Part 32

16.1K 2.7K 727
                                    

Jaeyong fanfiction
By anna

Hikss.. viewsnya udah 2k lebih, tapi vote gak nyampe 700 wkwkwk.. males banget ya kalean tinggal pencet ini🌟 aja susah minta amppooonnn yee... ntar ku santet kalian.. cepad pilih, sakit gigi apa sakit hati!!

Awas aku pantau nih!

Jan lupa KOMEN!

Galak ya? Sekali-kali dong...

Happy reading..

"Keadaan Taeyong saat ini buruk, sangat buruk. Bahkan dia menambahkan dosis obat penenang tanpa sepengetahuanku." Ucapan dari Dokter pribadi Taeyong mampu membuat tubuh Jaehyun mematung tak percaya, iris cokelatnya kini jatuh ke arah Yuta dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Hanya keheningan yang mengisyaratkan jika keduanya kini tengah dalam satu pembicaraan yang tidak menyenangkan.

"Jadi ini adalah alasan kenapa obat yang aku minumkan tak bereaksi apapun padanya?" Itu terdengar seperti pernyataan di banding dengan pertanyaan. Helaan nafas Jaehyun terdengar berat dengan tangan yang terkepal kencang di kedua sisinya, ia lagi-lagi kecolongan. Ia tak menyangka jika Taeyong bisa berbuat sampai sejauh ini. "Apa dampak negatif dari itu?" Tanyanya dengan nada yang teramat dingin.

Yuta menghembuskan nafasnya melalui celah bibirnya dengan begitu perlahan, "Aku masih belum bisa mengatakannya. Aku harus memastikan terlebih dahulu dengan membawa sample darah Taeyong ke Laboratorium untuk di uji." Sebenarnya Yuta bisa saja mengatakannya sekarang, namun hal ini bukanlah suatu yang bisa di remehkan, dengan hanya melihat bagaimana record kesehatan mental sang pasien Yuta hanya perlu memastikan kecurigaannya.

Jaehyun memilih membuang mukanya dan menempatkan seluruh atensinya pada dunianya, pada semestanya ㅡLee Taeyongㅡ Sebelum tepukan hangat menyapa bahunya yang tegang. "Kau sudah melakukan yang terbaik, Jaehyun. Aku akan pergi ke Lab. Untuk memeriksa sample darah Taeyong sekarang juga." Pamit Yuta kemudian.

Setelah pintu tertutup saat itulah semua kekuatan dalam diri Jaehyun telah melebur. Hal yang paling Jaehyun benci adalah ketika kenyataan menamparnya dengan begitu kejam, tentang bagaimana kegagalan kembali mengiringinya untuk kesekian kalinya.

Ia gagal untuk menjaga Taeyong lagi.

Ia gagal untuk melindungi Taeyong lagi.

Jantung nya berdetak dengan begitu keras, hingga perlahan namun pasti rasa sakit serta sesak itu datang untuk melingkupi seluruh panca indra yang ia miliki ketika irisnya menatap bagaimana lemahnya lelaki yang di cintainya itu.

Taeyong jatuh tak sadarkan diri ketika Jaehyun baru saja melangkahkan kakinya memasuki mansion, Taeyong terpejam namun isak tangis masih keluar dari celah mulutnyaㅡtak se intens sebelum Yuta datangㅡserta air mata menjadi satu partner setia yang selalu menemani ketika lelaki cantik itu berada di fase terburuknya.

"Ini salahku." Jaehyun kembali menyalahkan dirinya sendiri, ia terjatuh tepat di samping ranjang yang Taeyong tempati, mendudukkan dirinya di lantai yang dingin sedangkan jemarinya kini meraih lentik bergetar Taeyong kedalam genggaman hangatnya. "Bagaimana caranya agar kau tak terluka sampai seperti ini?" Jaehyun putus asa, hingga membuat satu air mata menetes jatuh dari cokelatnya yang selalu berpendar dingin, "Katakan padaku bagaimana caranya agar kau tidak terluka? Aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk menghindarkanmu dari luka yang menyakitkan, Baby. Aku hanya berharap apa yang telah kulakukan setidaknya mengurangi rasa sakit yang akan kau dapatkan, tetapi aku tetap tak bisa melakukannya. Bukankah aku sangat tidak berguna?" Jaehyun seharusnya tak boleh jatuh dan menyerah akan keadaan dengan begitu saja, seharusnya ia tetap kuat karena ia tahu jika ia adalah satu-satunya penyangga yang Taeyong miliki, namun Jaehyun tak bisa.

Red Rose 🔞 [JaeYong] END✔️Where stories live. Discover now