Balasan

1.2K 203 5
                                    

Sesuai yang di katakan sang kembaran, Atsumu akhirnya ke kelas Suna untuk minta maaf. Bisa di bilang sekarang Atsumu macam idol yang berjalan di red carpet. Atsumu tidak peduli dengan mata yang menatapnya kagum, yang di pedulikan sekarang adalah manusia yang akan ia hadapi.

Setelah sampai di kelas Suna, jujur aja dia sangat gugup. Baru ini dia gugup karena minta maaf apalagi pada seorang perempuan. Sebenarnya dia agak bingung kemarin, tidak hanya dia aja tapi semua anggota voli heran, bagaimana seorang Suna bisa jadi sangat perhatian dan sedikit bawel padahal Suna inikan salty banget sekali ngomong, apalagi main seringnya dengan dia, samu dan Ginjima. Suna juga terkenal pendiam diantara mereka.

"Suna" Panggil Atsumu.

Suna yang di panggil hanya melihat Atsumu yang berada di luar kelas. Atsumu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Suna keluar kelas menghampiri Atsumu.

"(Surname)-chan mana?" Atsumu tidak melihatnya tadi. Tapi orang yang di cari berada tepat di belakangnya sedang memeluk beberapa buku yang baru di ambil dari perpusatkaan. Jika aja Suna tidak menunjuk arah belakang Atsumu, mana Atsumu menotice, (y/n) aja mungil begitu.

"Ada apa ya Miya-san?" Suara sangat pelan dan (y/n) menunduk takut dengan Atsumu, masih trauma di timpa badan Atsumu kemarin.

"Maafkan aku kemarin (surname)-chan" Atsumu segera ojigi dengan posisi 90 derajat tanda ia sangat merasa bersalah.

(Y/n) sangat terkejut apalagi penghuni kelasnya yang jarang sekali melihat Atsumu macam begini, bukan penghuni kelas Suna dan (y/n) tapi di luar itu juga kaget. (Y/n) bukan tipe yang suka jadi pusat perhatian jadi dia bingung harus bagaimana menghadapi ini.

"Miya-san bisakah berdiri dengan tegap terlebih dahulu" Tapi ya namanya Atsumu ini tipe yang enggak mau dengar jadi dia masih melakukannya.

"Miya-san tolong berdiri dengan benar, aku sudah memaafkanmu, kamu bisa kembali ke kelas" Suna hanya terkekeh melihat (y/n) yang sangat grogi saat ini karena jadi pusat perhatian apalagi yang membawanya adalah Atsumu.

"Osu" Atsumu lalu berdiri dengan benar, dia memperhatikan wajah (y/n) yang sedikit memerah karena malu, Atsumu tiba tiba jadi gemas.

"Sana kembali ke habitatmu" Atsumu ingin sekali menampol Suna saat ini. Atsumu baru sadar perasaannya sangat lega setelah di terima permintaan maafnya tapi juga berdebar setelah melihat raut wajah memerah milik (y/n) tadi.

Kembali ke keadaan semula, (y/n) merasa wajahnya sangat panas. "Aku enggak mau ke gym lagi" Suna hanya diam memperhatikan.

"Suna-kun kenapa tadi tidak menolongku?" Suna menaikkan salah satu alisnya.

"Orang orang pasti berpikir yang tidak tidak tadi" Suna hanya tersenyum tipis, ya bagaimana Atsumu kan idola. Pasti semua mata memandang dia, apa yang dia lakukan pasti di lihat banyak orang.

"Anggap aja itu hanya sekali seumur hidup" (Y/n) masih kesal dengan Suna walaupun Suna sudah bilang seperti itu.

Ini sudah waktunya pulang sekolah, waktu sangat cepat berlalu sepertinya. Tapi yang aneh adalah 2 kembar Miya justru belum beranjak dari kelas mereka.

"Ini kita beneran minta tolong (surname)-chan untuk membantu ulangan bahasa inggris kita?" Atsumu benar benar masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Guru dan kapten mereka.

"Kenapa Kita-san tidak langsung mengajari kita aja, kenapa harus lewat perantara orang lain?" Osamu juga enggak percaya dengan yang di katakan kakak kelas yang merangkap menjadi kapten mereka tadi.

Timingnya sangatlah tepat, (y/n) dan Suna kebetulan melewati kelas si kembar. Osamu buru buru keluar dan menghampiri mereka.

"Waktunya tepat sekali" Osamu menatap (y/n)dengan wajah datarnya, yang di tatap kebingungan. Apakah mereka akan menjadipusat perhatian lagi, (y/n) harus kabur. 

14.06.20

ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang