Chapter Twenty Seven - The Love's Sacrifice

449 71 5
                                    

Sarawat tiba-tiba menerima pesan masuk dari pengirim yang tidak dikenal yang berisi video pendek Namtan yang di ancam oleh tiga orang siswa di atap gedung SMA dan pada menit terakhir tiba – tiba gambarnya berubah menjadi Khao yang tidak sadarkan diri di tempat yang sama.

Sarawat segera pergi ke lokasi video diambil. Ketika tiba, ia menemukan Khao sedang duduk sendirian di kursi roda dan diikat. Sarawat memindai sekelilingnya sejenak sebelum menoleh pada gadis itu.

"Apakah kau sudah menyiapkan jebakan untukku dengan datang seorang diri?"

"Di mana Kong?" tanya Khao, tidak menghubris pertanyaannya dan memasang ekspresi khawatir. "Dia tidak ikut denganmu?"

"Berhentilah berpura-pura, aku sudah tahu siapa kau!" Sarawat terdengar kesal karena wajah Khao mengingatkannya pada Arthit. "By the way, terima kasih telah membantuku mendapatkan kembali ingatanku...sekarang aku menguasai banyak mantra yang kuat untuk melawan siluman...akan kutunjukkan padamu...."

Tiba-tiba ia melemparkan beberapa talisman pada gadis itu, Khao seraya menciptakan portal dan memindahkan talisman itu ke tempat lain sebelum mengenainya.

Khao melototinya dengan kaget. "Begitukah caramu berterima kasih?" ia menyeringai dan menambahkan. "Kupikir hewan lebih baik daripada manusia...setidaknya mereka tidak akan menyerang duluan kecuali merasa terancam..."

"Karena wajahmu mengingatkanku dengan siluman ular putih...dan kau tau aku sangat ingin membunuhnya..." sahut Sarawat. "Bagaimana kalau kau menunjukkan wajah aslimu?"

"Aw, aku kira kau akan menyebut Namtan, by the way aku suka wajah ini dibandingkan dengan wajah asliku, apakah menurutmu, aku cantik?" ia menyentuh wajahnya dengan lembut.

Mendengar nama Namtan, Sarawat langsung teringat video yang ia terima. "Mungkin kau bisa menggoda Kong, tapi jelas bukan aku..." ia lalu mengganti topik dan menunjukkan video yang di terimanya pada gadis itu. "Apa kau bisa menjelaskan dari mana kau mendapatkan video ini?"

Khao membisu sejenak sebelum menjawab. "Kau tidak perlu tau dari mana aku medapatkannya, aku hanya ingin memberitahumu bahwa kau telah salah menuduh Namtan membunuh ketiga siswa tersebut, sebaliknya ia juga salah satu korban dalam kasus ini..."

"Namtan telah mengakui perbuatannya ..."

"Dia melakukannya untuk melindungi seseorang..."

"Siapa dan kenapa?" Sarawat menyeringai lalu menambahkan. "Jika kau mengatakan bahwa Namtan tidak bersalah, jadi maksudmu...semua ini adalah perbuatanmu?"

Khao seraya memelototinya. "Apa maksudmu?!"

"Aku menemukan gelangmu di lokasi kecelakaan terakhir, dan aku menduga entah bagaimana kasus ini berhubungan dengan kecelakaan yang terjadi tiga tahun lalu, dan kau memiliki video ini, itu berarti kau juga berada di tempat kejadian dan mungkin kau adalah tersangka..."

"Kau boleh membuat spekulasi berdasarkan analisismu sendiri...tetapi kau tidak bisa membuktikannya..."

"Jadi apa yang kau inginkan? Apakah kau memanggilku kemari untuk mengajakku bermain game detektif?"

"Apakah kau ingin tau siapa pelaku yang sesungguhnya?"

"Aku tidak akan masuk perangkapmu!!!"

"Tentu, tapi aku yakin kau tidak akan membiarkan Arthit mendapatkan mutiara terakhir, bukan?" gadis itu mengganti topik. "Selain itu, aku tidak memanggilmu kemari, kau datang karena merasa penasaran, bukan?"

Sarawat bungkam seketika dan mengepalkan tinjunya kuat, lalu membalas. "Apakah kau ingin mengatakan bahwa pelakunya adalah Arthit, jadi kau ingin membujukku untuk membantumu membunuhnya?"

IND - The Reason of Reborn - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang