O3 / again

970 270 43
                                    


sorenya, doyoung pulang lebih awal dari kemarin sabtu. kali ini dia pulang sendirian, tidak bersama jiheon. hanya menumpaki angin di jok belakang motornya.

jam pelajaran terakhir ternyata kosong, jadi doyoung manfaatkan waktu sampai pulang sekolah untuk kerja kelompok lagi bersama jiheon. beruntung materi mereka bisa selesai berkat doyoung yang mahir dalam mengetik dengan cepat, walaupun belum benar benar selesai.

pemuda itu mengendarai motornya dengan pelan, sangat pelan. dia tidak peduli dengan bensinnya jika habis ditengah jalan. toh, dia punya banyak uang, dan pom bensin mudah dijumpai dimana mana.

abaikan saja yang ini.

pikirannya kosong. bahkan tidak bisa fokus belajar di dalam kelas. kesehariannya hanya melamun dan melamun seperti tidak punya tujuan hidup. aneh, tidak biasanya doyoung seperti ini. ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

ya, suara itu.

suara itu mengganggu pikirannya. semenjak kejadian yang kedua kalinya di toilet sekolah, doyoung selalu mengingat suara itu. suara keputus asaannya. seolah sedang meminta pertolongan. tapi mengapa harus doyoung? mengapa tidak meminta pada yang lain saja? taeyoung misalnya?

ah tidak, sebelum bertemu dengan gadis itu pun taeyoung akan pingsan lebih dulu karena dia bisa melihat setan yang dia bicarakan tempo lalu.

doyoung melewati jalan yang kemarin. ya sebenarnya bisa saja sih doyoung memilih jalan pintas lain yang lebih jauh. tapi rasa penasarannya itu menuntut untuk memilih dengan jalan biasa. doyoung ingin melihat gadis itu sekali lagi, memastikan bahwa dia benar benar nyata atau hanya halusinasinya saja.

5 menit kemudian, doyoung berhenti tepat di depan gapura kompleks, di persimpangan jalan. di hadapannya ada stadion sepak bola yang ramai dikunjungi orang untuk sekedar lari sore, walaupun hanya beberapa.

namun di jalan ini sepi, tidak ada kendaraan yang keluar masuk kompleks dari arah jam 10. di belokan kiri menuju perumahan pun sepi. tidak terlihat ada satpam yang berjaga di pos yang berjarak kurang lebih 1 km dari tempatnya parkir.

kemana semua orang? oh, mungkin mereka sedang beribadah di mesjid dekat stadion. doyoung bisa mendengar kumandang adzan yang samar samar. tapi doyoung diam saja, maaf dia beda server.

pemuda itu mengedarkan pandangan. hanya ada doyoung di jalan ini. apa doyoung pulang saja? lagipula gadis yang dia tunggu tidak muncul sama sekali. benar, gadis itu hanya imajinasinya saja.

"ck, bodo banget sih doyoung. setan kayak gitu malah ditungguin." gerutunya pada diri sendiri. dia pun mengeluarkan ponsel dari saku, hendak memberitahu taeyoung untuk menemaninya disini.

"gue disini."

"HUAAAAA—" doyoung hampir saja jatuh dari motor. jika tidak berpegang pada tiang, maka doyoung akan jatuh ke belakang dan masuk ke selokan berlumpur.

salah siapa tiba tiba muncul di depan mata doyoung? bahkan jarak keduanya pun hanya terpaut 20 sentimeter. huh, gadis yang menyebalkan.

"l-lo lo n-nyata???"

"iya, kenapa? kok kaget gitu?"

tentu saja doyoung kaget! bagaimana bisa dia berbicara padanya sedangkan mulutnya tetap tersenyum selebar ini? doyoung takut jika senyumannya akan merobek pipinya sendiri nanti.

dan ternyata gadis itu berkomunikasi lewat pikiran. hampir saja doyoung berteriak ada setan tadi. fiuh.

"l-lo jangan senyum gitu dong. serem tahu gue liatnya!"

"gak bisa."

setelah menetralkan jantungnya yang tidak beraturan gegara gadis itu, doyoung kembali duduk di motornya seperti semula. tentunya dengan wajah ((sok cool)) nya, dan mencoba menyembunyikan wajah konyolnya karena insiden hampir terjatuh tadi, kalau bahasa daerah author—tijengkang. dan andai gadis itu mengambil potretnya, tentu saja itu akan memalukan.

"lo mau apa berdiri disana?" tanya doyoung to the point.

"m-mau minta tolong. tapi orang orang ngira gue orang gila. cuma doyoung aja yang berani nyamperin gue. lo emang temen yang baik."

"t-temen? se-sejak kapan gue punya temen kayak lo?! jangan ngaku ngaku!"

"emang bener ya, semua orang pada lupa sama gue. nyesel gue percaya sama mitos itu." tatapan gadis itu mulai sendu, namun senyuman itu tidak luntur dari wajahnya.

"tolong inget gue..."

"inget gue, doy. gue temen lo."

"gapapa kalo lo gak mau nolongin gue. inget gue aja udah cukup."

"please!"

"doy, gue mohon inget gue."

o-oke, sepertinya cukup sampai disini saja. doyoung harus pergi sekarang juga. gadis itu mulai meracau tidak jelas, dan doyoung bisa merasakan hal yang tidak enak dari gadis itu.

tanpa berlama lama, pemuda itu langsung menyalakan motornya dan pergi secepatnya dari sana. hhh gadis aneh.




































youngtae
| sorry dude baru on
| oke gue otw ke gapura

doyoung
telat |
gue udah di rumah |

crossroads ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang