ALVASKA 35

328K 39.2K 11.2K
                                    

Pukul dua pagi, Alvaska terbangun dari tidurnya. Cowok yang masih mengenakan headband berwarna hitam di kepalanya itu membuka salah satu matanya lalu menoleh ke arah samping kanan dan mendapati Kana tengah tertidur lelap sambil memeluk pinggangnya erat.

Sudut kanan bibir Alvaska terangkat, cowok itu tersenyum tipis. Well, ini kali pertama seorang Alvaska Aldebra Lergan tidur satu ranjang dengan perempuan.

Alvaska membalikkan badan menghadap Kana, membuat jarak wajah keduanya begitu dekat. Tangan cowok itu terulur untuk menyelipkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Kana.

Alvaska menatap wajah Kana lekat. Tatapan cowok itu terkunci pada bibir Kana yang sedikit terbuka. Alvaska terkekeh lalu tangannya terulur untuk menutup bibir Kana yang terasa kenyal dan lembut saat di sentuh.

Pikiran Alvaska seketika melayang pada kejadian di rumah sakit Lergan waktu itu. Untuk pertama kalinya, Alvaska mencium seorang Kanara Amoura Reygan.

"Eungh.."

Kana menggeliat kecil dalam tidurnya. Cewek itu membuka mata perlahan saat merasakan sesuatu tengah menyentuh bibirnya. Dia mengerjapkan mata, masih berusaha mendapatkan kesadaran.

Kana mendongak dan tanpa sadar membuat hidung mancungnya dan Alvaska bersentuhan. Cewek itu menahan napas ketika jarak wajahnya dengan wajah Alvaska begitu dekat. Napas dari mulut Alvaska terasa hangat menerpa bibirnya yang sedikit terbuka.

Alvaska menatap Kana, masih memainkan bibir bawahnya. "Gue bangunin lo ya?"

Kana diam, tidak merespons ucapan Alvaska.

Alvaska terkekeh. Cowok itu membenarkan letak selimut yang membungkus tubuh keduanya. Tangannya terulur untuk melingkar di pinggang Kana, menarik tubuh cewek itu agar semakin dekat dengan tubuhnya.

Alvaska menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Kana yang terbuka. Rasanya selalu sama, nyaman. Cowok itu memejamkan mata.

'Bianca, gue kangen.'

--Alvaska--

Hari ini, Alvaska tidak masuk sekolah.  Cowok itu kini tengah duduk di ruang tamu rumah bersama kedua orang tuanya, dan Claudia yang duduk di sebelahnya.

Sedangkan orang tua Claudia, duduk berhadapan dengan Alvaska. 

"Gedung Allergan sudah siap menjadi saksi bisu pernikahan antara putra kami, Alvaska dan putri anda, Claudia," kata Kenzo pada Ayah Claudia.

Ayah Claudia menggangguk paham. "Untuk waktu, apakah sudah ditentukan Ken?"

"Menurut saya, akan lebih baik jika Alvaska dan Claudia yang menentukan tanggal pernikahan mereka," Dila, ibu dari Claudia memberikan saran. "Bagaimana?"

"Saya setuju," Kenzo mengangguk. Ia menatap Alvaska dan Claudia bergantian. "Menurut kalian, tanggal berapa yang paling cocok untuk tanggal pernikahan kalian?"

Alvaska diam. Claudia juga diam, tanpa mau mengeluarkan suara.

"Jika kalian berdua diam, itu artinya kalian setuju jika pernikahan kalian dilangsungkan besok-"

"Minggu depan," kata Alvaska memotong ucapan Ayahnya. "Saya mau pernikahan saya dan Claudia dilangsungkan tanggal dua puluh tujuh, minggu depan."

Kenzo dan Ayah Claudia saling pandang, seolah saling meminta pendapat mereka satu sama lain.

"Bagaimana Pak Raz? Anda setuju?"

"Saya setuju Ken," balas Ayah Claudia. "Semua keputusan ada di tangan Alvaska dan Claudia."

Kenzo mengangguk paham. Ia mengeluarkan satu kotak kecil berisi cincin berwarna silver, lalu diletakkan di atas meja yang berhadapan dengan Alvaska dan Claudia.

"Itu adalah cincin pertunangan yang mengikat kalian sebelum menikah," kata Kenzo pada Alvaska dan Claudia yang sejak tadi hanya diam, menatap kosong ke arah depan.

"Alva.."

Suara lembut Zila membuyarkan lamunan Alvaska seketika. Cowok itu menoleh menatap cincin berwarna silver yang berada di atas meja.

"Itu apa?"

"Itu cincin pertunangan kamu dengan Claudia," jawab Kenzo.

Jawaban Kenzo sontak mendapatkan tatapan tajam dari putranya.

"Apa harus?" Alvaska berdesis.

Kenzo mengabaikan ucapan Alvaska. "Claudia, apa kamu bersedia menerima Alvaska sebagai tunangan kamu?"

Claudia diam. Cewek itu menoleh ke arah Alvaska yang sejak tadi hanya diam. Tatapan Claudia beralih pada Ayahnya yang kini tengah menatapnya tajam, seolah menyuruhnya untuk menganggukkan kepala.

Claudia menunduk dalam dan dengan terpaksa menganggukkan kepalanya samar.

Kenzo tersenyum. "Dan Kamu Alva, apa kamu bersedia menerima Claudia?"

Alvaska diam. Cowok itu memejamkan mata. Tiba-tiba saja, wajah Kana yang terlihat kesal dan marah terbayang di pikirannya. Walaupun Alvaska sama sekali tidak pernah melihat Kana tersenyum maupun tertawa, entah kenapa melihat wajah Kana yang terlihat kesal dan marah sudah cukup membuat cowok itu merasa sedikit bahagia.

Sedikit? Ya, hanya sedikit. Di mata Alvaska, Kana begitu lucu ketika sedang kesal apalagi saat marah dan salah tingkah.

Tidak di pungkiri jika Kana memiliki tempat tersendiri di hati Alvaska. Entah itu apa.

"Kamu diam, ayah anggap itu sebagai persetujuan," kata Kenzo.

Kenzo mengeluarkan satu cincin berwarna silver itu dari kotaknya lalu meberikan cincin itu pada Claudia yang masih diam terpaku di tempat.

"Ambil."

Claudia menerimanya. Cewek itu mendongak setelah cincin itu berada di tangan kanannya.

"Claudia, pasangkan cincin itu di jari manis Alvaska," kata Kenzo.

Claudia menarik napas panjang. Cewek itu mengambil tangan kiri Alvaska lalu memakaikan cincin dengan inisial huruf C di bagian depan cincin pada jari manis Alvaska. Huruf C adalah inisial dari namanya, Claudia.

"Alvaska, sekarang giliran kamu," kata Kenzo. Kenzo memberikan satu cincin dengan inisial huruf A di bagian depan cincin pada putranya.

Alvaska diam. Cowok itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, meyakinkan sekali lagi keputusan yang akan ia ambil. Bayangan wajah Kana tidak pernah hilang dari pikirannya hingga saat ini.

"Alva!"

Panggilan dari Kenzo menyentak Alvaska seketika. Cowok itu membuka mata dan menurunkan kedua tangannya dari wajahnya lalu mengambil cincin itu dari tangan Ayahnya.

Alvaska menatap datar Claudia lalu beralih menatap cincin berinisial namanya itu bergantian untuk meyakinkan sekali lagi keputusannya.

Dan Alvaska memutuskan untuk memasangkan cincin itu di jari manis Claudia.

To be continue...

861 word. Secuil jejak anda, means a lot_

ALVASKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang