Chapter 12 | Surat

6.7K 371 10
                                    

~Two Of Us ~

Louis Tomlinson

.

.

.

'Aku tidak akan lagi merasa sendirian karena aku percaya kalau kau selalu bersamaku.'

________________

Seudah hampir tiga bulan Auristela tinggal di mansion milik Sean. Tentu saja sudah banyak kisah yang di lewati Auristela. Dari yang menguntungkannya hingga yang merugikannya. Berbicara tentang keuntungannya selama tinggal di mansion ini adalah ia lebih merasa bebas karena tidak ada lagi tekanan yang di berikan ayahnya. Namun ruginya adalah hidupnya terasa sangat monoton untuk Auristela. Buruknya lagi ia sangat amat merindukan ibunya berserta pelukan hangat wanita itu.

Auristela dan ibunya hanya saling berbalas surat untuk mengobati rasa rindu. Itu pun harus dari tangan ke tangan baru bisa sampai ke kantor pos dan akan sampai ke ibunya. Posisi Auristela yang sedang bersembunyi tidak memungkinkan kalau dirinya yang langsung mengantarkan suratnya kepada kantor pos.

Namun kadang Auristela akan meminta orang suruhan Sean yang akan mengantarnya langsung. Auristela masih belum berani mengirimkan pesan melalui ponsel yang diberikan Sean beberapa bulan yang lalu. Pasalnya ia takut ayahnya mengetahui posisinya.

Beberapa bulan yang lalu, saat Sean kembali dari London, pria itu memberika ponsel keluaran terbaru dari salah satu brand ternama. Sean juga mejelaskan kalau ponsel milik Auristela di buang saat pria itu membawanya ke mansion yang ia tempatkan sekarang ini.

Alasannya adalah agar tidak terlacak oleh siapa pun. Masuk akal.

Seminggu dua kali Auristela atau pun ibunya saling mengirim atau membalas surat. Auristela juga sudah berpesan pada ibunya agar merahasiakan surat menyurat ini dari sang ayah. Auristela juga berkata pada ibunya kalau ia baik-baik saja dan jangan mencemaskan keberadaannya apalagi mencari keberadaannya.

Angela—ibunya selalu mengerti atas diri Auristela. Angela selalu membalas surat dari Auristela, lalu akan di kirimkan ke alamat palsu yang Auristela berikan. Nanti surat itu akan diambil oleh orang suruhan Sean.

Selembar kertas putih sudah ada di atas meja Auristela. Ia akan menuliskan surat kembali untuk ibunya. Ruangan bernuansa putih dan biru menjadi saksi bisu tangisan Auristela saat ia merindukan ibunya.

Athena juga sudah jarang mendatangi mansion milik Sean dikarenakan kesibukann wanita itu yang sedang merintih karirinya untuk menjadi seorang model. Di mansion sebesar ini sering membuat Auristela kesepian. Sean sering berpergian bersama Albert. Mereka seakan akan tidak mengenal waktu. Entah apa yang mereka lakukan, namun sepertinya itu hal penting.

Bahkan Sean baru datang tadi malam setelah pergi selama tiga hari. Mungkin sebentar lagi pria itu akan pergi kembali bersama si keparat Albert.

Akhirnya surat yang ia tulis untuk ibunya telah selesai. Auristela melipat kertas itu, lalu ia memasukannya ke dalam amplop berwarna merah. Auristela juga menuliskan 'As Usual' yang berartikan 'seperti biasa' dan diberi emoticon hati di sampingnya. Sekarang waktunya mengirimkan suratnya!

Auristela langsung berdiri dari kursinya, lalu beranjak keluar kamarnya untuk mencari Sean. Auristela menemukan Sean sedang berada di ruang tamu dengan segelas whiskey. Tanpa pikir panjang, Auristela langsung menghampiri pria itu.

 Tanpa pikir panjang, Auristela langsung menghampiri pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arco Iris | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang