5. Detensi dengan Slytherin

18.8K 2.5K 233
                                    

"Harry, kau tak apa?" Tanya nya cemas

~•~

"Yahh.. Aku tak apa Ginny. Hanya tersedak" Kata Harry sambil menatap kekasih nya. Kekasih? Yeah dari tahun ke enam sampai sekarang. Hanya saja hubungan nya agak meregang karna jarang nya komunikasi. Disaat ada waktu bersama keduanya hanya dihabiskan untuk diam saja dan saling menatap. Ada sesuatu yang ingin diutarakan tapi tak sampai. Urus saja nanti..

"Huftt.. Untung masih hidup" Ron menghela nafas nya lega. Dan didapati pelototan tajam dari adik perempuan nya sendiri, Ginny. Walau seperti itu Ginny masih sayang pada Harry

"Harry, bisa kita bi–

"Selamat pagi Mr. Potter" Sapa profesor Snape yang dengan tiba-tiba sudah ada dihadapan nya menyela perkataan Ginny pada Harry

"S-selamat pagi profesor Snape"

"Silahkan ikut saya" Tanpa ba bi bu lagi profesor Snape langsung pergi meninggalkan segorombolan orang yang penasaran

"Aku pergi" Kata Harry pada Ginny sambil mengusak gemas surai lembut kekasih nya. Ginny mengangguk mengiyakan sambil melihat punggung pria nya itu pergi

Ron tau adik nya itu akan mengutarakan sesuatu pada Harry, hanya saja tadi tersela oleh profesor Snape. Ron mendekat kearah Ginny dan menggegam kedua tangan nya erat menatap intens putri semata wayang keluarga Weasley itu

"Kau mau mengatakan sesuatu pada Harry?"

Ginng menatap telak tatapan intens kakak nya. Dan raut kesedihan tak bisa ditampik dari raut wajah nya

"Aku takut"

"Ron" Panggil Hermione pada nya seakan sebagai isyarat kalau adik nya itu memang belum siap untuk menceritakan apa yang terjadi

~•~

Harry bingung bukan main karna dia malah dibawa ke perpustakaan bersama Malfoy oleh profesor Snape. Seharus nya seperti yang dikatakan kemarin malam saat kepergok, mereka ada diruangan profesor Snape dan menerima detensi nya

Tapi, otak Harry kembali diputar. Dan mungkin saja detensi nya berhubungan perpustakan

"Jadi detensi kalian. Merangkum berbagai ramuan penyembuh. Kalian bebas meminjam buku tanpa mengikuti kelas ku hari ini, tapi aku tetap akan memberi kalian tugas kelas ramuan hari ini"

Oh Merlin

Profesor Snape memberikan satu rangkai kunci untuk beberapa lemari buku yang dikunci pada Malfoy. Dan meninggalkan mereka dengan 2 ekspresi yang berbeda. Dan saat dia tiba di ambang pintu profesor Snape berbicara 1 kalimat yang membuat Harry ingin pingsan saja karna lemas, "Aku harap, lusa sudah dikumpulkan"

Malfoy yang biasa saja, karna memang dia pandai di bidang ramuan. Sedangkan Harry dengan ekspresi pongah nya. The Hell! Harry itu bodoh di bidang ramuan dan sekarang disuruh merangkum ramuan penyembuhan. Ditambah masih ada tugas dari kelas ramuan sendiri

Harry menyempatkan diri untuk melirik Malfoy untuk protes akan detensi yang benar-benar berat bagi nya. Tapi belum sampai protes, Harry sudah dibuat bungkam. Pasal nya ia melihat Malfoy sedang tersenyum sambil menatap rangkaian kunci dengan binar nya. Owh, mungkin sesekali Malfoy itu harus dibawa ke bangsal untuk diperiksa otak nya, apa otak musuh nya itu masih waras atau tidak. Menerima detensi dengan binar bahagia? Mungkin sudah gila

Malfoy tanpa bicara apa pun berjalan kearah salah satu lemari dan memutar kunci didalam nya dan mulai mencari buku yang sekira nya dia butuhkan. Raut muka nya sudah kembali datar seperti biasa

"Apa kau sudah gila? Kenapa kau malah senang saat dapat detensi merangkum ramuan penyembuhan?"

"Biasa saja bagi ku" Kata Malfoy acuh dan memberikan setumpuk buku ramuan tebal pada Harry, dan mulai mencari buku-buku lagi. Harry hanya mencebik kesal

Setelah selesai dengan pencarian buku ramuan, Draco mengunci semua lemari yang dia buka. Dan memberikan kunci nya pada penjaga perpustakaan

"Aku mau ke menara, kau?"

"Ikut saja"

Draco mengangguk pertanda menyutujui dan mengijinkan pemuda gryffindor berkaca mata itu untuk masuk ke ruangan nya. Apa ini benar-benar Malfoy? Iya'kan saja

Pun kedua pemuda berbeda asrama itu melangkahkan kaki mereka menuju menara head, dimana Malfoy itu tinggal selama masih di hogwarts

"Aloho mora" Sebut Malfoy sebagai kata kunci

"Kau lupa kunci nya? Atau memang kata sandi nya Aloho mora?" Tanya Harry bingung dengan password itu yang merupakan mantra pembuka pintu tanpa kunci

"Memang itu sandi nya kok" Entang Malfoy tak memeperdulikan Harry lagi dan memilih masuk saja

Begitu masuk, bisa Harry lihat ruang tengah berukuran sedang diisi satu set sofa, lantai yang sebagian besar di permadani lembut nan tebal, dan satu tungku perapian disana. Harry meletakkan buku dan tas nya di permadani lalu duduk dibawah, sama juga yang dilakukan oleh Malfoy

"Menara head lumayan nyaman ternyata" Komentar Harry akhirnya masih dengan mata yang melihat-lihat pemandangan di ruang itu

"Yeah, karna menjadi prefek cukup merepotkan" Malfoy menjawab lalu membuka salah satu buku ramuan dan mulai merangkum di perkamen nya. Harry tanpa berucap apapun juga mengikuti nya

Sampai jam kelas ramuan selesai keduanya masih tetap seperti itu tanpa ada satu patah kata pun terucap dari bibir masing-masing. Dan Malfoy meletakkan pena bulu nya lalu meregangkan tubuh nya karna kaku selama 2 jam dengan posisi yang sama. Pandangan Malfoy ia alihkan apada atensi yang lain yang berada 1 menara dengan nya. Orang pertama dari asrama lain yang mengunjungi tempat nya, dan selain Pansy juga Blaise

Malfoy melangkah kan pada tubuh Harry yang sekarang sedang menulis dengan posisi tengkurap. Entah sejak kapan karna seingat Malfoy, pemuda berambut acak itu tadi awalnya di posisi duduk

Saat sudah dekat -sekali-  dengan Harry barulah Malfoy menyadari kalau Harry bukan menulis tapi tidur. Malfoy memmerhatikan sejenak wajah damai yang terlelap itu, cukup manis sebenarnya. Harry sudah menulis 1½ perkamen nya, sedangkan Malfoy sudah menghabiskan 2 perkamen penuh nya

Malfoy mencoba membangunkan Harry dengan guncangan pelan di bahu sempit pemuda Gryffindor itu. Tak ada Hasil nya. Malfoy tetap mencoba membangunkan pemuda itu dengan sabar, karna pun tak kunjung membuka mata juga. Maka satu ide brillian terakhir Malfoy luncurkan pada Harry

Plak!

"AKKHH BOKONG KU!!"

Harry memekik sambil memegang erat pantat nya yang terasa panas. Dan dengan begitu Malfoy ber-smirk dengan puas karna akhir nya Harry bangun juga

"Ternyata pantat nya sensitive ya"-Draco

"Akh, kenapa kau menampar pantat ku sih! Bangunkan orang dengan manusiawi bodoh!" Protes Harry tak terima masih dengan mengelus pantat nya yang panas. Tamparan si Slytherin itu tak main-main ternyata. Kuat juga ternyata tenaga nya

"Kau yang tak bangun-bangun dari tadi, bodoh! Sekarang cepat kekelas berikut nya!" Lunjak Malfoy khas dengan delikan galak nya. Membereskan buku perpus, perkamen dan tas mereka. Lalu melanjutkan kekelas berikut nya

"Ugh!" Lenguh Harry tertahan memegang ulu hati nya yang nyeri. Harry lupa kalau tadi sarapan dia hanya masuk 4 sendok. Sedangkan kemarin nya tak makan siang dan makan malam nya pun hanya sedikit

"Kau kenapa?" Tanya Malfoy mengernyit heran pada nya. Dan Harry hanya menggelengkan sambil mengguman 'tak apa' lalu lanjut berjalan keluar lagi

"Hatshiu!" Kini Harry bersin cukup keras. Hidung memang gatal sejak tadi. Kini Malfoy itu sudah kepalang penasaran, berjalan mendekat ke arah Harry dan menarik tangan nya. Hingga Harry berhadapan dengan nya, hidung nya merah mungkin..

"Kau flu?" Tanya Malfoy lagi sambil menaruhkan kan punggung tangan nya ke dahi Harry. Harry menggeleng tersenyum dan melepaskan punggung Malfoy itu dan sedikit menjauh

"Hanya flu, tak parah juga. Lebih baik ayo kekelas. Dari pada kena marah karna terlambat"

T
B
C

YOU | DrarryWhere stories live. Discover now