Chapter Seven - First Visit

371 69 3
                                    

Kornea Tine berubah menjadi mata ular, melihat itu siluman lembu membelalakkan matanya kaget dan berseru.

"Kau siluman ular?" tanya pelaku padanya. "Kebetulan sekali, akhirnya aku diberi kesempatan unttuk membalaskan dendam sahabatku siluman tikus..."

Selanjutnya kulit wajah dan tubuh Tine mulai berubah menjadi sisik – sisik berwarna hijau, diikuti dengan perubahan kakinya menjadi ekor. Namun hal tersebut justru membuat siluman lembu terlihat gusar dan berteriak dengan emosi.

"Bukan...kau bukan dia...kau bukan siluman ular putih, siapa kau? Katakan dimana dia?! Di mana si keparat itu?!!"

Ia seraya melemparkan tubuh Tine yang sudah setengah berubah ke lantai di belakangnya dengan kuat. Selanjutnya ia mengeluarkan senjata rahasianya berupa kapak dan hendak mencincang tubuh Tine.

Melihat itu, Arthit segera mengeluarkan pedangnya, lalu melesat ke depan dan menahan kapak lembu yang hampir menyentuh sisik Tine dengan sebelah tangannya. Sementara tangan satunya melemparkan kain putih untuk melilit tubuh Tine dan menariknya ke tempat yang aman sebelum menarik pedangnya, dan membiarkan kapak menghantam lantai.

Lantai di sekitar kapak retak dan menyebabkan gedung mengalami guncangan sesaat seakan terjadi gempa ringan.

Arthit mengambil kesempatan mengalungkan liontin di leher Tine saat Siluman lembu berusaha mengeluarkan kapaknya yang tertancap di lantai semen. Perlahan – lahan tubuh Tine berubah kembali menjadi manusia, ia membuka matanya perlahan menatap Arthit, dan seakan mendapatkan kekuatannya kembali.

"P'Arthit..." panggil Tine pelan.

"Kau baik – baik saja?"

"Terima kasih..." ucap Tine sambil mengangguk ringan, lalu melepaskan dirinya dari lilitan kain.

"Siapa kau? Beraninya kau ikut campur dalam urusanku!!!"

Arthit menoleh padanya dan menjawab. "Kenapa kau menghabisi nyawa seseorang yang tidak bersalah? Bukankah kau juga ingin menjadi manusia?" Arthit menaikkan volumenya. "Lalu kenapa kau membunuh mereka?!"

"Para remaja itu tidak punya otak, mereka tidak tahu bagaimana menghormati orang yang lebih tua dan memperlakukan orang lain seperti sampah, mereka perlu diberi pelajaran..."

"Kalau begitu ajari mereka dengan sabar, tunjukkan pada mereka bahwa siluman lebih baik daripada manusia, buat mereka terkejut..."

Siluman Lembu segera memotongnya. "Mereka tidak pantas mendapatkan waktuku, akan lebih mudah membunuh mereka dan membuat mereka tahu bahwa siluman tidak dapat diperlakukan seperti lelucon..."

"Lalu mengapa kau ingin membunuh kaummu sendiri?" Arthit menunjuk Tine. "Apakah dia juga menyinggung perasaanmu atau tidak sengaja menggigit ekormu?"

"Karena dia adalah siluman ular!!!" tukas siluman lembu tersebut. "Aku ingin membunuh semua ular di dunia ini untuk membalaskan dendam sahabatku, tikus..."

"Kalau begitu, kau seharusnya membalaskan dendam pada orang yang tepat yang membunuh temanmu, jangan menjadi pecundang!" sindir Arthit lalu menunjukkan wujud aslinya kepada monster itu.

"Kau ular putih?!" seru siluman lembu sambil mengarahkan ujung kapaknya pada Arthit dan mendengus dengan emosi.

"Akhirnya aku bisa membalas dendam setelah ribuan tahun...." ia langsung menyerang Arthit.

Namun Arthit menghindar dengan gesit. "Kau menunggu selama ribuan tahun hanya untuk membunuhku?" ia tertawa menyeringai. "Aku sungguh merasa terhormat..."

"Tutup mulutmu!!" geramnya. "Aku akan membunuhmu dan merebut kembali tubuh dewa dan mutiara siluman tikus yang kau curi!!!"

"Apa maksudmu?" balas Arthit. "Aku tidak mencurinya..."

IND - The Reason of Reborn - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang