi beberapa hari yang lalu Ayah sampai mengajak Sasa berbicara berdua. Semakin gusar lagi hati Sasa.

Mba, Ayah udah mulai tua... Nggak tau bisa umur sampe kapan, kan Ayah juga pengen ngeliat anak-anak nikah. Apa nggak mau Mba coba dulu ketemu sama kenalan ibu? Sama kayak Mba Sasa yang dapet beasiswa ke Amerika dulu, kan bisa dapet karena Mba udah usaha, bikin essay, wawancara... Coba kalo dari awalnya nggak mulai? Nggak mungkin Mba dapet, orang dari 60.000 pendaftar yang diterima cuma 12 orang.

Kadang Sasa iri, mengapa hidupnya terlalu begini? Sherin sih belum nikah tapi setidaknya sudah ada Jericho. Hasbi belum nikah karena tunggu pacarnya S2 di Jepang. JK memang masih jiwa muda tinggal tang-ting-tung juga bisa dapat pacar baru. Sedangkan Sasa?

Boro pacaran sama cowok, ketemu sama cowok aja ujung-ujungnya Hasbi JK sama Pak Saga lagi.

Pernah saat liburan lebaran, Saga meminta Sasa masuk h+2 lebaran bersama dengannya di saat anak yang lain dapat diberi kerenggangan sampai h+5 hanya karena Sasa belum berkeluarga dan ia juga tak mudik ke luar kota.

Sasa jadi menatap Saga dari belakang penuh dendam. Ya Tuhan kalo bener doa orang tertindas cepet dikabulin, tolong kabulin doa saya sekarang... Deketin saya sama jodoh saya alias Pak Juna (iya saya mau dia jodoh saya) atau senggaknya TEMUIN PAK SAGA SAMA JODOHNYA BIAR DIA NGGAK SEGILA KERJA INI AAMIIN..

Sasa sampai bingung, apa alasan Saga tak punya pacar? Padahal hidupnya mapan dan umurnya juga lebih tua dari Sasa. Dia ganteng, pula! Meskipun menyebalkan, ketampanan Saga adalah hukum mutlak. Tak aneh jika Somi selalu genit kepadanya. Apalagi Saga lulusan S3 universitas di Korea Selatan. Wajah orientalnya mendukung sekali membuatnya dipanggil oppa.

Tapi tak pernah terdengar kabar ia punya pasangan. Kalo kata Hasbi, 'Antara dia Christian Grey 'I don't do dates, Anastasia.', atau dia punya cewek tapi nggak bucin, atau, ya... dia gay.'

"Sa?" Panggilan Saga membuyarkan lamunan Sasa yang asyik menatap Saga penuh gondok.

"Ya, Pak?"

Saga tak berbicara apa-apa, bahkan tak menoleh ke belakang.

"Pak?"

Keduanya hening, membuat Sasa tak mengerti ada apa Saga memanggilnya.

"...???"

Hingga akhirnya kebingungan Sasa terjawab dengan tatapan Saga dari pantulan kaca lift. Mata mereka tertaut melalui kaca, dan wajah Sasa langsung pias menatap Saga.

ASTAGA KENAPA GUE SAMPE LUPA DI ATAS ADA KACAAAAAAA!!!!! MATI AJA DIA LIAT TATAPAN BENGIS GUE DI BELAKANG DARITADII!!!!

Ding!

Di waktu yang sama pintu lift terbuka, Saga pun melangkah keluar dengan santai seakan tak ada apa-apa.

Saga tahu betul, anak buahnya itu pasti sudah menunduk malu di belakang.

The Proposal | A Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang