25 : Do You Like Me?

2.9K 451 41
                                    

"Kau baik-baik saja?" tanya Taeyong begitu Jinhye duduk di depannya.

Jinhye mengangguk sembari tersenyum. Ia menatap Taeyong dan Sejeong bergantian kemudian menghela napas pelan.

"Sunbae, maaf, tapi sepertinya aku harus pulang sekarang."

"Kenapa?" tanya Taeyong bingung karena Jinhye belum menghabiskan semua es krimnya. Setahunya, Jinhye sangat suka es krim.

"Ibu menyuruhku pulang," jawab Jinhye berbohong. Ia tidak bisa terus-terusan berada di sini dan merasa tidak nyaman karena orang-orang di sekitarnya.

"Baiklah. Ayo pulang sekarang."

"Mau ke mana?"

Semua mata tertuju pada Doyoung yang baru saja kembali dari toilet.

"Pulang," jawab Taeyong. "Aku dan Jinhye pulang duluan."

"Kenapa?" tanya Doyoung menatap Jinhye.

"Ibu Jinhye menyuruh-nya untuk segera pulang," sahut Sejeong.

"Benarkah?" tanya Doyoung heran.

"Iya," jawab Jinhye pelan.

Doyoung menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Jinhye. "Baiklah. Hati-hati. Sampai jumpa lagi."

Taeyong dan Jinhye pergi meninggalkan cafe dan membiarkan Doyoung dan Sejeong berdua di sana.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Taeyong memecah keheningan karena sejak tadi Jinhye tidak mengatakan apa pun.

"Tidak," jawab Jinhye pelan. "Ibuku datang ke apartemenku, jadi aku disuruh pulang," tambahnya kembali berbohong.

Jinhye sebenarnya merasa bersalah karena membohongi Taeyong, tapi ia tidak tahu harus melakulan apa lagi untuk menjauh dari Doyoung.

"Oh, begitu," guman Taeyong pelan. "Apa ibumu sering berkunjung ke apartemen?"

Jinhye menggeleng. "Hanya sesekali."

Taeyong mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan Jinhye. Sementara Jinhye mengalihkan pandangan ke jendela mobil dan memperhatikan jalanan yang dilewati.

Setelah menempuh perjalan selama beberapa menit, mobil Taeyong akhirnya berhenti di depan apartemen Jinhye.

"Terima kasih untuk hari ini, Sunbae," ucap Jinhye dengan senyuman.

Taeyong tersenyum lebar kemudian mengangguk. "Terima kasih kembali."

Jinhye kesulitan saat ia akan membuka sabuk pengamannya.

"Sebentar, biar kubantu," kata Taeyong melepas sabuk pengamannya kemudian mencondongkan tubuhnya dan membantu melepas sabuk pengaman mobilnya yang suka macet. "Sudah," ucapnya setelah berhasil melepaskan.

Jarak wajah Taeyong dan Jinhye kini sangat dekat.

Taeyong menatap wajah Jinhye tanpa berkedip sementara perempuan itu balas menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Entah mendapat keberanian dari mana, Taeyong semakin mendekatkan wajahnya pada Jinhye hingga jarak di antara mereka hanya tersisa beberapa senti.

Jinhye sedikit terkejut saat merasakan wajah Taeyong semakin mendekatinya. Jinhye tidak melakulan apa pun dan tetap bertahan di posisi awal—ingin tahu apa yang akan dilakukan Taeyong. Tetapi setelah beberapa detik saling berdekatan, wajah Doyoung tiba-tiba memenuhi pikiran Jinhye.

Hidung mereka hampir bersentuhan hingga akhirnya Jinhye mengalihkan wajahnya, menghindar dan membuat jarak mereka menjauh. Jinhye memejamkan matanya dengan kuat saat wajah Doyoung terus muncul, seakan pria itu berada di depan matanya.

UNEXPECTED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang