Khawatir

57 11 16
                                    

"Mau lo udah tua, mau lo masih muda, kalau lo udah ngelakuin kesalahan, lo ga pantes buat dihargai."
-Angga Brawijaya-

"Ehh Ngga, Clay, gue sama Edric balik duluan ya ke Hotel."

Adit memang sengaja mengajak Edric kembali ke hotel, agar Angga dan Clay ada waktu untuk berdua.

"Napa lo? Buru-buru banget."

"Ituu Ngga... Gue mau ke toilet."

"Disini kan ada toilet."

"Enakan di hotel Ngga. Sekalian gue mau rendem-rendem pakai air hangat. Hehehe."

"Alasan lo."

"Paan sih lo? Ya udah, ayo Dric. Balik duluan kita."
Ajak Adit pada Edric.

"Bentaran dong... Minumannya belum gue habisin."

"Di hotel ada yang lebih mantul dari ini."

"Emang di hotel ada minuman kaya gini Dit?"

"Bacod lo! Ayo dah!"

"Iye iye. Duluan ya, Ngga, Clay."

"Iya. Hati-hati lo berdua."
Kata Clay.

Clay menghembuskan nafas lega. Karena pada akhirnya, dia bisa berdua dengan Angga.

"Balik juga kita."

"Kok balik, Ngga? Jalan-jalan dulu dong. Baru jam 11.00 Ngga."

"Jalan-jalan kemana lagi sih? Capek gue."

"Kemana aja, pokoknya sama kamu."

Angga menatap Clay kesal. Angga tahu, kalau ini adalah Salah satu perjuangan Clay. Tetapi menurut Angga, perjuangan Clay hanya membuat Angga selalu darah tinggi. Tetapi Angga tidak bisa menolak permintaan Clay. Akhirnya dia pun menerima ajakan Clay.

"Ya udah ayo. Pesenannya udah dibayar belum?"

"Udah kok, Ngga. Ya udah yukk."

Clay menarik tangan Angga, untuk keluar dari cafe.

🌼🌼🌼

Sementara itu, Edric menghentikan langkah Adit. Edric bingung, kenapa Adit mengajaknya untuk segera kembali ke hotel.

"Dit, kok lo buru-buru banget mau balik hotel?"
Tanya Edric.

"Yaelah mas broo... Emang dasar ya lo. Oon banget sih lo. Gini, gue ngajak lo balik hotel duluan, soalnya yaaa... Biar Angga sama Clay ada waktu berdua lah. Lo lupa? Besok hari terakhir Clay buat bisa yakinin perasaannya Angga. Kan kasian si Clay kalau gagal."
Kata Adit yang menjelaskan panjang, lebar, kali tinggi.

"Ehhh, iya ya. Besok kan hari terakhir kita di Jogja. Berarti, hari terakhir juga buat Clay yakinin Angga. Hehehe. Maap, Dit gue lupa."

"Makanya Edric, lo punya otak tuh, jangan di pake buat mikirin cewek mulu."

"Yeee... Itu mah eluuu, Dit. Gue mana pernah. Lagi ga pingin pacaran gue."

"Ga pingin pacaran, tapi butuh penyemangat. Asemmm Lo."

"Nah, lu tuh tau... Hehhe."

Kemudian, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka untuk kembali ke hotel.

🌼🌼🌼

Baru saja Angga dan Clay keluar dari cafe, Angga menghentikan langkahnya dan mulai merogoh kantong celananya.

"Tunggu, handphone gue mana ya?"
Kata Angga yang mencari handphonenya.

"Kenapa, Ngga?"

"Handphone gue ga ada."

Kisah Rindu Where stories live. Discover now