Awal Baru

3.7K 285 46
                                    


Ini yang di tunggu tunggu semua murid, pekan yang isinya promosiin ekstrakulikuler masing masing.

Disini bakal banyak kakak kelas yang bakal promosiin club mereka masing masing. Itu surga bagi kelas 1 karena bisa sekalian cari kakak kelas ganteng apalagi ini stand yang paling ujung ramai banget.

"Kak kalau mau daftar jadi manager dimana ya formulirnya?" Salah satu murid kelas 1 maupun 2 sudah mengerubungi Suna dan Kita.

"Maaf kami sedang tidak membuka pendaftatan bagi manager" Kita berusaha untuk meredam kericuhan yang ada.

"Ada pasti, mana kak formulirnya" Suna sudah mulai jengah dengan semua hal ini.

Beda sekali dengan murid satu ini siapa lagi kalau bukan (y/n) sekarang dia sibuk wifian di perpus yang sepi, mengingat semuanya pada sibuk di lapangan.

(Y/n) emang enggak terlalu peduli dengan kegiatan apapun di sekolahnya sih, gadis itu lebih suka rebahan dan nonton anime yang banyak ikemennya.

Sudah 30 menit berlalu hingga seseorang langsung berbinar melihatnya.

"Hoi (surname)-chan" Merasa terpanggil (y/n) segera mendongak dan melihat siapa yang memanggilnya.

"Suna-kun ssssttttt jangan berisik" (y/n) menempelkan telunjuknya tepat di depan bibirnya memberikan gerakan tanda Suna harus diam.

"Padahal suaraku sama sekali tidak keras" Suna segera duduk di depan gadis itu dengan sekat meja sebagai batas mereka.

Suna sudah bisa menebak jika gadis yang merangkap sebagai teman sekelasnya ini sedang sibuk dengan ponselnya. Bahkan sudah bertengger earphone di telinganya, jelas sekali gadis ini kabur dan tidak berminat mengikuti kegiatan club sama sekali.

"Kau benar tidak ingin menerima tawaran Kita-san untuk jadi manager tim voli? Daripada nganggur begini?" (Y/n) yang di ajak bicara hanya menggeleng.

Dulu waktu kelas 1 sebenarnya (y/n) sudah di tawari Aran dan Suna untuk ikut jadi manager mengingat gadis di depannya sangat berpotensi sekali. Tapi (y/n) memutuskan menolak.

Beberapa hari setelah tawaran itu, Kita menawarkan padanya, tetap masih di tolak. Jika di tanya alasannya, jawabannya pasti sama 'aku enggak mau capek' emang jawaban enggak aneh.

"Suna-kun" Panggil (y/n) yang ternyata sudah selesai kegiatannya, Suna hanya menatapnya malas.

"Kau lapar tidak, aku lapar ayo kita cari makanan" Suna terdiam sebentar, 'haduh senyum bodoh itu' batinnya saat (y/n) menatapnya sambil tersenyum lebar.

Karena akibat senyum bodoh itu pipi Suna sedikit memerah, dia buru buru berdiri dan segera keluar perpustakaan.

(Y/n) buru buru menyusul Suna, sedikit bingung dengan tingkah teman sekelasnya itu. 'Apa dia selapar itu hingga meninggalkanku?'

Beda lagi yang satu ini. Dua anak kembar sedang ribut membeli onigiri mana yang akan mereka makan.

"Samu mending ambil tuna aja" Si kembar dengan rambut kelabu menggeleng.

"Ambil yang ini aja sumu" Si kembar yang satunya menggeleng.

Begitu terus tidak akan selesai. Mereka memang suka berdebat hal hal tidak penting di mata orang lain.

"Ya sudah ini aja" Akhirnya mereka memutuskan membeli onigiri dengan rasa yang sudah di sepakati.

"Eh itu Suna" Atsumu segera melihat ke arah di tunjuk oleh sang kembaran. Sepertinya ada yang berbeda.

Suna baru kali ini makan di kantin bersama seorang perempuan, pemadangan yang tidak biasa, apalagi mereka terlihat sangat akrab.

"Sepertinya awal semester ini banyak hal yang akan berubah" Osamu tiba tiba berbicara hal yang entah disadari atau tidak di setujui oleh Atsumu.

13.06.20

ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang