Coklat (2)

608 102 9
                                    

Hari ini (y/n) masih mendapat coklat lagi, dia jadi penasaran dan bingung siapa yang ngasih. Kali ini coklat yang berbeda rasa kertasnya juga masih sama warna biru. Ada pesan yang di tinggalkan lagi.

'Bir Jigga – Sepatu'

Masih dengan teka teki dan tanpa pengirim, (y/n) mulai enggak ngerti ini apa.

Dia memilih menyimpan coklat itu ke dalam tasnya. Dia akan memikirkannya nanti. Hari ini Suna minta catatannya lagi. Dia memilih untuk nunggu aja kayak kemarin, malas jika ramai seperti kemarin.

Akhirnya dia ke perpus dulu sambil nonton anime pakai earphone juga, mantap pokoknya. Apalagi ac perpustakaan tuh dingin jadi bikin ngantuk. Suasana sepi perpustakaan jadi semakin mendukung untuk tidur, tapi enggak bisa karena dia ada janji dengan Suna.

Tapi pada akhirnya (y/n) jadi ketiduran, hpnya masih nyala lagi.

(Y/n) bangun dan ngerasa kalau tidurnya tuh nyenyak banget, tapi di jadi bingung ada jaket warna merah khas punya anak voli sekolahnya dan ada puding di meja, pudingnya ada pesannya lagi.

'Di kembaliinnya nanti kalau kita ketemu aja'

(Y/n) mengerjabkan mata lalu segera menggunakan kacamata agar lebih nyaman membacanya. 'Kok? Kenapa harus di kembaliin waktu ketemu, emang mau ketemu kapan?' Batin (y/n) dalam hati.

Dia baru sadar kalau ada janji dengan Suna, buru buru (y/n) keluar dari perpus untungnya perpustakaan belum di tutup jadi dia enggak ke kunci.

Sampai di gym, (y/n) segera mengintip ada orang atau tidak hingga saat dia mau mengintip dari balik pintu, ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Osamu-san?" (Y/n) terkejut dengan kehadiran Osamu yang berdiri menjulang tinggi di depannya.

"Kok ngintip ngintip, masuk aja" Osamu segera melangkah masuk ke dalam gym di ikuti (y/n).

"(Surname)-chan" Gin menyapa (y/n) yang baru datang.

"Lho ini jaket siapa? (Surname)-chan kok punya jaket anak voli?" Akagi binggung tapi berkat Akagi semua anggota voli jadi gemas. Karena (y/n) menggunakan jaket kebesaran di tubuhnya jadi kelihatan lucu dan menggemaskan.

Anak voli kembali sibuk sendiri dan enggak ada yang jawab apa yang di katakan Akagi, baru aja (y/n) mau nanya Atsumu datang bersama Suna.

Dia baru sadar kalau semuanya pakai jaket kecuali mereka, terus ini punya siapa.

"Lama nunggunya?" Suna bertanya sambil mengusap pucuk kepala (y/n).

"Enggak, tadi aku baru datang kok. Habis darimana?" Suna memperlihatkan plastik berisi makanan yang artinya mereka habis beli makan di luar.

"Mau onigiri?" (Y/n) mengangguk dan segera kedua tangannya terulur mengambil Onigiri tapi Osamu ini emang ya kalau soal makanan apalagi Onigiri main di ambil aja.

"Itu punya (y/n)" Suna tuh enggak ngerti sama temennya satu ini.

"Laper, maaaf ya (Surname)-chan" Osamu berbalik dan segera makan.

Suna segera mengambil onigiri yang lain dan di berikan pada (y/n). Suna juga bilang kalau habis ini dia akan mengantar (y/n) pulang.

(Y/n) pengen banget cerita ke Suna kalau dia dapat surat enggak jelas dan coklat yang jelas bukan kesukaannya, tapi dia urungkan, Suna mungkin lelah jadi ya kapan kapa aja ceritanya.

"Bagaimana di kelas?" Suna bertanya pada (y/n) yang sekarang duduk di depannya karena kereta sedang penuh dan bangku yang tersisa sedikit, Suna menyuruh untuk (y/n) duduk tapi (y/n) sempat enggak mau, enggak enak sama Suna karena pasti lelaki itu lebih capek darinya. Tapi akhirnya (y/n) mau duduk setelah di paksa Suna.

"Ya gitu biasa aja" Suna tersenyum saat mendengarnya.

"Kamu kapan sampai finalnya, aku pengen nonton" Senyum milik Suna semakin melebar saat mendengar (y/n) bilang begitu.

"Tunggu aja, pasti menang kok, kami semua pengen sampai nasional" (Y/n) ikut tersenyum.

Mereka sudah sampai di stasiun berikutnya dan segera berjalan pulang.

"Suna-kun mampir ke mini market sebentar yuk" Suna hanya mengangguk menyutujui.

Mereka masuk tapi yang terlihat antusias adalah (y/n), gadis itu memilih banyak sekali cemilan. Suna hanya melihat dari kejauhan sambil memainkan ponselnya.

Semenjak mengenal (y/n), Suna memang jadi jarang main ponsel, teman setimnya juga sadar kalau Suna banyak berubah, wajahnya juga sekarang enggak sedatar dulu, itu semua karena satu orang.

"Sudah, yuk pulang" Suna megangguk, segera memasukkan ponselnya ke saku celana seragamnya.

Mereka sampai di depan rumah (y/n).

"Ini untuk Suna-kun" Suna bingung kenapa (y/n) memberikan semua belanjaannya tadi.

"Suna-kun sudah sering memberikanku coklat sebagai jimat keberhasilan, jadi aku berinisiatif membelikan cemilan sebagai tanda semangatku untuk Suna-kun" Perasaan yang sekarang di rasa Suna memang campur aduk, bagaimana ya dia senang juga tidak menyangka.

"Arigatou" Suna dan (y/n) hanya bisa bertukar senyum, tanda perpisahan mereka, karena mulai besok (y/n) akan jarang ketemu Suna karena dia akan sangat sibuk.

14.07.20

ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang