19 : Imagine

2.8K 443 20
                                    

Park :

Kau sudah makan malam? Jika belum, jangan makan dulu. Aku akan memberikan sesuatu untukmu. Tunggu sebentar.


Doyoung membaca ulang pesan yang diterimanya beberapa menit yang lalu kemudian menatap ke arah bibimyeon yang tersaji di meja makan. Doyoung baru selesai menyiapkan makan malam untuknya dan tidak tahu jika Jinhye mengirim pesan.

Baru saja ia akan membalas pesan Jinhye, suara bel apartemennya membuat perhatian Doyoung teralih. Ia menyimpan ponselnya di atas meja kemudian berjalan menuju pintu.

Saat pintu terbuka, Doyoung melihat Jinhye berdiri di depan pintu dengan sebelah tangan memegang plastik yang disodorkan ke arahnya.

"Apa ini?" tanya Doyoung bingung, mau tidak mau ia menerima apa yang diberikan Jinhye padanya karena perempuan itu memaksa.

"Ayam goreng yang dibumbui."

"Untukku?"

Jinhye mengangguk. "A-aku memesan terlalu banyak. Jadi kuberikan padamu," jawabnya gugup. Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba dirinya merasa gugup saat pandangannya bertemu dengan manik Doyoung.

"Kau memberiku sisa?" tanya Doyoung terkejut.

"Tentu saja tidak," sahut Jinhye cepat. "Itu bersih. Aku tidak menyentuhnya sama sekali."

Doyoung menahan senyumannya mendengar ucapan Jinhye dan terus berusaha memasang wajah datar. "Kenapa kau memberikan ini untukku?"

"Ucapan terima kasih karena sudah menghubungi pamanmu untuk memperbaiki mobilku," balas Jinhye.

"Secara gratis," tambah Doyoung.

Jinhye menganggukkan kepalanya. Paman Doyoung memang tidak menerima bayaran dari Jinhye karena beliau tahu jika Jinhye adalah tunangan keponakannya. Dan mereka pernah bertemu di acara pertunangan.

"Baiklah. Kalau begitu aku pergi," pamit Jinhye. Tetapi gerakannya terhenti saat merasakan lengannya ditahan oleh Doyoung. "Kenapa?" tanyanya bingung.

"Ayo makan bersama."

"Aku sudah makan."

"Kalau begitu temani aku makan."

"Tidak mau."

"Sekali saja," kata Doyoung memohon.

Jinhye menghela napas pelan dan melepaskan genggaman tangan Doyoung padanya. "Baiklah," jawabnya mengalah.

Doyoung tersenyum lebar dan sedikit menggeser tubuhnya agar Jinhye bisa masuk ke dalam.

Jinhye masuk ke dalam apartemen Doyoung dengan ragu. Ia melepas sandalnya kemudian memakai sandal rumah yang diberikan Doyoung padanya.

Apartemen Doyoung terlihat sama seperti apartemen miliknya. Tidak ada yang berbeda, kecuali barang-barangnya.

"Kau membuat bibimyeon?" tanya Jinhye ketika melihat sepiring bibimyeon di atas meja makan.

"Iya. Aku tidak tahu jika kau mengirim pesan."

Jinhye menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Doyoung.

"Duduklah."

Jinhye mengikuti ucapan Doyoung dan duduk di kursi.

"Kau benar sudah makan?"

Jinhye menganggukkan kepalanya tapi satu detik kemudian ia menggeleng. "Belum," ucapnya dengan wajah memerah. Lebih baik berkata jujur dari pada perutnya kembali berbunyi saat melihat Doyoung menikmati makanan-nya.

UNEXPECTED ✔Where stories live. Discover now