1O / dejavu

692 216 6
                                    


"l-lo belom pergi?!"

"hah, siapa yang pergi woi?"

doyoung yakin dia mendengar suara itu lagi. bisikan itu, seolah sedang mengintrogasinya. doyoung mencari sosok gadis itu di penjuru hutan yang mulai minim cahaya. tak lama kemudian, sosok yang dia cari muncul dari balik pepohonan, berjalan menghampiri mereka bertiga.

"hai, sedang apa disini?"

"ish, kenapa lo belom pergi sih?!"

"pergi? kata siapa gue bakal pergi~"

"terus kenapa lo nyamperin kita?!"

"ya gak kenapa napa, pengen aja~"

"loh, kok kalian saling kenal?" tanya jiheon, bermaksud memotong perdebatan doyoung dengan gadis misterius itu.

"lo juga kenal, ji?"

"e-enggak, tapi gue sering liat dia di jalan. kasihan, jadi gue kasih sedikit uang biar dia bisa beli makan." jelas jiheon.

"nah gitu dong, itu namanya teman baik~" ujar gadis itu sambil merangkul jiheon yang sedikit lebih pendek darinya. dan dia mulai mengusap surai jiheon dengan lembut.

namun hal itu mengundang amarah doyoung dan langsung menepis tangan gadis itu dari bahu jiheon. "lo gak usah deket deket jiheon! gak usah sok asik! pergi sana!"

"dude kalem dude." taeyoung menenangkan doyoung yang mulai tersulut emosi karena seorang gadis yang entah datang dari mana.

gadis itu hanya tersenyum tipis, memandang jiheon dan taeyoung, lalu kembali merangkul jiheon sambil memandang ke langit.

"jiheon, baek jiheon. dulu lo periang, ceria, banyak tertawa, dan cantik. pantes doyoung demen sama lo dari lama. tapi semua itu gak bertahan lama, sekarang lo jadi pendiem gara gara kehilangan temen lo. bener kan?"

gadis itu beralih menatap taeyoung, melepas rangkulannya dan menghampiri pemuda kim itu dengan tangan dibelakang.

"taeyoung, kim taeyoung. si badut kelas. lo gak berubah sama sekali. lo selalu memberi energi positif buat temen temen lo. tapi jauh di lubuk hati yang terdalam, lo masih belom rela kehilangan temen lo itu. lo masih belom percaya kalo dia bener bener hilang. bener kan?"

doyoung mengernyit heran. apa yang dia bicarakan itu? mengapa dia bicara tentang kedua temannya seolah gadis itu pernah hadir dalam kehidupan mereka? tidak mungkin dia seorang peramal kan?

"satu lagi, taeyoung jangan lupa bayar uang kas ya~ walaupun sekarang bendahara kelas udah ganti, bukan berarti tunggakan lo jadi hangus kan? tenang aja, gue masih pegang catatannya kok~"

"lo ngomong apaan sih?! gak usah berlagak seakan akan lo tahu semuanya tentang kita!" sewot doyoung.

"gue ngomong fakta kok!"

"lo cuma ngarang cerita! lo gak tahu apa apa tentang kita!" kemudian doyoung menarik pergelangan jiheon dan taeyoung menjauh dari gadis itu. "guys, ayo pergi, tinggalin aja dia. dasar orang aneh."

taeyoung menurut. pandangannya kosong sejak tadi. entah mengapa taeyoung seperti pernah melihat gadis itu sebelumnya. seolah dia pernah dekat dengan gadis itu, namun wajahnya sangat buram. taeyoung tak bisa mengingatnya. apa yang gadis itu katakan seperti menghipnotis pikirannya.

begitupun dengan jiheon. dia menurut saja ketika pergelangannya ditarik oleh doyoung. wajahnya pucat dan langkahnya mulai lemah, entah berapa lama mereka menghabiskan waktu hanya untuk berjalan di hutan yang seakan tidak berujung ini. namun tiba tiba, jiheon merasakan ubun ubunnya seperti dihantam sesuatu yang sangat tajam dan keras. mungkin jiheon akan ambruk menyapa tanah jika tubuhnya tidak segera ditangkap oleh doyoung.

"ji, kenapa? pusing?"

"e-enggak kok, gapapa. cuma sakit kepala aja." jawab jiheon lesu, sambil memegang kepalanya yang berdenyut dan merasa dunia ini sedang berputar putar.

doyoung mendudukkan jiheon di bawah pohon. lalu menyodorkan air mineral pada jiheon. dari jauh, gadis itu berjalan dengan angkuh menghampiri doyoung dan jiheon, lalu berjongkok sambil tersenyum.

"jiheon pasti lagi ngerasa dejavu. wajar aja kok, soalnya dia pernah dikasih penglihatan tentang hari ini dimimpinya. itu pertanda baik kok~"

"bisa gak berhenti ngomong yang gak masuk akal? gue capek dengernya." kata doyoung.

"ini semua masuk akal, doyoung. lo aja yang gak mau nerima kenyataan."

"bisa tolong pergi gak? gue keganggu sama keberadaan lo! lagian kita gak kenal, ngapain ngikutin gue sampe sini?"

"ck, udah berapa kali gue bilang gue temen lo! masih mau ngebantah lagi?! kayaknya lo pernah dicuci otak deh, jadi lupa segalanya!" balas gadis itu ngotot.

pemuda itu menghela napas berat. cukup, doyoung lelah. gadis aneh itu sudah cukup membuat amarahnya semakin memuncak. doyoung hanya bisa membiarkan gadis itu mengoceh tidak jelas. tak ada gunanya dia marah marah lagi, buang buang tenaga.

"lo sebenernya siapa sih?" tanya doyoung, menatap gadis itu lekat. rasa keputus asaan itu terlihat di matanya.

"gue? panggil aja yuna~"

crossroads ✓Where stories live. Discover now