5. Video call

16.1K 1.7K 358
                                    


Brakkk..

Seseorang mendobrak pintu kamar Jaemin, ahh.. ternyata Jeno suaminya.

"apa maksudmu hah?!"-ujar Jeno tiba-tiba sambil mencengkeram dagu Jaemin kuat, Jaemin merintih kesakitan "ada apa?"

Ia tertawa sinis "kau masih berlagak polos?"

"aku tidak mengerti maksudmu"

"kenapa kau berani datang ke kantorku?"

"apa yang salah?"

"kau masih tidak mengerti? gara-gara kau kak Winwin jadi marah pada Renjun, kau tau!!"

"lalu hikss kenapa kau menyalahkanku?"-balas Jaemin mulai terisak.

"jangan munafik! Kau sengaja kan bawa makanan ke kantor agar semua keluargaku jadi merasa simpatik denganmu! Lalu kau menangis di depan kak Winwin!! jawab!"

"a-aku hikss tidak bermaksud begitu, aku hanya..."

"cukup!! Mulai sekarang jangan pernah mencampuri urusanku!! Kalau tidak.."-Jeno menggantungkan kalimatnya, lalu beberapa detik kemudian ia kembali berucap dan menatap sinis Jaemin " kau akan menjadi janda! Paham Na Jaemin?"

Jaemin tidak berani menjawab, yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah menangis.

Saat ini ia sangat butuh bahu untuk bersandar, tangan untuk digenggam, dan badan untuk di dekap.

Ia ingin sekali menemui sahabat-sahabatnya menceritakan semua, tetapi masalah ini adalah masalah rumah tangganya yang harus ia selesaikan sendiri, mungkin untuk saat ini Jaemin ingin menyendiri tanpa gangguan orang lain.

Setelah membentak Jaemin, Jeno pun langsung pergi meninggalkannya tanpa mengatakan kata-kata lagi, bahkan saat ia keluar dari kamar Jaemin ia membanting pintu dengan keras sampai jaemin terkejut.

Tingg tingg tingg...

Suara panggilan dari handphone Jaemin yang membuyarkan lamunannya dengan mata yang sembab, Jaemin segera membuka hp nya lalu tersenyum, ternyata sahabatnya.

"hallo nana, i miss you so much"-ucap sahabatnya yang berada di seberang panggilan.

"tidak perlu sok inggris di depanku"

"haha, kenapa kau sulit sekali di hubungi?!"

"apaan!? kau kali yang jarang menghubungiku!"

"hehe maafkan aku, bisa kita ganti vidcall? Aku juga sedang bersama Hyunjin dan Sunwoo sekarang"

"baiklah"

Mereka pun akhirnya berpindah panggilan telefon menjadi video call, ketiga temannya terkejut mengapa wajah Jaemin seperti orang sehabis menangis karena mata dan hidungnya yang merah.

"kau kenapa na?"-ujar Sunwoo di seberang sana.

Jaemin yang sadar langsung gelagapan sendiri, ia lupa kalau wajahnya saat ini terlihat buruk. Ia langsung membenarkan wajahnya di kamera "tidak apa-apa memangnya kenapa denganku?"

"kau seperti habis menangis"-Hyunjin.

"iya, tidak perlu menutupinya. Katakan padaku siapa yang membuatmu seperti ini?"-ujar Jinyoung.

Jaemin tersenyum hangat, sahabat-sahabatnya ini posesif sekali terhadapnya. Ia sangat bahagia bisa menatap sahabatnya, tetapi..

"hei Jinyoung, bukankah kau tinggal disini? Kenapa kau bisa disana?"-balas Jaemin mengalihkan pembicaraan.

"ehehe aku liburan kesini na, papa menyuruhku untuk refresing sekalian mencari spot pemandangan untuk tambahan bahan skripsi ku"

Seketika raut wajah Jaemin berubah menjadi sendu, ia membayangkan seru nya masa masa ia sebelum keluar kampus. mengambil gambar seseorang tanpa disadari, menjadi penyiar radio, saling menertawakan ketika salah satu sahabatnya terjatuh, tertawa dulu baru ditolong tidak ditolong pun mereka sudah pada besar jadi bisa berdiri sendiri.

recurrent [nomin] ✓Where stories live. Discover now