Edelweiss

54 11 14
                                    

"Edelweiss itu punya makna perjuangan, dan lo sama kayak bunga Edelweiss."
-Angga Brawijaya-

Day 4 in Jogja...

Hari ini, adalah hari ke empat mereka berada di Jogja. Itu artinya, besok adalah hari terakhir mereka. Di hari yang ke empat ini, khusus untuk mereka bisa bebas melakukan apapun yang mereka suka. Misal, pergi ke Cafe, duduk-duduk santai di gazebo, bahkan jalan-jalan keliling Jogja (Hehehe... Ya ga lah bebi, becanda. Ga keliling Jogja Juga). Intinya, hari ini adalah kebebasan mereka. Tetapi dengan syarat, mereka harus packing barang-barang mereka terlebih dahulu. Supaya mereka bisa lebih santai saja.

Di hari yang ke empat ini, Clay ingin mengajak Angga pergi ke Cafe. Clay ingin satu hari full ini, adalah one fine day untuk Clay. Bisa dibilang, perjuangan Clay untuk bisa meyakinkan Angga tentang perasaannya tinggal hari ini dan besok. Jadi, Clay tidak ingin melewatkan kesempatan ini.
Clay pun menghampiri Angga yang berada di kamar Angga sendiri.

Tok... Tok... Tok...

"ANGGAAAAAAA...."
Clay selalu saja memanggil Angga dengan suara kerasanya.

Kali ini Angga membukakan pintu lebih cepat dari biasanya. Tetapi tetap saja. Nada bicaranya yang masih terlihat cuek.

"Kenapa?"

"Kita jalan-jalan yuk."
Ajak Clay.

"Capek gue. Mau istirahat aja."

"Ayooo dongg... Kita ke Cafe aja deh. Aku tau kok cafe yang bagus disini dimana."

"Lo sama Dimas aja."

"Dimasnya ga mau Ngga. Dia bilang, 'udah Clay, lo jalan aja sama Angga.'  Gitu katanya Dimas. Hehehe."

"Boong lo kelihatan. Ya udah, gue mau. Tapi gue ajak Adit sama Edric ya."

"Kok gitu?"

"Rame-rame Juga seru."

Angga masuk ke dalam kamarnya dan mengajak Adit dan Edric.

"Woii... Lo berdua mau ikut kaga?"
Tanya Angga.

"Kemana bro?"
Tanya Adit.

"Ke Cafe."

"Widihhhh... Ikut aja deh Dit. Bosen gue disini."

"Yeee... Lu mah apaan yang ga bosen, Dric."
"Sama siapa, Ngga ke cafe?"

"Sama Clay."

"Bangke lo... Lo mau jadiin kita nyamuk gitu?"

"Udah deh, buruan ikut."

Karena Angga yang terlalu memaksa, akhirnya Adit dan Edric pun menuruti apa mau Angga.

"Ehh, Clay. Sorry ya, kita jadi nyamuk bentar. Hehehe."
Kata Adit yang di sambung oleh Edric.

"Iya Clay. Jarang-jarang lho, kita jadi binatang."

"Iya ga papa... Santai aja."

Kisah Rindu Donde viven las historias. Descúbrelo ahora