16 / effulgence

606 185 10
                                    


doyoung merasakan tubuhnya yang mulai melemah, namun teriakan teman temannya tidak berhenti terdengar. mereka bertiga terus meronta minta dilepaskan. namun doyoung tidak bisa menyelamatkan mereka. bahkan menyelamatkan diri sendiri pun rasanya sudah tidak mungkin lagi.

tidak sadar air matanya perlahan menetes. merasakan sakit di kakinya dan penderitaan yang dialami teman temannya. kemudian doyoung mundur perlahan, melepas ikatan akar merambat yang melilitnya lalu berlari menjauh dari danau tersebut. meski kakinya memiliki luka cukup parah, doyoung tidak peduli dan memutuskan untuk berlari.

doyoung terus berlari, walau beberapa kali terjatuh karena tersandung akar pohon atau bebatuan. dia tidak pantang menyerah. dia berlari tanpa arah, hanya mengandalkan instingnya.

doyoung menyeka air matanya yang terus menetes, kakinya seakan mati rasa. dirinya harus selamat, dia harus memberi tahu pada semua orang bahwa mitos 'hutan lupa' itu memang benar ada. bukan sekedar mitos zaman dulu.

langit mulai berubah, mulai muncul setitik cahaya yang perlahan lahan menjadi terang. ini sudah fajar, maka doyoung akan lebih mudah melihat jalan. namun lagi lagi dia terjatuh, kini lukanya menganga lebar dan mulai bercampur dengan tanah.

dengan sekuat tenaga doyoung berusaha bangkit, mengerang lebih keras bertepatan dengan dirinya yang bangkit. namun tidak bisa, tenaganya benar benar habis. pemuda itu terpaksa menyeret tubuhnya karena kakinya tidak mampu lagi menahan beban tubuhnya.

sedikit lagi, sedikit lagi. doyoung melihat cahaya dan sesuatu yang berlalu lalang. itu pasti jalan raya! ya, doyoung sangat yakin bahwa yang dia lihat itu jalan raya.

"t-tolong..."

napasnya mulai melemah, dia sudah tidak kuasa menempuh perjalanan lagi. doyoung berharap seseorang lewat dan menolongnya. walaupun rasanya tidak mungkin ada orang yang berada di hutan saat fajar. namun tidak ada salahnya berharap, iya kan?

"nak... hei, bangunlah! kenapa kamu tidur disini?! astaga, kamu terluka!"

"t-tolong..."

lalu sesaat kemudian, pemuda itu merasa tubuhnya seperti diangkat oleh seseorang, bertepatan dengan pandangannya yang mulai gelap.





































































































doyoung membuka matanya perlahan, berusaha membiasakan matanya dengan cahaya yang berebutan masuk ke indra penglihatannya. bau rumah sakit perlahan tercium dan dia bisa merasakan ada selang yang terhubung di punggung tangannya. apakah doyoung benar benar selamat?

"oh, lo udah bangun. gue panggilan dokter dulu." kata seseorang yang mulai beranjak dari kursi sebelah kasur, berniat memanggil dokter.

"nanti dulu!"

doyoung menahan pergelangan tangannya. pemuda itu mengangkat satu alisnya heran dan doyoung langsung melepasnya.

"apa?"

"ini rumah sakit mana?"

"rumah sakit to my world. kenapa nanya?" kata pemuda itu balik bertanya.

"ah gapapa, makasih ya udah nolongin gue. makasihhh banget." ucap doyoung. lidahnya terasa kelu, namun dia harus mengucapkan terima kasih pada orang yang sudah berbaik hati menolongnya.

"hm, sama sama. nanti gue sampein terima kasih lo ke mami. karena seminggu yang lalu dia yang nyelametin lo di hutan." pemuda itu lalu pergi meninggalkan doyoung.

apa yang dia bilang? seminggu yang lalu? itu berarti doyoung tertidur selama seminggu? oh tidak, doyoung harus segera bertindak, dia harus segera pergi dari sini.

pemuda kim itu melirik ke kanan dan kirinya, memastikan bahwa saat ini koridor rumah sakit sedang sepi. kemudian melepas selang infus dan alat pernapasan yang melekat di tubuhnya. dia turun perlahan dari kasur dan membiarkan telapak kakinya menyentuh dinginnya lantai.

sudah tidak sakit. baguslah, dengan begitu doyoung bisa dengan cepat pergi dari gedung ini dan pulang ke rumah.

dan kebetulan rumah sakit to my world ini jaraknya tidak terlalu jauh, hanya bermodal dompet yang dia ambil dari nakas entah milik siapa, mungkin doyoung bisa naik bis atau taksi.

"ahh, dia udah siuman ternyata, kamu tanya gak namanya siapa?"

"enggak mi, lupa."

"kamu ini gimana sih? kalo kamu tahu nama dia kan nanti kita bisa minta tolong polisi cari dimana rumah orangtuanya. kasihan dia."

"iya mi, maaf. dia masih ada disini—loh???"

pemuda itu dan ibunya sontak kaget melihat kasur pasien itu sudah kosong. tidak ada yang menempati. terlihat dari selang infus dan alat pernapasan yang tergeletak sembarangan.

"donghyun, dimana anak itu?!"

"....dia kabur."

crossroads ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang