Part 24

1.4K 198 10
                                    

Hey, brother,

There's an endless road to be discovered.

Hey, sister,

Know the water's sweet but blood is thicker...

(Avicii-hey brother)

Dengan rambut yang masih basah sehabis keramas, Sakha melangkahkan kaki ke sisi ranjang-mengambil ponselnya di atas nakas-lalu melihat nama orang yang sudah meneleponnya pagi-pagi begini di hari Sabtu. Dengusan keras langsung terdengar begitu melihat nama si pemanggil. Nanda.

"Kenapa?" Tanya Sakha to the point setelah menggeser tombol hijau.

"Assalamu'alaikum Sakha." Ucapnya dengan suara yang sengaja dilembutkan.

Sakha spontan memutar kedua bola mata, jijik. "Waalaikumsalam. Kenapa lo telepon gue? Di kesepakatan, Bokap lo nggak boleh ngasih gue tugas di hari libur."

"Whoah, santai, bro. Jangan nethink dulu ke gue."

"Biasanya emang gitu, kan? Lo dateng tiba-tiba, ngerusuh, terus ujung-ujungnya ngasih tugas."

"Ini bukan masalah tugas yang lo kira. Tapi gue mau tanya. Hubungan lo sama Leony masih baik-baik aja?"

Sakha mengerutkan alis. "Kenapa lo tanya itu?"

"Cuma pengin."

Alis Sakha makin berkerut dalam. Tidak biasanya Nanda mempertanyakan tentang hubungan percintaannya. Namun, dia tetap menjawab pertanyaan Nanda sebelumnya.

"Masih."

Terdengar tawa geli di seberang sana. "Ah, ternyata lo emang nggak tau tentang ini."

"Tentang apa?"

"Kalau lo tau, gue pastiin kejadian dulu bakal terulang lagi."

"Maksud lo apa, Nan? Jangan buat gue makin bingung."

Bukannya menjawab, sambungan mendadak diputus sepihak oleh Nanda. Hendak menelepon balik, tapi sebuah notifikasi chat masuk ke dalam ponselnya.

Kiriman gambar.

Sakha langsung membukanya. Seketika matanya terbelalak lebar ketika melihat objek yang berada di dalam gambar. Leony dan Raffa. Mereka tengah tertawa dengan tangan Raffa yang hinggap di rambut Leony. Sakha perkirakan latar tempat itu adalah lapangan di pusat kota.

Ting!

Gue lagi lari pagi, dan nggak sengaja ngeliat mereka. Gue rasa, hubungan mereka makin erat setelah lo di drop out dari SMA Harapan.

Membaca isi dari chat Nanda, lantas membuat Sakha menghela napas kasar. Apa mungkin yang dikatakan oleh Nanda itu, benar? Tapi, kenapa bisa? Selama ini, dia tidak pernah menaruh curiga dengan Leony. Hubungan mereka juga sedang tidak bermasalah. Hanya saja, belakangan ini, mereka memang sering berdebat. Tapi, apa itu bisa dijadikan alasan oleh Leony untuk berpaling darinya?

Cepat-cepat, Sakha mencari kontak Leony lalu menekan tombol panggil.

Dering pertama, tidak diangkat. Dering kedua pun sama. Hingga dering ketiga, Sakha tidak mendapat jawaban. Namun, Leony mengiriminya chat.

Maaf, Sak, aku lagi sibuk bantu Mamah. Ada apa?

Leony berbohong. Dia tidak sedang membantu Ibunya, melainkan sedang bersama Raffa. Mengembuskan napas panjang, jari-jari Sakha mengetik balasan.

Ineffable (Tamat)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora