13. Jawabannya

805 92 20
                                    

"Dia meninggalkanmu di saat sedih menerima kegagalan dalam berjuang berusaha mengejar mimpimu. Masih dibilang sebagai Mantan Terindah?"

💖💖💖

Kami sudah sampai di tempat gelato memesan kesukaan masing-masing dan memilih di salah satu meja yang kosong. Lumayan ramai di sore hari ini. Kami menikmati pesanan masing-masing, sambil sesekali aku mencolek milik Rifando saat dia lengah atau sibuk main ponsel. Aku tahu dia melihat sudah tahu, dia hanya mendecak sebal karena aku isengin.

“Ndah, aku mau ngomong serius,” ucapnya membuat aku menjadi kaku dan penasaran.

“Apa?” Aku yang menjadi gugup sebab ekspresi wajahnya serius banget.

“Tapi, abis ini jangan ketawa atau ngeledek ya?”

“Nggak janji!”

“Serius, enggak jadi dah. Pasti bakalan ketawa ngeledek.”

“Iya, apaan? Ada apa sih?”

“Citra mau nikah,” ujarnya pelan.

Aku diam beberapa saat mengernyitkan dahi, dan suara yang keluar dari mulutku adalah ucapan tanpa pikir panjang.

"Ye, pantesan ngebet nyari kenalan cewek. Nggak usah desperate banget. Nikmatin aja masa bebasmu! Jangan merasa hidup itu buat bersaing, kamu ngejar sesuatu tapi nggak bahagia untuk apa?"

"Kok jadi ngomel? Bukannya ngasih saran? Aku belum selesai ngomong tadi." Raut wajahnya yang tadi kaku serius berubah menjadi kesal dan judes.

"Ya apa? Kamu juga pengen nikah kan, karena tau kabar sang Mantan mau nikah?"

Ekspresi wajah Rifando melemah tak sejudes tadi yang ngomongnya ngegas. Sekarang dia terlihat mulai lelah banget dan wajahnya malah makin nyebelin.

"Enggak gitu, dengerin aku dulu. Aku belum mau nikah." Tegasnya dengan penuh penekanan.

"Oke, lalu?" Aku menatapnya tanpa napsu makan es krim lagi.

"Ya gitu." Dia melanjutkan ucapannya lagi, padahal aku masih mencerna arah pembicaraan ini. "Tapi Ndah, temenin aku ke acara pernikahan si Citra bisa? Aku harus dateng, inget Citra kan? Mantan terindahku pas SMA dulu, ya? Ndah, plis temenin aku!”

"Hah?”

Pantesan aja ni cowok pengen punya pacar lagi, mau dipamerin ke acara pernikahan mantannya dulu sewaktu SMA.

"Ya udah daripada ribut berlanjut, intinya temenin aku aja kalo gitu. Aku lagi selek sama Mama, dipaksa harus pergi ke acaranya. Tapi, aku males soalnya enggak nemu yang kayak Citra lagi."

Mantan setelah pacaran sama Monika, dan menjadi mantan terbaiknya Rifando sampai saat ini. Mantan terindah, katanya. Aku jadi teringat kejadian dulu saat Rifando mulai gencar mendekati Citra. Dulu aku yang mendukungnya untuk cepat deketin Citra.

"Kok ngajak aku? Karena belum punya gandengan lagi ya?" tanyaku frontal.

"Soalnya aku harus dateng atas nama Mama. Mama maksa aku wajib dateng, katanya aku cemen kalo enggak dateng dibilang belum Move On. Aku mau aja dateng, tapi aku lagi sendiri. Ogah banget nggak seru!" Jawaban lempengnya sama sekali tak peka bahwa aku sedang tersinggung berat.

Lamunanku teringat ke saat masa sekolah dulu. Aku pernah berperan dalam kisah kasih antara Rifando dan Citra, sebagai pendorong gerakan Rifando move on dari Monika. Dan juga, setelah mereka menjalin hubungan beberapa lama. Bahkan sampai hubungan mereka berakhir. Aku selalu berada di perjalanan kisahnya bersama Citra.

PekaWhere stories live. Discover now