what's wrong? - J

50.3K 1.4K 72
                                    


WARN 🔞

Lee Jeno x Huang Renjun

─────────────────────────────

ੈ♡‧₊ 𝐑𝐄𝐍𝐉𝐔𝐍𝐈𝐄𝐒 ੈ♡‧₊

─────────────────────────────

"Tetap disisinya, jangan tinggalkan dia barang sedetik pun, bahkan hanya untuk berkedip"

Itulah yang selalu berputar dikepala Renjun saat nama Lee Jeno muncul diotaknya.

Renjun harus bersyukur kepada ponsel Chenle yang hilang. Walau berakhir dirinya hanya membuang-buang waktu selama dua jam mencari ponsel dengan gambar apel tergigit tersebut namun saat kembali sepupunya itu menenteng kardus ponsel baru dengan cengiran tidak berdosanya membuat Renjun mendengus.

Saat itu Renjun tengah menelusuri jalanan kota soul yang sepi karena matahari yang tenggelam di ufuk barat.

Ia tersandung kerikil dan menjatuhkan dompetnya. Nasib beruntung, Renjun masih bisa menjaga keseimbangannya. Baru saja ia berniat mencari dompetnya yang entah kemana, sebuah juluran tangan dengan dompet biru muda digenggaman mengalihkan atensi Renjun.

"Ahh terima kasih, aku baru saja ingin mencari ini" Renjun tersenyum manis.

Pemuda dihadapannya hanya diam kemudian melangkah mendekati bangku pinggir jalan, mendudukkan tubuh bongsornya disana lalu memejamkan matanya.

Renjun mengerutkan keningnya saat melihat perilaku orang yang sudah menyelamatkan dompetnya itu. Ia melangkah perlahan dengan kaku mendekat kearah pemuda tersebut.

"Kau ada masalah?" Renjun berdiri disamping pemuda tersebut. Berusaha bertanya karena sungguh rasa keingin tauannya sangat tinggi.

"eumm...Aku menganggumu ya?" cicir Renjun. Kepalanya menoleh dan matanya bergetar takut. Renjun meremat tangannya.

"Kalau ak-"

"Ya, jadi diamlah" Renjun bungkam saat mendengar balasan pemuda disampingnya.

Ia menegakkan tubuhnya, menatap jalan yang kini sepi. Ia menghela nafas.

"Baiklah aku minta maaf"

Renjun mendengus saat tidak mendengar respon lawan bicaranya.

sombong sekali, huh?! aku sedang bicara pada patung apa?!

Renjun merogoh saku hoodienya. Menarik keluar permen dengan bungkus merah tersebut kemudian menyodorkannya kepada pemuda disampingnya. Kepalanya ia tolehkan berlawanan dengan keberadaan pemuda tersebut.

Pemuda tersebut mengangkat pandangannya kearah Renjun membuat si manis itu gelagapan.

"A-ku berpikir kau sedang berada dalam masalah jadi-"

GREP!

Otak Renjun seperti berhenti berfungsi sejenak. Akal sehatnya tengah berpikir apa yang sebenarnya terjadi sementaranya raganya sudah seperti jelly.

"Kau ini berisik sekali, eh" dahi Renjun bingung saat mendengar pemuda yang secara tiba-tiba itu memeluknya, kini terkekeh.

Pemuda tersebut melonggarkan pelukannya namun masih enggan menarik tangan kekar terdebut dari pinggang rampingnya. "Lee Jeno"

"h-heh?!"

Jeno, pemuda itu tersenyum membuat kedua matanya menyipit merupai bulan sabit.

─────────────────────────────

ੈ♡‧₊ 𝐑𝐄𝐍𝐉𝐔𝐍𝐈𝐄𝐒 ੈ♡‧₊

─────────────────────────────

Sejak saat itu Renjun tau. Hari itu adalah saat dimana Jeno menyerah. Menyerah akan takdir yang tuhan berikan. Segala waktu dan tenaga yang ia buang percuma hanya untuk memenuhi harapan orang tuanya ia hentikan.

Jeno berkata pada dirinya bahwa sudah saatnya dirinya rehat.

"Aku percaya padamu Renjun-ah, tolong bawa aku menikmati dunia yang selama ini aku sia-siakan keindahannya demi setumpuk buku dan mimpi orang tuaku"

Renjun mengerti.







































Karena itu dirinya kini tengah mendesah hebat dibawah kukungan temannya, Lee Jeno.

Jeno berkata padanya untuk melihat keindahan duniawi bukan? maka akan Renjun berikan. Bukan hanya mempertontonkannya, dirinya akan membuat Jeno merasakan indahnya surga dunia yang belum pernah ia rasakan.

"Ahh ahhh shhh Jenhh ohhh pelanhh pleaseehh ughh!"

Renjun meremat helaian rambut gelap pemuda diatasnya. Kakinya memeluk erat pinggang yang basah akan keringat diatasnya. Lubangnya dihujam keras dengan penis temannya.

"Renjunhhh Renn hhh"

Jeno menggeram, dengan rakus ia melahap habis bibir merah dihadapannya dengan kasar. Pinggangya ia gerakkan semakin cepat dan kasar. Tangan kanannya sibuk memelintir puting merah merekah sementara tangan kirinya bertumpu pada ranjang.

Jeno membalik tubuh indah terdebut kasar hingga menungging tanpa melepas tautan keduanya. Menampar sesekali pantat bulat dihadapannya kemudian meremasnya gemas. Kedua tangan kekarnya mencengkram pinggang ramping milik Renjun yang sibuk mendesah.

Berbagai gaya bercinta telah mereka berdua lakukan. Kini Jeno tengah memeluk pemuda yang sudah terlelap akibat kelelahan bermain dengannya.

Jeno tersenyum senang. Renjun adalah segalanya bagi dirinya. Maka Jeno berjanji akan menjaga Renjun dengan sekuat tenaganya.

─────────────────────────────

ੈ♡‧₊ 𝐑𝐄𝐍𝐉𝐔𝐍𝐈𝐄𝐒 ੈ♡‧₊

─────────────────────────────

END

lanjut ga? kalo rame sih iya

MAAP GA HOT FIRST BIKIN GINIAN HAHA

RENJUNIESDove le storie prendono vita. Scoprilo ora