Chapter Twenty Three - When the Moment Work

399 76 14
                                    

Arthit mengeluarkan semua emosinya dan menyerang Sarawat dari segala arah tanpa ampun, sementara pria yang sattunya tampak kewalahan, ia mencoba menangkis dan menghindari serangan demi serangan dan mulai kehabisan nafas. Sarawat kemudian melemparkan talisman pada pria itu, tetapi Arthit meremasnya menjadi abu dan mengembalikan hadiahnya dengan icicle.

Tine yang tampak gelisah langsung menoleh pada Kong meminta bantuan. "Apakah kau hanya akan menonton mereka bertarung sampai salah satu dari mereka mati?"

Kong mengabaikan pertanyaannya, lalu memelototinya dan berkata. "Aku masih tidak percaya kalian adalah siluman?"

"Memangnya kau bisa memilih ingin menjadi manusia atau siluman?" protested Tine. "Yang paling penting adalah apa yang kau lakukan, bukan siapa dirimu!"

"Kalau begitu katakan padaku apa yang dilakukan oleh siluman pada umumnya?" balas Kong. "Menyakiti manusia, menyesatkan manusia, membohongi orang lain...hanya karena kau memiliki kemampuan untuk melakukan apapun yang kau inginkan..."

Tine menyeringai dan membalas. "Apa kau tahu apa yang paling ku benci dari manusia?" ia mengangkat alisnya. "Kalian begitu bodoh dan mudah tertipu, karena kau tidak memiliki kemampuan untuk membedakan mana yang benar atau palsu, tidak bisa mengenali siapa musuh dan temanmu sampai kau kehilangan semuanya dan baru menyesalinya."

"Apa maksudmu?"

"Gadis yang kau cium di ruangan itu adalah siluman kucing, ia tidak hanya mencuri pena Arthit, berpura – pura menjadi Khao dan membohongimu..."

Kong tampak terkejut, ia menebak Arthit melihatnya mencium Khao, tidak heran ia bersikap aneh tadi, pikir Kong.

"Kau berharap aku percaya padamu?!!" tukas Kong. "Aku mencurigai Arthit mencoba membunuh Khao dengan menuduhnya sebagai siluman...seperti yang ia lakukan di masa lalu...dan aku tidak akan membiarkan hal itu terulang lagi!"

Tine menyeringai. "Arthit tidak akan membunuh tanpa alasan, dan dia tidak akan menakuti orang untuk bunuh diri, melainkan langsung menikam jantung mereka, selain itu...manusia normal tidak akan selamat jatuh dari ketinggian seperti itu, pikirkan itu!"

"Jadi kau bilang aku berhalusinasi?"

"Terserah apa yang kau katakan, aku akan senang melihat suatu hari nanti ia akan merobek jantungmu dan memakanmu hidup-hidup!" Tine kehilangan kesabarannya. "Tapi sekarang, aku butuh kerja samamu!" lalu melesat ke belakang Kong, meletakkan pisau di leher pria itu dan berteriak.

"Berhenti bertarung atau aku akan membunuh si bodoh ini!!!"

Kong membeku seketika dan kaget, begitu juga dengan Sarawat dan Arthit. Mereka segera berhenti bertarung dan menoleh pada Tine.

"Lepaskan diai!!!" pinta Sarawat.

"Aku akan melepaskannya setelah kau membiarkan kami pergi!!"

"Aku tidak bisa melakukan itu..." Sarawat menyeringai dan mengeluarkan cermin. Arthit dan Tine membelalakkan mata mereka dan syok.

"Jadi, ini orang yang kau cintai dengan hidupmu? Kau rela mati demi orang ini? Dia tidak pantas mendapatkannya!" Arthit berkata sinis dan tertawa menyindir Tine sambil memandang Sarawat.

"Tutup mulutmu!!!" bentak Sarawat yang merasa kesal mendengar ucapan Arthit.

"Dia tetap akan mengirimmu ke neraka pada akhirnya..." Arthit menanmbahkan.

Tine berpikir sejenak dan melepaskan Kong, lalu maju dan berdiri di depan Arthit. "Biarkan P'Arthit pergi dan ambil aku!" dia memohon pada Sarawat.

"Kenapa aku harus melakukan itu jika aku bisa menangkap kalian berdua?"

Kong menghela nafas panjang dan juga berdiri di depan Arthit bersama Tine.

IND - The Reason of Reborn - ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora