Part 8

17.9K 2.6K 801
                                    

Jaeyong Fanfiction
By Anna

Makasih banyak yang kemarin mau memberi saran dan masukkan, kritik yang membangun.. karena kalian aku kek di tampar wkwkwk... aku jadi bisa fokus lagi.. dan inilah hasilnya.. Aku gak refisi, tapi memang full chapter baru.

Jadi di baca ya, jangan lupa komen...
Maap yang di buat bingung wkwkwk.. soalny aku masih labil..

Happy reading...

Seorang wanita cantik, dengan tubuh kurus semampainya itu terlihat begitu pucat, ia hanya memakai make up yang tipis dengan masker berwarna hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Rambut panjang yang di biarkan tergerai itu, sesekali bergerak karena sentuhan angin di sekitarnya. Suara jepretan kamera jelas sekali terdengar dengan sesekali blitz terlihat menyapa wanita itu. Microphone dengan berbagai ukuran dan icon stasiun televisi itu terulur ke depan dengan cara berebut.

Isak tangis dan suara pembawa berita itu menjadi latar kesunyian yang ada, atmosfire di sekitar ruangan berubah dengan begitu drastis, hingga mengalahkan dinginnya pendingin ruangan.

Langit begitu cerah, dengan suhu tiga puluh derajat celcius, aneh rasanya jika di suhu sepanas ini mengakibatkan tremor akibat kedinginan pada jejeran pelayang yang diam mematung, bahkan untuk mengucapkan satu kalimat pun mereka tak sanggup.

Sedangkan si pelaku yang membuat atmosfir begitu tak mengenakan itu hanya diam tak berkata apapun, Lee Taeyong tak tahu, sejak kapan dirinya terlihat 'semengenaskan' ini; Ah, tidak, Bukankah sejak sedari dulu dirinya terlihat menyedihkan? Harga dirinya terasa begitu hancur, terinjak dengan cara yang sama sekali tidak ia harapkan bahkan yang lebih menyedihkannya, itu semua perlakuan dari keluarganya sendiri.

Manik segelap malam miliknya masih terlihat begitu fokus ke arah layar datar yang menyala, tangannya yang sedang memegang remote layar datar itu mengerat hingga buku tangannya memutih, hingga saat pembawa acara itu selesai menyampaikan berita itu, dengan sesekali memberikan kritikan pedas pada lelaki cantik itu, Taeyong akhirnya kehilangan kesabarannya.

PRANG

Dengan begitu cepat, bahkan tak sampai hitungan menit televisi berukuran 50 inch itu telah pecah hingga menampilkan gambar garis lurus dengan berbagai warna di layarnya, tak lupa bunyi nyaring itu menjadi pengganti suara memuakan yang semula terdengar.

”Taeyong, dia membenciku. Taeyong, dia tak ingin berdamai denganku karena ia sangat-sangat membenciku. Tidak apa, tapi aku dengan setulus hatiku ingin mengucapkan maaf padanya, dan untuk Mr. Jung Jaehyun, terima kasih atas pengertian dan kesempatan ini.” Lirih Taeyong dengan nada yang begitu mengejek, ia layaknya seorang peniru profesional bak bunglon yang pandai untuk menempatkan diri di manapun ia berada. Matanya masih begitu tajam namun lirihan itu kini beralih menjadi satu desisan mengerikan.

”Dia selalu berlindung dibalik permainan playing victim, maka akan aku ajari apa itu playing victim sebenarnya.” Taeyong bergumam layaknya seorang psikopat, terlebih senyum yang terukir hanya di salah satu sudutnya menjadikan dirinya lebih mirip pesakitan gila yang sakau karena narkotika.

”Aku akan pergi, siapkan mobil untukku.”

Para pelayan itu tak butuh waktu hingga satu detik untuk mencerna ucapan dari sang tuan muda, terbukti lima di antaranya berbalik ke arah yang berlawanan, sedangkan dua di antaranya mengikuti Taeyong untuk membantu sang Tuan rumah berbenah.

Red Rose 🔞 [JaeYong] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang