Final

1K 117 18
                                    

Suna benar benar gugup entah kenapa, Suna yakin dia akan baik baik aja tapi entah kenapa dia jadi enggak tenang begini, padahal mau bertanding. Suna segera minum segelas air dan menetralkan debaran jantungnya.

Teman teman yang lain sampai enggak nyangka Suna segugup ini padahal kemarin Suna semangat banget liat di ponselnya nyari video nembak mbak gebetan yang romantis tapi kenapa waktu hari H justru dia segugup ini.

"Tenangkan dirimu" Kita memberi tepukan pada lengan Suna tanda menenangkan.

Sementara sang gadis sudah duduk paling depan, karena berkat Osamu dia bisa mendapat tempat duduk khusus yang bisa membantunya melihat jalannya pertandingan dengan jelas.

Dia sungguh enggak sabar melihat pertandingan Suna.

Tidak perlu waktu lama, team yang akan bertanding memasukki lapangan, mereka akan melakukan pemanasan dulu.

Suara penggemar si kembar Miya sungguh membuat telinga sakit karena saking kerasnya. Osamu tersenyum tipis saat (y/n) melambaikan tangannya tadi, memberi tau jika dia berada disana, gadis itu juga memberi tanda kepalan tangan tanda semangat.

Osamu mengangguk sebagai jawaban, Osamu menepuk bahu kembarannya dan menunjuk (y/n) yang memeberikan semangat pada Atsumu juga. Atsumu jelas jadi salah tingkah, tapi dia berusaha tersenyum dan mengangguk.

Suna masih mencari keberadaan (y/n) dia belum melihatnya di bangku penonton sekolahnya.

Tidak perlu waktu lama, pertandingan segera di mulai. Kebetulan yang akan memulai pertandingan lawan terlebih dahulu.

(Y/n) hanya fokus pada Suna, bagaimana dia memblock serangan lawan, dia juga memspike bola hingga mendapat poin untuk teamnya, (y/n) benar benar menyukai bagaimana Suna menikmati jalannya pertandingan.

Setelah melewati waktu yang panjang, sekolahnya menang dan lolos ke pertandingan nasional mewakili hyogo. Tentu (y/n) sangat bangga akan usaha keras mereka.

Acarapun selesai, Suna masih tidak menemukan, (y/n) dimana. Apa gadis itu enggak datang? Bukankah dia sudah janji.

Mereka semua keluar dari lapangan, tapi acara belum sampai sana aja, masih ada wawancara dan lain lain jadi mereka masih tertahan di gedung olahraga.

Suna merasakan ada tepukan di bagian punggungnya, dia menemukan seseorang yang wajahnya di tutup dengan sebuket bunga warna merah di tangannya.

"Selamat atas kemenangannya" Suna sangat kenal suara siapa, buket itu di turunkan terlihat wajah (y/n) yang tersenyum lembut padanya.

"Kamu datang?" (Y/n) mengangguk dia ingin mengucapkan sesuatu, tapi Suna lebih dulu menubruk badannya dan merengkuhnya dalam pelukan.

"Suna-kun kan masih keringetan" Suna enggak peduli tapi dia senang karena (y/n) datang menonton pertandingannya.

"Kamu duduk dimana tadi?" Suna sambil ngusap rambut (y/n) bertanya bahkan posisi mereka masih berpelukan.

"Sana depan" Tunjuk (y/n) sambil merenggangkan pelukan mereka.

"Pantas, enggak keliatan" (y/n) cemberut tapi itu membuat Suna jadi gemas.

"Suna-kun, apa enggak ada yang mau kamu katakana padaku?"

Suna jadi grogi lagi, duh dia bingung mau mulai darimana tapi karena posisinya mereka sedang berpelukan dan kebetulan juga sepi, Suna dengan hati hati mendekatkan wajahnya pada (y/n) dia harusnya mengikuti naluri lelakinya kali ini.

Mereka berciuman, ciuman Suna lembut, tidak terkesan menuntut, harapan Suna dari ciuman ini perasaannya tersampaikan.

(Y/n) segera menepuk bahu Suna karena gadis itu sudah kehabisan nafas.

"(Surname)-chan ah bukan bukan (y/n) aku sudah menyukaimu sejak awal kelas 1, tolong jangan marah jika setelah ini kamu enggak nyaman, tapi aku ingin kamu tau seribu satu hal yang aku inginkan satu itu adalah kamu"

Muka (y/n) memerah, dia menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang Suna.

"Kalimatnya yang sederhana aja"

Suna terkekeh, dia mendekatkan bibirnya pada telinga kanan (y/n). "Aku cuman mau kamu (y/n) jadilah sahabatku dan teman hidupku" (Y/n) mengeratkan pelukannya, dan mengangguk.

Suna lega, dia benar benar lega.

"Suna-kun, aku boleh tanya"

Suna mengangguk, "Kenapa kamu memberikan coklat yang bukan kesukaanku dan memberikan teka teki padaku?"

"Biar kamunya enggak curiga, lagian enggak boleh terlalu pilih pilih makanan, pinter banget pacarku bisa mecahin teka tekinya"

(Y/n) semakin malu.

"Sun, lho mau bal- " Osamu diam, kaget lebih tepatnya. Atsumu dan yang lain mengikuti dari belakang Osamu.

"Suna mana?" Gin bertanya pada Osamu karena sejak tadi enggak lihat Suna.

"Kita langsung ke bus aja yuk" Osamu mengajak yang lain.

"Suna masa mau ditingg- " Yang lain kaget karena lagi liat adegan haram untuk para jomblo.

"Di bilangin langsung ke bus aja kok" Osamu segera menggiring yang lain untuk pergi.

Suna dan (y/n) enggak sadar aja dari pelukan sampai mereka ciuman di tonton sama yang lain.

14.07.20

ChooseWhere stories live. Discover now