Chapter 30 | Latihan Perang

3.5K 171 0
                                    

~Strip That Down~

Liam Payne

.

.

.

'Sebelum mereka menghancurkan kita, mereka semua sudah hancur terlebih dahulu!'
_________________

'Sebelum mereka menghancurkan kita, mereka semua sudah hancur terlebih dahulu!'_________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cepat!" titah Xavion. Auristela segera menghampiri pria itu dengan malas. Seperti biasa, ia harus berlatih, berlatih, dan berlatih! "Ambil pistol itu!" Xavion kembali memerintah. Kesal, Auristela langsung melemparkan pistol yang ada di genggamannya pada Xavion. Xavion yang melihat aksi Auristela hanya terkekeh geli kala pistol itu mengenai kepalanya.

"Langsung saja kita ke materi latihan perang," ucap Xavion dengan enteng. Tidak ada rasa beban sedikit pun pada diri Xavion. "Are you kidding me?" Apa pria yang sedang bersamanya ini sudah gila? "Kenapa? Kau takut?" tanya Xavion. Nada suara pria itu lebih terdengar seperti ejekan. Xavion meremehkan Auristela! "Aku belum menguasai materi menembak Xavi! Latihan perang itu tes terakhir!" kesal Auristela. Gila saja! Dasar sinting. Bagaimana bisa pria itu langsung menyuruh dengan seenaknya?!

"Sudah jangan banyak bicara!" ucap Xavion.

Terkutuklah untuk seseorang bernama Xavion fucking Lorenzo!

Dengan malas dan terpaksa, Auristela mulai memakai baju perang dan peralatan lain yang dibutuhkan. Ia juga menguncir rambut coklat emasnya menjadi satu. Auristela menarik napasnya dalam. Walau peluru yang digunakan bukan peluru benar, tapi tetap saja akan terasa sakit kalau terkena bagian tubuhnya!

"Siap?" Xavion menatap remeh Auristela. Auristela hanya menanggapinya dengan memutarkan bola matanya—tidak peduli. "Berdoalah agar kau tidak kalah telak," ledek Xavion. Sialan! Lihat saja nanti! Pria itu banyak omong sekali!

Tuhan menciptakan Xavion dengan mulut wanita!

Dua puluh menit kemudian....

Cukup. Setelah dua puluh menit berlalu latihan peperangan, Auristela benar-benar sudah tidak sanggup lagi. Xavion benar-benar ahli dalam hal ini. Tembakan peluru pria itu selalu tepat sasaran. Untung saja Auristela mengenakan pelindung.

Namun puluhan peluru sudah mengenai pakaian pelindungnya. Xavion sialan! Pria tidak punya hati! Berengsek!

Peluru yang Auristela tembakan sama sekali belum mengenai Xavion. Sial! Ini tidak adil. Sekarang Auristela sedang berlindung di balik dinding. Ia sedang memikirkan cara agar pelurunya bisa mengenai Xavion. Pria berengsek itu benar-benar sialan!

Lama berpikir, Auristela jadi mengingat Sean. Ya, bukankah waktu itu ia pernah belajar menembak bersama Sean? Sean juga benar-benar ahli seperti Xavion. Tapi apa yang dikatakan Sean saat itu? Auristela bahkan tidak mendengar jelas saat itu. Apa lagi mengingatnya untuk sekarang.

Arco Iris | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang