DI PUTUSIN LAGI SAYANG-SAYANGNYA

2 0 0
                                    

Heru mulai masuk kuliah, cutinya sudah selesai, dan Heru meminta Zeta untuk mengerti bahwa mungkin Heru tidak akan bisa sesering dulu untuk bisa bertemu, atau antar jemput Zeta setiap hari. Zeta pun mendukung dan mengerti kondisi Heru. Sejak Heru kuliah mungkin mereka hanya bisa bertemu dua sampai tiga kali seminggu, Zeta merasa ada yang kehilangan, kebersamaan setiap hari dengan Heru membuat Zeta nyaman, tetapi saat ini Zeta merasa sedikit kehilangan perhatian, Heru sendiri sebaliknya setelah memasuki masa kuliah Heru lebih nyaman berkumpul dengan teman — temannya, terkadang Heru pun membatalkan pertemuan dengan Zeta, dengan alasan mengerjakan bahan materi skripsi dengan temannya.

Sore itu Zeta mencoba menghubungi Heru tidak ada jawaban, bahkan dari tadi pagi Heru pun tidak memberi kabar, malam ini Zeta mencoba lagi menelepon Heru dan ternyata di jawab

"iya Zeta, kenapa sayang?" ucap Heru

"kamu kemana aja sih Her, dari tadi pagi aku coba telepon kamu tidak ada jawaban, kamu sebenarnya lagi dimana?" ucap Zeta dengan nada kesal

"kok kamu marah — marah terus sih Zet" tanya Heru

"ya bagaimana aku gak marah kalau kamu sendiri cuekin aku seperti ini" jawab Zeta dengan nada kesal

"oke Zet aku lagi dirumah Eko, aku juga punya teman Zet, kamu harusnya mengerti itu, aku pun selalu mengerti kalau kamu mau main sama teman — teman kamu, tapi kamu sendiri gak pernah berusaha untuk mengerti aku" ucap Heru dengan nada yang lebih tinggi

"maksud kamu apa Ru, kok kamu jadi marah lagi ke aku?" tanya Zeta kembali

"kamu mau tahu mau aku apa Zet, aku mau kita Putus!" tegas Heru di Telepon

"apa Ru?" jawab Zeta tidak yakin dengan apa yang didengarnya

"iya Zet aku mau kita putus karena aku sudah ga nyaman dengan kondisi kita seperti ini"

tiba — tiba Zeta merasakan nyeri di bagian jantungnya. Ini seperti kutukan buat Zeta bahwa Zeta tidak akan memiliki pacar dengan usia pacaran lebih dari tiga bulan, dan Heru adalah orang yang seharusnya bisa mempertahankan Zeta lebih lama dari tiga bulan jika dilihat dari perjuangan awal mendapatkan Zeta, tetapi ternyata kenyataannya Zeta dan Heru sudah putus pada bulan ketiga jadian mereka.

Zeta sedih, tidak percaya dan Zeta betul — betul patah hati. Selama ini Zeta adalah type cewek pengejar, dimana Zeta yang akan naksir lebih dulu dengan cowok yang akan didekatinya, dan Zeta pun akan berusaha untuk mendapatkan cowok tersebut menjadi pacarnya. Tetapi berbeda dengan Heru kali ini Herulah yang membuat Zeta dari tidak suka menjadi cinta kepadanya, dan proses Heru tidak sebentar dia butuh waktu lama untuk meyakinkan Zeta, dan Zeta merasa kehilangan Heru adalah salah satu kebodohan terbesar dalam hidupnya, Zeta yakin Heru pasti dapat membahagiakannya.

Zeta terus melihat foto Heru dikamar, melihat cincin pemberiannya, rasa sakit hati ini berlangsung lebih lama dari biasanya, bahkan Sari sudah mencoba untuk menghibur Zeta agar Zeta bisa lebih ceria. Zeta pun banyak merenungi kesalahannya dan sikapnya saat berpacaran dengan Heru, Zeta melihat semua kesalahannya pasti membuat Heru benci dengan dirinya, Zeta pun merasa harus mencoba untuk berbicara lagi dengan Heru dan memohon Heru untuk kembali pada Zeta, walaupun itu adalah hal yang bertentangan dengan prinsip dalam hidup Zeta "memohon" itu seperti pengemis dalam hatinya, tetapi rasa kehilangan Zeta juga membuat Zeta tersiksa, mungkin saja ucapan Heru hanya bagian emosi Heru saat itu, Zeta berharap Heru juga akan menyesali perbuatannya.

"Halo, Heru?" ucap Zeta di telepon

"iya, ini Zeta" tanya Heru

"iya ru, kamu ga keberatan kan kalau aku telepon kamu?" tanya Zeta kembali

"gapapa Zet, kenapa?" tanya Heru

"aku mengerti Ru kamu kemarin emosi sama aku, aku tahu aku sudah banyak menyebalkan kamu semua sikap aku yang kekanak — kanakan, rasa cemburu aku yang berlebihan tetapi aku mau kamu tahu ru, itu semua adalah rasa sayang aku ke kamu, dan aku berharap kita bisa seperti dulu lagi" ucap Zeta dengan jujur

"Zeta kamu ingat kamu pernah bilang sama aku jangan pernah sayang sama orang seratus persen, sepuluh persennya harus kamu siapkan buat nanti kalau kamu patah hati, kamu juga harus menyadari ucapan kamu Zet, kamu jangan pernah seratus persen sayang sama aku" ucap Heru

Zeta kaget, benar — benar diluar dugaan Zeta kalau Heru akan membalikan kata — kata yang pernah Zeta ucapkan.

"kamu juga, kenapa kamu jadi sering marah — marah aku main sama teman — teman aku, kan ku sendiri juga bilang hari seminggu kan ada tujuh hari dan kita ga perlu ketemu setiap hari" Heru membalikan kembali kata — kata Zeta dulu.

"kenapa ru? Kamu dendan dengan kata — kata aku?" kata Zeta

"aku minta maaf ru, aku memang menyebalkan" ucap Zeta.

"kamu ga perlu minta maaf Zet, ini memang tantangan buat aku sebagai laki — laki untuk memenangkan hatimu" ucap Heru

"dan sekarang kamu sudah memenangkan hatiku ru, tapi kamu juga meninggalkan aku ru"

"iya Zet kadang tidak semua hal yang kita lakukan itu membuat kita nyaman, dan setelah aku fikir kamu gak bisa buat aku nyaman" ucap Heru dengan tenang

"Ru aku ga pernah berbuat seperti ini sebelumnya, bagi aku kamu orang yang special, special untuk aku perjuangkan, tetapi hubungan pacaran itu terjadi antara dua orang, dan aku tidak bisa egois untuk memaksa kamu kalau kamu tidak mau ru" jawab Zeta pasrah pada akhirnya

"maaf Zet, aku doain kamu akan menemukan pasangan yang nanti buat kamu bahagia" jawab Heru

dan itu adalah kata — kata terakhir yang Heru ucapkan kepada Zeta.

Zeta menyadari bahwa mulut lebih tajam dari pedang, dan kata — kata yang keluar bisa dimaafkan tetapi tidak akan bisa untuk dilupakan, Zeta pun berjanji dalam dirinya bahwa jika Zeta mulai berpacaran lagi maka Zeta akan lebih menghargai pasangannya dalam kondisi apapun.

Dan lagu Le ann Rhymes Life goes on selalu menjadi andalan untuk menguatkan perasaan sakit hati yang dialami Zeta.

"oh... life goes on

And it's only gonna make me strong It's a fact

Once you've get on board

Said goodbye cause you can't go back"

CINTA ULAT BULUWhere stories live. Discover now