ALVASKA 68

396K 35.3K 165K
                                    

"Tetap hidup walau nggak berguna!"

"Tetap bernapas walau hidup lo gitu-gitu aja!"

"Apapun yang terjadi, jangan pernah semangat. Karena menyerah itu hebat!"

"Gue nggak suka makan coklat. Tapi gue suka rasa coklat!"

Brum! Brum!

Motor sport Alvaska dan keempat sahabatnya melaju cepat membelah jalan raya. Membelah aspal kota penuh kendaraan. Pepohonan di pinggir jalan terlihat seperti berlarian mengejar, lalu tertinggal jauh di belakang. Deruman knalpot motor mereka yang berderu-deru memekakkan telinga, membuat kelima cowok itu jadi pusat perhatian para pengendara.

"Ayo nyerah. Ngapain semangat!"

"Ayo mati. Ngapain hidup!"

"Ayo tidur. Ngapain belajar!"

"Ayo selingkuh. Ngapain setia!"

"Ayo sedih. Ngapain bahagia!"

Teriakan keempat sahabat Alvaska yang terdengar disepanjang jalan, membuat sebagian para pengguna jalan merasa kesal. Saat berbelok ke arah kanan, keempat cowok itu tidak sengaja melihat beberapa anak sekolahan sedang bertengkar di atas trotoar. Sebagian anak lainnya terlihat tengah melerai keributan. Dan sebagiannya lagi memilih diam, bersikap bodo amat. Saat keadaan sudah semakin memanas, seorang cowok yang berdiri di tengah-tengah mereka sontak berteriak lantang, "AYO BERTENGKAR. NGAPAIN BERDAMAI!"

Alvaska dan keempat sahabatnya terkekeh kompak kemudian kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju jalan Pentras. "LANJUTKAN. GUE SUKA KERIBUTAN!!" Teriak Jazigar ikut memanas-manasi keadaan.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Langit gelap membentang di sepanjang jalan. Perlahan demi perlahan, bulan menampakkan diri menerangi langit yang selalu dihiasi ribuan bintang. Suara hewan malam terdengar bersahutan.

Alvaska dan keempat sahabatnya mengendarai motor sportnya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan kota yang tampak sepi. Kelima cowok itu berbelok arah -memelankan laju kendaraan, lalu kembali melajukan motornya dengan kecepatan sedikit melebihi batas saat sudah berada di persimpangan jalan, melewati pohon pinus yang tumbuh di tepi kanan aspal dan terdapat lautan yang dibatasi oleh pagar pembatas. Suara ombak terdengar begitu jelas.

Malam ini, malam yang begitu mengerikan untuk sebagian orang yang melintasi trotoar. Pasalnya, lampu jalanan padam tanpa pencahayaan dan juga jalanan sepi tanpa ada satupun pengendara yang melintas.

Setelah sampai di area balapan liar, Alvaska dan keempat sahabatnya langsung memarkirkan motor mereka di garis start. Seluruh anggota Alvazars yang berdiri di atas trotoar berteriak menyambut kedatangan mereka. Sedangkan dua belas anggota Alvazars lainnya berlari dan langsung memarkirkan motor mereka tepat di garis start.

Seorang gadis berpakaian sexy melangkah diantara mereka menuju garis start. Dia berbalik badan kemudian mengangkat bendera berwarna hitam di tangan kirinya. Saat dia hendak menghitung waktu dimulainya pertandingan-

"Tunggu!" Teriakan Jazigar sontak membuat cowok itu menjadi pusat perhatian. Dia menoleh menatap seluruh teman-temannya nanar. "Gue cuman mau bilang. Gue sayang lo semua!"

"Nggak jelas, lo," balas Arkan sambil menendang kuat roda depan motor Jazigar.

Jazi meringis.

Raga memberikan kode kepada gadis cantik di depannya untuk kembali menghitung waktu dimulainya pertandingan. Gadis itu mengangguk kemudian mengangkat bendera hitam di tangan kirinya, lalu mulai menghitung, "Three.. two.. one-"

ALVASKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang