EPILOG

4.3K 415 10
                                    

Jinhye melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya kemudian kembali melihat ke arah luar. Ia sedang menunggu kedatangan seseorang yang seharusnya tiba 30 menit yang lalu tapi tidak kunjung datang hingga sekarang. Menghela napas panjang, Jinhye kembali meminum kopi keduanya yang baru saja ia pesan.

Suara lonceng yang berbunyi membuat Jinhye melihat ke arah pintu cafe yang terbuka. Ia melihat seorang laki-laki berjalan tergesa ke arahnya kemudian duduk di sampingnya.

"Maaf, aku sungguh minta maaf. Pertemuannya ternyata sangat lama dan tidak sesuai dengan apa yang kuperkirakan. Aku membuatmu menunggu lama, ya? Maafkan aku."

Jinhye tersenyum kemudian mengulurkan tangannya dan merapikan rambut Doyoung yang sedikit berantakan. "Tidak apa-apa. Aku hanya menghabiskan segelas kopi," ucapnya diikuti kekehan.

"Maafkan aku."

Jinhye menganggukkan kepalanya dengan senyuman. "Kau harus memesan minum."

Doyoung menganggukkan kepalanya kemudian mengangkat tangan untuk memanggil pelayan. Ia menyebutkan pesanannya ketika seorang pelayan tiba di meja mereka dan kembali menatap Jinhye setelah pelayan tersebut berjalan menjauh.

"Rasanya sudah sangat lama sekali kita tidak bertemu," kata Jinhye dengan senyuman tipis.

Doyoung mengangguk menyetujui. "Sangat lama. Sekitar tiga hari?" ujarnya kemudian tertawa.

Jinhye ikut tertawa kemudian menatap wajah Doyoung. "Aku tidak menyangka jika hubungan kita bisa seperti sekarang."

"Memangnya hubungan kita sekarang seperti apa?" tanya Doyoung dengan senyuman menggoda.

Jinhye mendengkus pelan. "Berhenti bersikap menyebalkan," sahutnya.

Doyoung tertawa pelan kemudian mengusap kepala Jinhye lembut. "Kau ke sini naik taksi?" tanyanya lembut.

Jinhye menganggukkan kepalanya. "Aku langsung ke sini setelah selesai kursus."

"Bagaimana kursus hari ini? Apa kau melakukannya dengan baik?"

Jinhye menganggukkan kepalanya. Sebulan yang lalu ia memutuskan untuk ikut kursus barista. Karena kecintaannya pada kopi, Jinhye ingin membuka usaha coffee shop dan karena itulah ia mengikuti kursus barista.

"Syukurlah," ucap Doyoung dengan senyuman. "Belajarlah dengan serius agar kau bisa cepat-cepat mewujudkan impianmu."

Jinhye menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku akan melakukan yang terbaik."

Doyoung menatap wajah Jinhye beberapa lama kemudian mengalihkan pandangannya dan menatap satu gelas yang sudah kosong, sementara yang satunya masih tersisa setengahnya. "Maaf karena sudah membuatmu menunggu," ucapnya kembali menatap Jinhye penuh rasa bersalah.

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Pasti banyak yang harus kau kerjakan," kata Jinhye dengan senyuman.

Setelah lulus kuliah Doyoung memutuskan untuk pergi melakukan wajib militer. Dan sepulangnya wajib militer, Doyoung terpaksa bekerja di perusahaan ayahnya karena kini Tuan Kim sudah pensiun. Dan Doyoung ditugaskan untuk melanjutkan bisnis keluarga mereka bersama dengan Gong Myung, kakaknya. Walaupun pada awalnya Doyoung menolak, ia akhirnya melakukannya karena tidak ingin membuat keluarganya sedih.

Dan ketika Doyoung sibuk dengan pekerjaannya, Jinhye juga sibuk mempelajari tentang kopi dan bagaimana cara meracik agar kopi buatannya disukai oleh banyak orang.

Dan karena kesibukan masing-masing, waktu bertemu mereka sedikit terbatas.

Doyoung dan Jinhye saling tatap beberapa lama kemudian tersenyum satu sama lain.

UNEXPECTED ✔Where stories live. Discover now