13. Bolos dan Rokok

1.3K 51 0
                                    

Hari Senin telah tiba. Hari yang paling dibenci oleh siswa siswi. Begitu pula Xiella. Pagi ini gadis itu terlambat ke sekolah karena marathon film dengan Samudera.

Sedari tadi Xiella tidak henti hentinya untuk mengumpat. Pasti nanti Bu Jannah --guru BK terkiller-- akan menceramahinya habis habisan. Bukannya Xiella takut, namun hanya malas saja.

Lamborghini Veneno yang dikendarai Xiella berhenti di depan gerbang SMA Archius yang sudah tertutup rapat.

Xiella mendengus kesal. Jika ia memaksa Pak Jamal --satpam sekolah--  membuka gerbang  rasanya tidak mungkin karena satpam tersebut sangat tegas. Ia tidak akan membiarkan siswa siswi yang terlambat masuk begitu saja.

Sebuah ide tiba tiba terlintas di kepalanya. Xiella seketika teringat akan pintu belakang sekolah yang biasanya digunakan Arsen dan kawan kawannya untuk kabur. Tidak banyak yang tahu tentang pintu belakang tersebut. Ia pun diberi tahu Arsen.

Segera Xiella melajukan mobilnya menuju belakang sekolah. Gadis itu keluar dari mobil. Mobilnya ia titipkan pada Mbok Ipeh --pemilik warung yang berada di belakang SMA Archius-- yang tentu saja disetujui oleh Mbok Ipeh.

Xiella melangkahkan kakinya menuju pintu belakang sekolah. Gadis itu menatap sekitarnya. Berjaga jaga agar tidak ada yang melihatnya. Setelah dirasa aman, Xiella mulai memanjat pintu belakang sekolah.

Setelah sampai di atas pintu, Xiella kembali celingak celinguk. Memastikan agar tidak ada yang melihatnya. Setelah dirasa tidak ada seseorang atau guru BK, cewek itu mulai turun.

Saat hendak turun, kakinya yang berpijak pada lubang pintu tanpa sengaja terpeleset hingga membuat tubuhnya tidak seimbang.

"Eh eh eh," ucap Xiella saat tubuhnya akan terjatuh. Xiella memejamkan matanya. Bersiap saat tubuhnya akan ambruk ke tanah.

Setelah beberapa detik, Xiella tidak merasakan sakit pada bagian tubuhnya. Cewek itu mengernyit.

Loh kok gak sakit? Batin Xiella.

Xiella membuka matanya. Yang pertama kali ia lihat adalah wajah tampan Arsen yang menatapnya khawatir. Xiella mengerjapkan matanya. Dan ia baru tersadar jika ia berada di gendongan cowok itu.

"Lo kok bisa disini?" Tanya Xiella.

"Bisa lah," jawab Arsen.

"Turunin gue," pinta Xiella.

Namun Arsen seolah tidak mendengar ucapan gadis itu. Kakinya melangkah menyusuri lorong dengan masih menggendong Xiella.

"Ih turunin gue!" Rengek Xiella.

Namun sekali lagi. Arsen tetap seolah tidak mendengar ucapan Xiella. Cowok itu dengan santainya melangkahkan kakinya. Tanpa takut jika ada guru yang melihat.

"HEI KALIAN!" Teriak seseorang dari belakang.

Refleks Arsen berbalik dan mendapati Bu Jannah tengah berkacak pinggang dan menatap mereka berdua tajam.

"KALIAN NGAPAIN DISANA?!" Bentak Bu Jannah.

"Pacaran, Bu," jawab Arsen tanpa dosa.

"Acen!" Tegur Xiella. Memelototi Arsen.

"E-enggak, Bu. Kita gak pacaran kok," sangkal Xiella.

"TERUS NGAPAIN ITU GENDONG GENDONGAN!?" Bentak Bu Jannah.

"Pacar saya lagi sakit, Bu. Saya mau antar dia ke UKS," jawab Arsen.

"Acen ih!" Sekali lagi Xiella memelototi Arsen. Namun cowok itu hanya diam dengan wajah tak berdosa.

My Naughty ExWhere stories live. Discover now