25. MY LIVY

3.8K 173 15
                                    

Main Cast: Aldrich, Livy

ROMANCE

=====================

Begitu indah ketika cinta itu masih terasa manis.

Begitu merdu suaramu ketika masih merindukanku.

.

.

Livy apa kau bahagia disana?

Apa kau senang?

Tidakkah menangis lagi?

Tidakkah bersedih lagi?

Maafkan aku yang tidak bisa memberikan sebuah kebahagiaan.

Maafkan aku yang tidak bisa menjaga senyuman di wajahmu.

Maaf...

Maafkan aku.

Aku mencintaimu.

Aldrich membuka satu persatu kancing kemeja kerjanya. Seragam OB yang selalu dia pakai setiap hari. Menggantungnya pada grendel yang telah disiapkan wanita cantik yang kini tengah tertidur memeluk dua bayi kembar mereka yang manis.

Mencari dalam lemari kecil, sebuah piyama yang sama dengan wanita cantik tadi. Mengenakannya. Sesaat setelah membasuh muka dan menggosok giginya. Berjalan mendekati pinggiran ranjang, menunduk, tangan kiri bertumpu pada ranjang, dan sebelah tangannya yang lain membelai wajah wanita cantik itu. Menyibak poninya. Dan menciumnya perlahan.

"I love you." Ucapnya lirih.

Kemudian membalikkan badannya melangkah ketepi ranjang yang bertolak belakang dengan sang istri dan berbaring.

Dia tertidur pulas.

.

.

Livy menyiapkan sarapan seperti biasa. Menata piring dan berbagai macam menu sederhana diatasnya. Hanya sekedar lauk yang tidak mewah namun cukup untuk keluarga kecil mereka.

Dua pasang bayi kembar. Alisa dan Alina, tengah duduk dikereta. Memain-mainkan tangan dengan lucu. Sesekali tertawa ketika Livy mendekat dan menggelitik pinggang dua princess kecilnya.

Aldrich keluar kamar sembari memperbaiki kancing dan kerah kemejanya. Livy seketika kelihatan sibuk.

Aldrich memperhatikannya.

Masih marahkah?

Dengan pelan tanpa membuat kaget, Aldrich memeluk pinggang istrinya mesra, menaruh dagunya pada pundak Livy yang terbalut kaos pink.

"Livy maaf. Aku belum bisa membelikan perhiasan yang kau inginkan." Mohon Aldrich membenamkan kepalanya. Menikmati aroma tubuh sang istri yang selalu membuatnya kecanduan.

"....."

Susah sekali, rutuk Aldrich dalam hati.

"Aku janji akan membelikannya setelah mendapat uang lembur. Bagaimana Livy?" Rayu Aldrich masih berusaha.

Livy hanya diam dan melepaskan tangan Aldrich yang melingkar dipinggangnya. Mengacuhkan sang suami malah sibuk menyuapi si kembar.

Marah? Tentu saja. Dengan kehidupan yang sederhana seperti ini, dia mengerti, hanya saja ada ketika dia menginginkan sesuatu yang mewah. Hanya kali ini, dan Aldrich tidak sanggup memenuhinya? Marah? Egois? Livy tidak peduli.

Romance Suspense Short Story Collection [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang