O5 / nothing?

830 245 9
                                    


sesuai penjanjian, taeyoung sudah duduk di jok motor doyoung bahkan sebelum pemuda kim itu datang ke parkiran. doyoung masih di dalam kelas, menyelesaikan piket mengepel kelas yang tidak kunjung usai karena masih banyak murid yang berlalu lalang, membuat doyoung capek sendiri.

"yujeeaannn buruan pergi sana! jalan bolak balik mulu emang gak liat gue lagi ngepel?!" bentak doyoung, mulai kesulut emosi gegara gadis jangkung itu.

"ya maapin atuh doy, gue gak ngeliat suer. sabar doy sabar, jangan marah~" ujar yujin terkekeh.

"sana pulang!"

"iye iye, anjir marah marah mulu sama gue. pantes dicap galak." gerutu yujin, kemudian pergi dari kelas.

doyoung mendecih, kemudian melanjutkan kegiatan mengepelnya sampai benar benar bersih. setelah menyimpan kain pel itu di depan kelas, doyoung mengunci pintu kelas dan memberikan kuncinya pada jiheon.

"makasih ya doy, udah mau piket. akhirnya gak kabur kaburan lagi." kata jiheon.

"hm, sama sama. pulang sama siapa?" tanya doyoung, sambil memakai arloji yang dilepas karena harus memeras kain pel tadi.

"sama bunda. kayaknya bentar lagi nyampe. duluan ya! hati hati di jalan!"

jiheon pun lari ke parkiran bawah menemui ibunya. sedangkan doyoung pergi ke parkiran satunya lagi dan menemukan makhluk yang duduk di motornya, sudah siap dibonceng.

"lama, gue hampir bulukan disini."

"lebay."

taeyoung sudah siap di belakang doyoung, tidak lupa memakai helm kelinci yang diberi doyoung. wangi stroberi.

"anjir helm ini punya lo? kok wangi stroberi sih?" tanya taeyoung agak berteriak.

"bukan, itu punya jiheon. sengaja gue bawa bawa takut balik bareng gak ada helm." ujar doyoung santai.

"the real bucin."

"jangan lupa lo bawa balik, terus cuci. nanti jiheon nanya nanya lagi kenapa helm nya jadi bau apek."

"dih kampret!"

kemudian hening. keduanya tidak berbicara lagi, hanya terdengar suara angin dari arah yang berlawanan sehingga membuat suara angin gelebuk yang membuat mata doyoung menyipit, agar tidak kemasukkan sesuatu alias kelilipan.

setelah melewati gapura depan kompleks, tiba tiba taeyoung menepuk bahunya dari belakang. motor doyoung hampir saja oleng kalau tidak menahannya dengan segera.

"apa sih?!"

"berhenti dulu! gue kan mau liat cewek yang lo omongin itu." kata taeyoung.

"oh iya lupa, tapi jangan nabok juga dong. kalo jatoh ke selokan gimana? gak ganteng lagi gue." ujar doyoung.

"bacot dude, udah ayo turun."

doyoung dan taeyoung pun turun dari motor. posisinya sama seperti dia bertemu dengan gadis itu kemarin. bedanya, kali ini doyoung membawa taeyoung karena orang itu tengah dilanda penyakit kepo.

taeyoung melirik kesana kemari dengan alis mengerut. pemuda itu hanya berjalan dari stadion sampai 100 meter ke depan seperti setrikaan. doyoung yang melihat tingkahnya pun jadi pusing sendiri.

"duduk lah, dude. buang buang tenaga aja lo mondar mandir gitu." kata doyoung.

"hehehe maap. lagian gue gak ngeliat cewek itu dari tadi. dimana sih?! jangan jangan dia setan yang cuma bisa diliat sama lo doang?! tuh kan bener dugaan gue!"

"diem lo gak usah bacot. duduk."

taeyoung pun menurut, kemudian duduk di rerumputan liar sebelah motor doyoung. tenang saja, rumputnya bersih kok.

"pftt!"

"napa lo ketawa?"

"kayak gembel, asli." ucap doyoung sambil menahan tawa. doyoung sendiri duduk di atas motor yang distandar satu, sedangkan temannya duduk di bawah rumput, lesehan. persis seperti pedagang asongan yang biasa berjualan di situ, hanya saja taeyoung tidak membawa dagangan.

"gue gak mau."

"hah?!"

"apa sih hah hoh hah hoh?! baru aja gue mau mangap." sewot taeyoung.

"ish, gue gak ngomong sama lo!"

"gak mau, ada taeyoung."

"kenapa? kok jadi taeyoung?"

taeyoung yang menjadi topik pembicaraan doyoung entah dengan siapa itu menoleh, mengernyitkan dahi ketika doyoung dengan jelas menyebut namanya. doyoung tidak sedang menelepon, juga tidak ada orang di depannya. sepertinya doyoung sudah gila karena gadis itu.

"gak mau aja, males."

giliran doyoung yang mengernyitkan dahi tidak mengerti. gadis itu benar benar ajaib, dia bisa berkomunikasi lewat pikiran walau wujudnya sedang menghilang. jadi inikah yang dinamakan telepati?

"kok?"

"gak mau aja, dan gue pergi dulu. gue bakal balik lagi kalo lo mau bersedia tolongin gue. jadi untuk sementara, gue bakal ambil alih pikiran taeyoung"

"heh kok lo gitu sih?! tadi katanya gak mau ketemu dia? sekarang malah pengen ambil alih. gak usah bawa bawa temen gue deh!"

"gak akan kenapa napa kok~"

"gak jelas banget, setan!"

doyoung mendecih, kemudian menyeret taeyoung ke jok belakang motor dan pergi secepatnya dari sana. selain gila, ternyata gadis itu licik. dia ingin melakukan sesuatu pada taeyoung, dan doyoung sangat yakin pasti gadis itu akan menghantui taeyoung dengan suara suara itu.

tidak, cukup doyoung saja yang diganggu. taeyoung jangan. dia kan penakut. doyoung takut pemuda itu terkena serangan jantung mendadak saat mendengar bisikan syaiton. doyoung tidak mau kehilangan taeyoung yang mati diusia sedini ini.

"ceweknya gak ada, dude. dia beneran setan. makanya langsung cabut."

crossroads ✓Where stories live. Discover now