Dilema dan Osamu

776 119 12
                                    

Hari (y/n) sengaja pergi lumayan sore karena ada rencana dengan Osamu, ya kembaran dari Atsumu ini minta di temani untuk membeli beberapa barang karena mulai minggu depan klub voli akan fokus dengan pertandingan.

Osamu juga sebenarnya ada niat terselubung kenapa mengajak (y/n) untuk pergi dengannya. Ada beberapa hal yang ingin di bicarakan Osamu dengan (y/n).

Karena sore ini kebetulan kosong (y/n) bersedia menemani Osamu pergi.

"Osamu-san sudah datang?" (Y/n) sedikit terkejut saat melihat Osamu sudah ada di tempat janjian, mereka bertemu di dekat stasiun dekat sekolah.

"Kamu enggak telat kok, Aku yang datang awal" (Y/n) mengangguk sebagai jawaban.

"Ya udah yuk, keburu ke maleman. Ini aja udah jam 5 sore" Osamu dan (y/n) sekarang berjalan berdampingan. Mungkin kalau enggak tau mereka ini teman sepantaran pasti (y/n) di bilang adik Osamu karena (y/n) itu mungil.

Mereka tidak berbicara hingga sampai di toko sepatu olah raga. Rencananya Osamu ingin membeli sepatu baru. Menurutnya sepatu yang lama tidak terlalu nyaman di pakai makanya dia beli baru.

"Tunggu sini aja" (Y/n) mengangguk menurut apa yang di katakan Osamu.

Osamu pergi melihat lihat dan menemukan beberapa pasang sepatu, yang menurutnya cocok.

"Yang ini atau yang ini?" Osamu membawa 2 pasang sepatu yang menurutnya cocok ke (y/n).

(Y/n) mendongak melihat ke arah Osamu. Sesaat (y/n) sedikit terpesona dengan penampilan Osamu hari ini, menurutnya Osamu sangat tampan. Padahal cuman pakai hoodie dan celana jeans tapi kenapa ganteng banget.

"Jadi?" (Y/n) segera mengerjapkan mata dan fokus pada sepatu yang di bawa Osamu.

"Aku suka yang ini, menurutku cocok dengan Osamu-san" Osamu mengangguk dan melihat sepatu yang di pilih (y/n).

"Aku juga suka yang ini" Osamu segera meghampiri pramuniaga yang ada dan segera membayar sepatu yang sudah di pilih.

Mereka keluar dari toko dan segera berbelok ke arah berlawanan dengan stasiun. Di kiranya (y/n) perjalanan mereka berakhir disini, tapi nyatanya Osamu justru mengajaknya pergi ke suatu tempat.

"Kita makan sushi dulu ya?" (Y/n) sedikit tertegun, di kiranya Osamu hanya memintanya menemani membeli sepatu aja habis itu pulang.

"Osamu-san" Panggil (y/n)

"Tenang aja, aku yang teraktir kok, coba cari tempat yang nyaman, aku yang pesankan sesuatu" (Y/n) hanya bisa nurut aja.

Osamu tidak lama datang sambil membawa sesuatu, tunggu kenapa Osamu membawa gelas.

"Tadi aku pesankan teh, ini aku bawakan" (Y/n) mengerjap ngerjap enggak ngerti.

"Minum aja enggak ada racunnya" Apa mungkin Osamu tau ya (y/n) kedinginan jadi dia memesan teh terlebih dulu.

"Arigatou" Lalu (y/n) segera meminum tehnya.

"Mau pesan sushi apa?" (Y/n) hanya menjawab untuk menyamakan pesanan.

Sekarang disinilah mereka, duduk berhadapan di iringi dengan suara musik yang mengalun pelan semacam kencan aja.

"Oh ya (surname)-chan, maaf aja Aku enggak suka basa basi, jadi kamu tau kalau Suna itu suka kamu, atau Atsumu yang suka kamu" Setelah Osamu berbicara semacam itu (y/n) tersedak dan tepat sekali datang makanan mereka.

"Ah maaf, pasti kamu terkejut" Osamu menepuk bahu (y/n) untuk membantu meredakan batuknya karena tersedak.

Setelah mereda, (y/n) segera meminum segelas air agar baikkan, karena bingung mau jawab apa, (y/n) bertanya pada Osamu apakah sudah boleh makan? Osamu tentu mengiyakan, sepertinya (y/n) masih kaget, itu yang di pikirkan Osamu.

Mereka makan dalam suasana tenang, enggak ada yang berbicara di antara mereka.

"Osamu-san begini, sebelum membahas tentang Suna-kun dan Atsumu-san bisa kita berbicara topik lain?" Osamu mengangguk mengiyakan, ya bagaimana tidak pasti mereka jadi canggung banget kalau masih bahas yang tadi.

"Kalau aku bilang, aku ini mengagumimu sejak lama bagaimana? Maksutku aku juga salah satu fansmu sejak smp hanya aja aku enggak seberani yang lain yang bisa mengutarakan rasa kagumnya, lagian kamu sudah punya banyak fans jadi menurutku ya lebih baik mengagumimu dalam diam itu sudah cukup" Osamu masih tidak percaya dengan apa yang di katakan (y/n) jadi gadis di depannya ini dulu satu sekolah dengannya, kenapa enggak sadar ya dia.

Osamu masih diam belum tau apa yang harus dia katakan masalahnya dia enggak pernah punya pikiran membahasan mereka akan sampai sini.

"Osamu-san jangan terlalu di pikirkan kalau tidak nyaman bisa di abaikan, setelah ini kita akan jarang ketemu, lagian aku sebentar lagi sudah selesai jadi mentor kalian jika kalian sudah bertanding" Osamu mengerjapkan matanya pelan, dia bingung mau jawab apa.

"Osamu-san, aku yang akan bayar ini. Aku pamit pulang duluan" Osamu yang sadar langsung mecekal lengan (y/n) agar tidak buru buru pergi.

"Tunggu disini sebentar, aku akan antar pulang. Sebentar lagi aku selesai makannya" (Y/n) akhirnya mau duduk kembali walau harus di plototi oleh Osamu dulu.

Osamu masih terkejut walaupun sudah tidak sekaget tadi. Dia enggak sangka jika gadis yang sering bantuin dia dan duduk di depannya ini juga fansnya tapi ya, (y/n) enggak agresif cenderung menghindar oleh kerumunan juga manusia yang memancing kerumunan itu semacam dia dan kembarannya.

"Jadi sudah selama itu? Maksutku kenapa enggak bilang?" Osamu kalau di bilang (y/n) pengagumnya juga masih enggak percaya.

"Bilang apa? Kan aku sebatas kagum dengan Osamu-san bukan suka yang bagaimana" Jelas (y/n). Ya benar juga sih apa yang di bilang (y/n).

"Kalau begitu Suna dan Atsumu bagaimana?" (Y/n) bingung mau jawab apa.

"Entah aku bingung, aku baru kenal Atsumu-san, Suna-kun juga teman yang baik. Aku belum ada rasa apa apa"

"Maaf ya membuatmu bingung (surname)-chan aku tidak bermaksud hanya ingin tau aja" (Y/n) mengangguk.

"Tapi kalau mereka menyatakan perasaan padamu, bagaimana?" Osamu penasaran tentang ini.

"Aku akan dilema"

10.7.20

P.S.

Kalian dilema tidak kalau di tanyain Osamu kayak gitu? Aku tim hehehehe tim mana aja boleh deh ;)

ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang