65

368K 33.6K 80.1K
                                    

"Punya sifat bodo amat itu perlu juga. Untuk apa? Nyuekin hal yang ribet."

-

Jazi menyibak rambutnya yang menutupi dahi. "Jomblo itu butuh tenaga untuk pura-pura bahagia."

"Dan cowok juga butuh pengertian sebagaimana cewek yang butuh perhatian," sambung Raga.

"Cewek ngambekan itu setia."

"Cewek galak itu cantik."

"Dan cewek pesek itu jelek," sedetik setelah mengatakan itu, Jazi langsung berteriak kesakitan saat Arkan memukul mulutnya dengan penggaris kelas yang panjangnya naudzubillah. "Tidak apa-apa. Saya sudah terbiasa ternistakan di dalam cerita Alvaska." Jazi tersenyum miris.

Arkan, Fadel dan Raga yang duduk bersebelahan dengan Alvaska di bawah lantai kelas menatap Jazi dengan tatapan iba. "Jangan sabar ya, Zi."

Alvaska memutar bola matanya malas. Cowok itu menoleh saat mendengar suara serak seseorang memanggilnya dari arah pintu masuk kelas. "Abi.."

Jazi tersedak air liurnya sendiri.

"Cieee..." seluruh murid kelas X IPA I yang masih berada di dalam kelas kompak menyoraki Kana dan Alvaska yang terlihat salah tingkah.

"Apaansih!" Kana berteriak dengan muka memerah menahan malu.

Satu kelas mendadak bungkam. Alvaska tersenyum tipis kemudian bangkit berdiri dari duduknya, berjalan tertatih mendekati Kana yang masih berdiri di depan pintu masuk kelas. "Kenapa?" Tanyanya saat sudah berada di hadapan Kana.

Kana mendekatkan wajahnya ke wajah Alvaska, lalu membisikkan sesuatu di samping telinga cowok itu. "Gue kangen."

Alvaska menoleh dan tanpa sengaja membuat bibir Kana mencium pipi kirinya. "Aku juga."

Kana menahan napas. Dia menjauhkan bibirnya dari pipi Alvaska dengan perasaan canggung. Seluruh murid yang melihat hal itupun sontak berteriak, "CIEEEEE, SALTINGGG..."

Kana mengigit bibir bawahnya -terkekeh malu. Dia menoleh menatap keempat sahabat Alvaska yang kini tengah menahan tawa di belakang punggung cowok itu.

"Aku-"

"CIE AKU-KAMU'AN!!"

"Abi-"

"CIE ABI-UMI'AN!!"

"Gue-"

"CIE MASIH PAKE LO-GUE!!"

Kana yang mendengar itupun dengan cepat melepaskan sepatu yang dia kenakan dan langsung melempar sepatu itu ke arah mulut Jazi yang masih menganga dengan kesal. "Berisik!"

Jazi terjatuh menghantam lantai. Cowok itu memejamkan mata menahan sakit. "Gue nggak apa-apa, guys."

"Siapa?"

"Gue."

"Yang tanya."

"Sialan!"

_Alvaska_

"Okay, sampai di sini, ada pertanyaan?" Pak Afkar, guru yang tengah mengajar di kelas X IPS I itu bertanya pada muridnya setelah tadi selesai menerangkan materi pelajaran sejarah.

"Nggak ada, Pak!" Jawab semua murid kecuali Kana.

Pak Afkar mengangguk paham. Beberapa detik setelahnya, bel istirahat kedua berbunyi. Seluruh murid kelas X IPS I langsung bergegas memasukkan buku pelajarannya ke dalam tas.

"Oke, semuanya boleh istirahat." Pak Afkar menyusun buku paket sejarah yang berada di atas meja setelah itu berjalan keluar kelas. Sesaat setelahnya, seluruh murid langsung berlari keluar kelas menuju kantin Alantra.

ALVASKA Where stories live. Discover now