18 / who you?

779 190 11
                                    


"pak, nanti kalo udah sampe persimpangan jalan belok aja, ke perumahan." ujar doyoung sambil menunjuk jalan pada supir.

akhirnya doyoung memilih untuk naik taksi saja karena harus berjalan lagi jika memilih naik bis. jelas doyoung tidak mampu berjalan jauh karena takut kakinya akan sakit lagi.

supir itu mengangguk. kemudian setirnya berbelok ke kompleks yang cenderung kecil namun mewah itu. pepohonan menyapa indra penglihatannya. namun doyoung sama sekali tidak terpana dengan itu. dia sudah tahu bahwa disana adalah 'hutan lupa' yang membuat doyoung menjadi seperti ini.

mobil taksi itu kini berhenti tepat di depan rumah keluarga kim. semua tampak sama, tidak ada yang berubah semenjak seminggu yang lalu dia pergi.

doyoung menggedor pintu itu. berharap ada seseorang yang membuka pintunya, mama atau ayahnya. hari sudah malam dan lampu rumah menyala terang. apakah orangtuanya belum pulang bekerja?

doyoung pun lekas menekal bel berkali kali sampai akhirnya terdengar bunyi klek dari gagang pintu yang terbuka.

"maaf, ada keperluan apa, nak?" tanya pria paruh baya yang mengenakan piyama putih, kepalanya menyembul dari balik pintu.

"yah! ayah ngomong apa? ini aku, doyoung." doyoung tergagap ketika mendapati tingkah laku aneh dari ayahnya.

"dobby tahu ayah pasti marah kan? karena dobby gak pulang seminggu ini, tapi—"

"siapa yang datang, sayang?" tanya wanita perpiyama serupa berjalan mendekati pintu dan menutup pintunya setengah.

"entahlah, bocah ini—hei! siapa tadi yang kamu panggil ayah, hah?! kamu pasti udah gila ya?!"

mata doyoung membulat. mengapa semua jadi seperti ini? raut wajah doyoung tak bisa lagi menyembunyikan kekalutannya. "ayah kok ngomong gitu? ayah, mama, ini dobby anak kalian. kenapa kalian jadi lupa sama dobby sih?!"

"hei bocah, apakah kamu menghina kami, hah?! kamu mengejek kami karena kami baru saja kehilangan anak, hah?! mati saja kamu gelandangan!" itulah ucapan terakhir dari pria yang dipanggil ayah oleh doyoung, sebelum akhirnya membanting pintu.

pintu pun kembali dibuka, menampakkan wajah wanita berbalut piyama putih tadi. "sebaiknya kamu cepet pergi dari sini, dia memang agak sensitif sejak anak bungsu kesayangan kami meninggal seminggu yang lalu. cepet sebelum dia panggil polisi."

doyoung tidak bisa berkata kata lagi, dia benar benar bingung, takut sekaligus kalut. doyoung menatap pintu kayu itu yang kini sudah tertutup rapat. doyoung tidak bisa melakukan apa pun lagi selain beralih pergi meninggalkan rumahnya sendiri.

kepala doyoung mengadah ke atas, mencari celah jendela kamarnya di lantai dua. namun dia malah bertemu dengan kedua kakaknya yang menguping pembicaraan orangtuanya dari atas. mata doyoung mulai berkaca kaca, bahkan kedua kakaknya—jennie dan jihoon hanya menatap dirinya dengan tatapan sinis, tidak merasa iba sama sekali.

kini doyoung bingung harus kemana lagi. keluarganya sudah melupakan dia. terlebih dia harus mencari cara, mencari cara agar doyoung bisa memberitahu kepada semua orang bahwa mitos 'hutan lupa' itu memang benar ada. bahwa jika ada seseorang bisa kembali dengan selamat dari hutan lupa itu, maka orang tersebut akan menghilang dari ingatan semua orang yang dia kenal. dengan kata lain, dilupakan.

doyoung berjalan gontai tanpa arah, tanpa tujuan dan menjauh dari sebuah bangunan yang doyoung anggap sebagai rumah. kini, doyoung hanya berpikir untuk mencari cara memberitahu semua orang tentang realita 'hutan lupa' itu.

sampai akhirnya doyoung berhenti di suatu tempat. ini persimpangan jalan. di depannya ada stadion sepak bola yang besar. sebuah gapura berdiri tegak tak jauh dari tempatnya berdiri. lalu matanya menemukan seutas pita merah yang sudah berumur. doyoung duduk disitu, di tengah hening dan gelapnya malam. menatap hampa jalan aspal yang kasar lalu merenung.

namun doyoung bingung. dia berpikir keras, sebenarnya apa rahasia dari 'hutan lupa' itu? apa yang membuat orang lain dilupakan?

"oh iya ya, kenapa gue pergi ke hutan itu sendirian?" doyoung mulai berbicara sendiri.
















































































































𝘾𝙍𝙊𝙎𝙎𝙍𝙊𝘼𝘿𝙎
officially ended! thank you for reading ♡♡♡
special chapter : epilogue soon!

crossroads ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang