Chapter Thirteen - Goat Demon

382 73 25
                                    

Arthit mengunjungi asrama Kong dan kebetulan pria itu hendak mengolesi obat pada luka di atas pundaknya yang hampir sembuh. Arthitpun menawarkan untuk membantunya.

Ia duduk bersila belakang Kong di atas ranjang, lalu mencelup cotton bud ke dalam botol obat luka cair, lalu mengoleskannya dengan hati – hati pada bekas jahitan di punggung Kong. Otot Kong tampak berdenyut sebagai reaksi perih, namun ia tidak mengeluarkan suara, melihat itu Arthit segera meniup lukanya untuk mengurangi perih.

"Terima kasih..." ucap Kong gugup.

Arthit tidak menjawab, tiba – tiba saja ia membawa wajahnya mendekat dan mengecup kulit sekitar luka dengan lembut, membuat Kong membeku seketika dan kaget, namun ia tidak memprotes.

Tidak berhenti di situ, ia lalu bergerak ke punggung dan leher, lalu tanpa sadar membawa tangannya masuk melalui bawah lengan Kong ke dadanya dan membelainya lembut, sementara bibirnya terus mencumbui tengkuk, punggung dan bahu Kong dengan penuh nafsu.

Tanpa sadar Kong memejamkan matanya dan menikmati setiap sentuhan, tidak dipungkiri tubuhnya menunjukkan reaksi nyaman dan nikmat, serta menginginkan lebih.

Sementara pikiran Arthit melayang kembali ke masa ribuan tahun yang lalu, dimana siluman masih berkeliaran bebas di alam liar, di dunia manusia. Saat itu ia sedang mandi di danau, dan tiba – tiba saja seekor naga hijau terbang di atasnya, berputar – putar di angkasa sejenak sebelum turun dan bergabung dengannya.

Arthit tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi pada saat itu seumur hidupnya, dimana jiwanya dan naga menjadi satu, menciptakan sebuah ikatan yang abadi diantara mereka, sesuatu tumbuh di dalam dirinya, sesuatu yang kemudian mengubah hidupnya selamanya.

Tiba – tiba saja pintu terbuka, Arthit dan Kong terenyak seketika, menoleh ke arah pintu dan membeku, dimana Sarawat dan Tine juga berdiri mematung melihat mereka dengan ekspresi tercengang.

"A-apa yang kalian lakukan?" tanya Sarawat sejenak kemudian, sedangkan Tine memasang wajah melongo dengan mata dan mulut terbuka memandang Arthit.

Arthit seraya menarik tangan dan tubuhnya menjauh dari Kong, lalu memutar tubuhnya menghadap ke samping, sedangkan Kong segera mengenakan bajunya kembali dan turun dari ranjang.

"A-aku sedang mengolesi obat dan Arthit menawarkan untuk membantuku..." jawab Kong gugup.

"T-tetapi yang kulihat bukan begitu..."

"Kau...salah lihat..." Kong berdalih dan segera mengganti topik. "By the way kenapa kau sudah keluar rumah sakit? Memangnya kau sudah diijinkan pulang? Bagaimana dengan lukamu?" ia menoleh pada Tine meminta penjelasan.

"Dia bersikeras hendak keluar rumah sakit...aku tidak bisa menahannya..." jawab Tine. "Er...kau tidak ingin menjelaskan apa yang kalian lakukan?" ia kembali ke topik sebelumnya.

"Menjelaskan apa, Nong? Kami tidak melakukan apa – apa..." tukas Kong. "Bisakah kalian setidaknya mengetuk pintu sebelum masuk lain kali?"

"Well, maaf...kami akan mengingat itu..." sahut Tine.

"Jika kalian ingin melanjutkannya, kami akan keluar..." Sarawat menimpali.

"Apakah kalian menemukan lokasi siluman kambing?" Arthit menebak dan segera menyela, untuk mengalihkan situasi.

"Bagaimana kau tau?" tanya Tine lalu menoleh padanya.

"Aku hanya menebak..."

"Aku harus segera menangkap siluman itu...." ujar Sarawat tidak sabaran dan hendak pergi.

Namun Tine segera menahannya dan memprotes. "Sebaiknya kita istirahat dulu dan menyusun rencana...agar ia tidak kabur lagi kali ini..." pria itu beralasan dengannya.

IND - The Reason of Reborn - ENDWhere stories live. Discover now