7. Cokelat Osjur

1.1K 113 13
                                    

"Susahnya naksir sama orang ganteng. Aku iri sama adik-adik tingkat yang bisa ngirim surat cinta ke dia tanpa malu. Sedangkan aku selalu berusaha keras menyembunyikan perasaan."

💖💖💖

"Kamu di mana? Aku lagi istirahat nih mau ketemu, tapi nanti jam satu ya, habis aku Jum'atan. Jam setengah dua udah harus balik lagi ke lapangan." Suara itu masih jelas terdengar di tengah kebisingan koridor gedung A Fakultas Hukum.

Baru saja bubaran kelas di tengah hari bolong sepanas ini, enaknya langsung disegerin dengan minum es di kantin. Apalagi tadi habis menghadapi mata kuliah Hukum Acara, baru pertemuan ke-dua rasanya aku sudah mau cepat-cepat liburan lagi.

Ya, perkuliahan sudah berjalan dua mingguan, tugas sudah mulai banyak bermunculan tiada hari tanpa presentasi kelompok. Tiap hari drama mulai bermunculan di dalam kelas, mulai dari jam dosen yang kadang berhalangan, minta diganti ke jam lain, mau pun drama perdebatan saat presentasi kelompok. Ada saja orang yang suka mempersulit temannya dengan bertanya hal yang susah banget.

"Iya Jum'atan aja dulu sana, nanti mau ketemu di mana?" tanyaku dengan suara keras karena bisingnya suara orang-orang lewat.

"Di kantin FH aja."

"Duileeeh, nggak mau ya ketauan sama Maba Ilkom kamu udah ada yang jagain, macan cantik kayak aku?"

"Bisa aje loh! Ye, enggak gitu," sahut Rifando tertawa renyah. Lalu kembali bicara dengan suara datarnya,

"Udah, aku mau solat dulu. Jangan makan banyak-banyak ya-"

"Ya kenapa?"

"Aku ada banyak cemilan."

"Tenang, pasti bakal masuk ke mulutku."

"Jangan makan banyak dulu pokoknya ya?"

"Iya, Doy!"

"Ya udah, bye, Ndah!"

"Tiati di jalan-"

"Assalam'mu alaikum!"

"Wa-"
Suaranya sudah tidak ada berganti dengan mode hening, aku memandangi layar sudah berubah menjadi polos menghitam. Batere ponselku lobet banget.

Aku celingukan mencari teman-teman dekatku di kelas. Sepertinya si Sasa, Viska dan Tika beneran sudah kabur untuk mencoba vending machine coffee yang baru di gedung B. Pasalnya tadi pas beres-beres sebelum keluar kelas mereka sudah ribut membahas ingin beli varian minuman apa dari mesin itu.

Aku masuk ke dalam kantin FH yang tidak penuh, tetapi cukup ramai banyak ditempati mejanya oleh perempuan, cowok-cowok yang tidak Jum'atan, dan campur aduk. Belum terlihat mahasiswa baru yang nekat muncul nongkrong di kantin.

Peraturan yang ada, selama masih masa-masa OSPEK Maba belum boleh duduk-duduk di kantin, kalau sekadar beli lalu pergi masih boleh. Entah mengapa rasanya itu senioritas banget.

Pilihanku memilih pada meja yang cukup jauh dari area lingkungan merokok. Di bangunan kantin itu ada bagian yang bisa digunakan oleh orang-orang merokok. Biarkan mereka semua bersatu, daripada harus merokok di tempat yang tidak seharusnya.

Untuk menemani menunggu selama satu jam ke depan demi Rifando, aku memesan es teh manis yang ringan di perut agar nanti tidak kenyang saat sobatku itu datang.

Selama menunggu aku bosan juga jadi membuka aplikasi game Brain Out dengan ponsel tercolok ke Powerbank. Kalau kau memainkan game ini pasti juga kesal dan merasa dibodohi. Game yang jawabannya di luar logika tetapi mampu membuat diri kita meragukan kemampuan otak sendiri.

PekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang