Part 36

1.5K 217 4
                                    

New York, Amerika Serikat.

Seorang pria dalam balutan pakaian kantornya sedang menatap hamparan jalan raya yang tampak padat kendaraan dari balik dinding kaca Hamilton Building. Malam hampir menguasai, tapi bagi kota metropolitan yang paling berpengaruh di dunia itu, tidak ada kata istirahat di sana. Semua orang tampak sibuk. Begitu juga dengan pusat perbelanjaan dan gedung-gedung pencakar langitnya yang seolah bernyawa.

Tak heran, kota tersebut dijuluki 'The City That Never Sleeps', saking sibuknya.

Sudah hampir sebelas tahun dia tinggal di kota ini bersama dengan keluarga kecilnya. Merasakan kebahagian yang tak terhingga karena memiliki seorang istri yang baik dan anak yang begitu cantik.

Namun, kebahagiaannya akan semakin lengkap dengan kehadiran dua orang yang sudah sangat dia rindukan sedari dulu. Dua orang yang terpaksa dia tinggalkan di saat mereka masih membutuhkan sosok sang ayah.

Meski begitu, dia selalu memastikan keadaan mereka dengan menyewa seorang mata-mata. Dan, informasi yang baru saja dia dapatkan membuat pria itu terkejut. Sudah dua hari salah satu dari mereka tidak terlihat melakukan aktivitas apa pun selain berdiam diri di tempat temannya setelah pergi dari rumah si mantan istri.

Tanpa perlu menebak, pria itu tahu kalau pertikaian kali ini sudah mencapai titik puncak, dan sekarang adalah waktunya untuk ikut turun tangan. Membereskan sesuatu yang jika tetap dibiarkan maka akan semakin runyam. Sekaligus merebut harta yang selama ini selalu disia-siakan oleh si mantan istri hanya karena alasan sepele.

Mengembuskan napas kasar, pria itu berjalan dengan langkah lebar menuju meja kerjanya lalu menekan tombol interkom.

"Alexa, to my room now," titahnya.

Tak lama berselang, terdengar suara ketukan pintu diiringi munculnya sosok wanita bertubuh semampai dengan penampilan rapi khas sekretaris. Senyum menghiasi bibir tipisnya yang dipoles lipstik berwarna pink nude.

"Any problem, Sir?" tanya wanita bernama Alexa.

"Ah, ya, Alexa. Can i ask your help?" pinta pria itu dengan wajah ramah.

"Of course, Sir. It's my job," jawab Alexa mantap, memunculkan seulas senyuman dari pria itu.

"Cancel all my schedules for the next week, and order me a ticket to Jakarta tonight."

Alexa mengangguk mengerti seraya mencatat perintah pria itu di notula. "Anything else, Sir?"

"Ya. Please call Mr. Jason and tell him that tomorrow's dinner together should be postponed."

"That's it, Sir?"

"Yes. Thank you, Alexa."

"Anytime, Sir. Excuse me."

Setelah kepergian Alexa, pria itu berjalan memutari meja, dan berhenti di depan bingkai foto yang selalu dia letakkan di samping papan nama miliknya.

Owner and Chief Executive Office
Mr. Freddy Duke Hamilton

Tanpa sadar, lengkung senyuman tampak menghiasi bibir sexy pria itu melihat potret dua orang anak dalam pose saling berangkulan dengan senyum polos mereka yang berhasil menciptakan rasa hangat di dada, membuatnya ingin segera bertemu dengan kedua anak itu yang sudah tumbuh besar dan menjadi idaman para kaum hawa.

Mengambil bingkai tersebut, dia lantas mengelusnya dengan penuh kasih sayang.

"We will meet, my boys."

Ineffable (Tamat)Where stories live. Discover now