Chapter Twenty One - Behind the Truth

361 61 10
                                    

Sementara Arthit beralasan pada Tine hendak mencari Kong, namun sesungguhnya ia pergi mencari siluman kucing setelah mengetahui bahwa gadis itu masih hidup dan memiliki mutiara naga terakhir yang hilang.

Arthit mengikuti gadis itu diam - diam hingga ia masuk ke dalam kamar mandi, ia lalu berjalan keluar dan mengintai ventilasi kamar mandi. Seperti dugaanya, seekor kucing hitam menyelinap keluar dari jendela ventilasi, menuju ke belakang gedung fakultas seni, lalu memanjat gedung dengan cara melompat dari jendela ke atas hingga sampai di atap.

Arthit bisa mencium aura siluman yang kuat dari dalam gedung termasuk Tine, namun ia tidak tertarik untuk bergabung, sebaliknya memutuskan untuk memanjat gedung dengan cara yang sama seperti siluman kucing, yaitu berubah wujud menjadi ular dan merayap mengikuti bentuk design asrsitektur gedung menuju ke atas.

Khao mengendap – ngendap masuk ke tangga darurat dan mengeluarkan busurnya, menargetkan Sarawat, namun saat ia hendak melepaskan anak panah, tiba – tiba saja perhatiannya teralihkan, menyebabkan targetnya meleset.

Arthit mengarahkan sisi pedang yang tajam di leher gadis itu dan menyuruhnya diam, lalu memerintahkannya untuk mengikutinya, meskipun Arthit bisa mendengar teriakan Tine di bawah.

"Kurasa hari ini adalah hari keberuntunganku, apakah kau setuju?" Arthit menyeringai padanya setelah berada di luar. "Aku tidak menyangka ternyata pencuri itu adalah kau...sungguh penyamaran yang sempurna..."

Gadis itu melirik pedang di lehernya sesaat lalu menoleh pada Arthit dengan pandangan tajam sebelum menjawab.

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan?"

Arthit mengangguk sambil tersenyum sinis, lalu mencengkram tangan gadis itu dan dan menarik lengan kemejanya ke bawah memperlihatkan gelangnya. Khao membelalakkan matanya kaget dan sadar bahwa ia tidak bisa lagi menutupi identitasnsya.

"Kupikir siluman lembu telah membunuhmu ribuan tahun yang lalu, aku tidak menyangka ternyata kau masih hidup dan berumur panjang, sekarang aku percaya pada mitos yang mengatakan kucing memiliki sembilan nyawa..."

"Apa kau berharap aku mati?" tanya Khao yang terdengar tenang. "Atau kau senang karena aku masih hidup?"

"Aku senang siluman lembu tidak membunuhmu karena aku akan membunuhmu dengan tanganku!!!" ujar Arthit.

"Well, sesuatu kehormatan bagiku untuk mati di tangan ular putih yang dikenal sebagai sang legenda...."

"Namun reputasiku masih kalah jika dibandingkan denganmu, dan karena perbuatanmu, aku harus menderita seumur hidup kehilangan satu – satunya keluargaku, terjebak di khayangan selama ribuan tahun, berpisah dengan orang yang paling kucintai, berjuang di antara hidup dan mati, dan kau menyebutnya legenda?!!"

"Maksudku...para siluman respek padamu karena kau telah membebaskan mereka dari penjara 500 tahun yang lalu..." ujar Khao. "Dan aku tidak tau kalau ternyata kau memiliki kisah yang begitu sedih di dalam hidupmu...namun kupikir, itu tidak ada hubungannya denganku..."

"Tidak ada katamu?!!" geram Arthit emosi. "Namtan sudah mengakui semuanya padaku!! Kau memanipulasinya, menyuruhnya mencuri telurku, lalu memberikannya pada siluman tikus!!! Apa kau masish ingin menyangkal?!!" ia seraya melesat ke depan dan mencekik leher gadis itu kuat

Khao bergidik dan tidak menyangka bahwa Arthit telah mengetahui semuanya. Ia berusaha menarik tangan Arthit untuk melepaskan diri.

"K-kau salah paham....kumohon....lepaskan...aku...",

"Salah paham?!!"

"Itu...adalah...rencana siluman tikus...." Khao berusaha menjelaskan. "Dia...mengelabuiku..."

IND - The Reason of Reborn - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang