O2 / weird dream

1.1K 297 74
                                    


"pagi, doyoung."

"oh iya pagi juga, jiheon."

baru saja sampai kelas, doyoung melempar tasnya asal ke bangkunya, beralih mendekati jiheon yang sedang membaca buku sendiri di kelas. baru ada mereka berdua di kelas.

salahkan ayah doyoung yang mengantarnya terlalu pagi. ayahnya mengira mereka sudah terlambat satu jam, namun ternyata baterai jamnya yang habis.

"tumben jam segini udah dateng. biasanya suka mepet." kata jiheon basa basi.

"tahu tuh, jamnya mati. jadi ayah ngiranya kita udah telat, padahal diluar masih belom ada matahari." keluh doyoung.

jiheon menimpalinya dengan terkekeh. lalu dia mengucek matanya yang lelah membaca dan menyimpan kacamatanya ke tempatnya semula. doyoung kasihan dengan gadis itu. dia sangat pekerja keras, belajar tanpa henti tanpa kenal waktu, untuk mengejar nilainya karena sempat absen sakit beberapa bulan lalu. sampai penglihatannya tergganggu dan terpaksa memakai kacamata.

walaupun begitu doyoung bangga padanya, memasuki peringkat 2 nilai rapor tertinggi bukanlah hal yang mudah.

oke, cukup bahas jiheon-nya.

"sekarang gak ada ucapara ya?" doyoung melirik ke sekitarnya, biasanya hari senin murid murid sudah datang lebih pagi. tapi kali ini jam 7 kurang, kelas masih sepi dan hanya ada beberapa murid saja yang mulai berdatangan.

"iya, kan sekarang jam pelajaran di majuin. jadi nanti jam upacara diganti sama guru jam pertama. tapi pembinaan dulu bentar, baru belajar." jelas jiheon.

doyoung termangut mangut, dan mulutnya membentuk huruf 'o'.

"oh iya doy, semalem tidur nyenyak gak?"

"hm, biasa aja kok. kenapa, ji? lo gangguan tidur lagi?" tanya doyoung balik tanya.

"enggak, kemaren gue mimpi. aneh banget pokoknya." ujar jiheon.

"kalo mimpi buruk jangan diceritain, ji." kata doyoung memperingati.

"iya iya tahu. ini bukan mimpi buruk, tapi mimpi aneh. kayak teka teki. gue gak ngerti pokoknya. tiba tiba ada di hutan gitu, terus ada lo, taeyoung sama satu cewek, kita jalan jalan di hutan gitu. terus gak lama gue tiba tiba ada di danau. abis itu udah deh bangun." cerita jiheon.

"serius? di tengah hutan? ngapain?"

jiheon mengedikan bahu.

"ada empat orang? terus ceweknya satu lagi siapa? kenal gak?"

"nah, makanya itu yang bikin bingung. dia tuh mirip banget sama temen kita, tapi gue lupa siapa. gue pernah kenal tapi rasanya kayak dilupain gitu loh."

"bentar gue absen dulu. ada si yujin, sohee, doah, lami—"

"bukaaaan. haduh siapa ya?"

"ya udah deh gak usah dipaksa. lagian cuma mimpi kan? gak akan jadi kenyataan. santai aja~" doyoung menepuk bahu jiheon pelan, sampai tidak sadar bahwa mereka menjadi pusat perhatian anak kelasnya.

doyoung melirik pada taeyoung, pemuda itu malah menaik turunkan alisnya sambil tersenyum aneh. membuat doyoung ingin menabok wajahnya detik itu juga.

doyoung merajuk, kemudian pergi dari kelas, kantin adalah tujuannya. ternyata tidak jadi karena dia hampir saja bertabrakan dengan bu seunghee, guru pkn yang akan mengajar di kelasnya di jam pertama ini.

"mau kemana kamu?"

"hehehe itu bu... mau ke toilet. boleh yaaa? kebelet banget bu."

"masih pagi udah beser aja. ya sudah sana, jangan kabur!" ujar bu seunghee, matanya melotot pada doyoung. membuat pemuda itu menahan tawanya, bukan ketakutan.

mau marah atau tidak, bu seunghee tetap kocak dan lawak di mata doyoung. setelah mendapat izin, barulah doyoung berlari ke toilet sesuai alibinya tadi.

hanya sekedar membasuh muka, doyoung menatap dirinya di cermin dengan percaya diri. "anjir gue ganteng gini."

"dih pede banget."

"siapaaa?!"

"siapa aja dong, kepo~"

"heh setan, gak usah sok asik lo sama gue." lawan doyoung, mungkin orang orang akan mengira doyoung gila karena bicara sendiri. tapi tidak, dia benar benar mendengar suara balasan itu. entah asalnya dari mana.





























































"please doy, inget gue..."

ah, suara itu.

crossroads ✓Where stories live. Discover now