ALVASKA 36

359K 40.8K 14.2K
                                    

Gara terus saja mengekori Kana sejak cewek itu keluar dari kelas mereka, X IPS 1. Ketika Kana berhenti melangkah, Gara ikut berhenti. Ketika Kana kembali melangkah, Gara juga kembali melangkah mengekori.

Saat sudah sampai di koridor lantai bawah, Kana kembali menghentikan langkahnya dan langsung berbalik badan menghadap Gara, sahabatnya.

"Bisa nggak sih, nggak usah ngikutin gue?" kata Kana kesal pada Gara. Pasalnya, cewek itu merasa seperti anak kecil yang sedang di awasi oleh orang tuanya.

"Kenapa? Gue suka," balas Gara. Cowok berseragam basket itu menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangan.

Penampilan Gara akhir-akhir ini memang sudah sedikit berubah. Gaya bicaranya pun juga sudah berubah seratus delapan puluh derajat.

Sagara Antariksa, cowok yang terkenal childish itu sekarang sudah ber-transformasi menjadi cowok biasa pada umumnya. Tidak lagi menggunakan embel-embel nama ketika berbicara dengan seseorang.

"Lo kenapa sih, Ga? Lo ada masalah? Penampilan, gaya bicara lo, semuanya itu terlalu asing di mata gue. Lo kayak bukan Gara yang gue kenal," kata Kana. "Lo beda. Lo.. berubah."

Gara menghela napas kasar. "Gue nggak berubah Ka. Gue Gara yang sama, sahabat Lo dan Devan."

"Tapi-"

"Setiap manusia pasti berubah seiring berjalannya waktu. Gue nggak mungkin selamanya jadi Gara yang Childish dan cengeng kayak dulu." Gara memotong perkataan Kana. "Gue pengen jadi pelindung buat lo Ka. Apa itu salah?"

Kana menggeleng tidak percaya. "Lo bohong." Cewek itu terkekeh. "Lo pasti punya alasan lain di balik perubahan drastis lo ini. Right?"

"Kenapa lo nggak bisa percaya sih sama Ga- eh gue?" Gara berkata kesal.

"Lo, di putusin sama Sena?" Kana mengabaikan perkataan Gara. Melihat reaksi yang ditunjukkan Gara, sudah sangat jelas jika Gara mengubah penampilannya karena Sena.

"Kapan?"

"A-apanya?"

"Putusnya."

Gara menghela napas kasar. "Dua hari yang lalu."

"Dan karena itu lo memilih berubah-"

"Nggak juga Ka," potong Gara cepat. "Lima persen karena itu. Tapi sisanya lagi, gue berubah buat lo, sahabat kesayangan gue. Gue pengen jadi pelindung lo di saat Devan udah nggak ada lagi di samping lo. Apa gue salah?"

"Kenapa baru sekarang? Kenapa nggak dari dulu aja lo berubah buat gue?"

"Karena gue pengennya sekarang," jawab Gara polos.

Kana terkekeh. Okay, Gara tidak sepenuhnya berubah. Dia masih Gara yang Kana kenal.

Kana maju mendekati Gara dan langsung menaiki punggung sahabatnya itu. Gara yang mendapatkan serangan tiba-tiba dari Kana lantas dengan cepat menahan kedua lutut Kana dengan tangannya, menahan tubuh cewek itu agar tidak terjatuh.

Kana melingkarkan lengannya di leher sahabatnya, Gara. "Lo bilang, lo mau jadi pelindung gue kan?"

Gara mengangguk.

"Kalau gitu, mulai hari ini, Lo harus jadi kuda pelindung gue."

"Tapi kan-"

Kana membekap mulut Gara dengan tangan kanannya agar cowok itu berhenti bicara. "Nggak terima bantahan. Sekarang, lo gendong gue sampai area parkiran sekolah."

Gara menghela napas pasrah lalu mulai melangkah menuju parkiran sekolah. Saat melewati kelas Alvaska, Kana dan Gara tidak sengaja mendengar beberapa obrolan siswi dari dalam kelas Alvaska yang terdengar jelas karena pintu kelasnya terbuka lebar dari luar.

ALVASKA Where stories live. Discover now