14. Hukuman

1.2K 47 0
                                    

Disinilah Arsen dan Xiella berada setelah Bu Jannah melihat adegan dirinya yang duduk di pangkuan Arsen. Guru satu itu mengira mereka telah berbuat mesum.

Dan inilah akhirnya. Di taman belakang sekolah yang sangat luas ini mereka membersihkan sampah yang berserakan juga dedaunan yang gugur.

"Ish capek banget," keluh Xiella sembari mengusap peluh yang menetes.

"Lo duduk aja, biar gue yang bersihin," ucap Arsen.

Xiella menggelengkan kepalanya. "Enggak. Yang dihukum kita berdua, masa lo doang yang bersihin."

"Gak papa, La. Gue aja. Nanti lo capek," ucap Arsen.

"Kita berdua," putus Xiella.

"Gue aja. Gak usah bantah," ucap Arsen tak terbantahkan.

"Ish yaudah kalo gitu gue gak mau makan!" Rajuk Xiella dengan bibir mengerucut.

Arsen menghembuskan nafas pasrah. "Yaudah."

Arsen dan Xiella kembali membersihkan taman sekolah.

Saat sedang memunguti sampah di taman, Arsen dikejutkan dengan teriakan Xiella.

"AAAAAA!"

Dengan segera Arsen menghampiri Xiella. "Ada apa, La?" Tanya Arsen.

"Ada kecoa di rambut gue. Ihh geliii!" Pekik Xiella sembari mengusap usap kasar rambutnya.

"Ambilin dongg!" Rengek Xiella.

Arsen menunduk untuk melihat rambut Xiella. Ternyata benar. Ada kecoa di rambut Xiella. Tanpa banyak bicara, Arsen mengambil dan membuangnya.

"Udah," ucap Arsen.

"Beneran?" Tanya Xiella ragu.

"Iya, La," jawab Arsen.

"Yaudah," ucap Xiella.

Beberapa detik kemudian, Xiella baru saja menyadari jika posisinya dan Arsen benar benar dekat.

Xiella mendongak. Menatap Arsen yang menjulang tinggi di hadapannya. Tingginya hanya sebatas leher Arsen.

Ternyata saat Xiella menatap Arsen, cowok itu juga tengah menatapnya dengan intens dan lembut.

Xiella menahan nafasnya gugup. Berada di dekat Arsen seperti ini membuat jantungnya berdebar kencang. Masih sama saat mereka masih pacaran dulu.

"A-acen m-minggir gue mau lanjut be-bersihin," ucap Xiella dengan tergagap.

Arsen yang melihat Xiella gugup pun tertawa kecil. Namun ia juga sama dengan Xiella. Jantungnya berdebar kencang tiap kali dekat dengan gadis itu.

"Ngomong yang jelas, sayang," ucap Arsen menggoda.

Wajah Xiella memerah malu. "Ih gak usah panggil gue sayang!"

"Kenapa? Kan gue sayang sama lo," ucap Arsen gamblang.

DEG.

"Lo sayang sama gue?" Tanya Xiella.

"Gak usah ditanya lagi. Gue sayang sama lo. Banget," ucap Arsen lalu menarik Xiella masuk ke dalam dekapannya.

Xiella melingkarkan tangannya di pinggang Arsen. Membalas dekapan cowok itu. "Gue juga sayang sama lo."

"Gue lebih, La."

"Iya, Acen."

"Lah ini kenapa kita peluk pelukan?" Celetuk Arsen membuat Xiella mendongak. Menatap wajah menyebalkan cowok itu.

My Naughty ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang