Prologue

7.7K 637 17
                                    

'BRUUGGH'

Tubuh semampai itu jatuh dari ranjang tempat dimana Ia tertidur pulas. Jelas sudah hal itu membuat tidurnya terusik.

"Sial!" umpatnya kala mendapati jarum jam yang menunjukkan pukul dua dini hari. Ia pun lekas beranjak dari tempat dimana Ia tersungkur.

'Wuusssh'

Firasat buruk tiba-tiba muncul dibenak pemuda berumur 18 tahun itu. Jantungnya berpacu hebat, keringat dingin mengalir dari dahinya, bulu kuduknya dirasa telah berdiri, hawa dingin terasa sangat mencekam di ruangan yang tak terlalu luas itu.
Segera, Ia memejamkan matanya rapat-rapat, tak berani untuk sekedar menengok sekitar bahkan didalam kamarnya sendiri.

Ia mulai meraba kasur empuk miliknya, mencari-cari selimut tebal dengan mata yang masih tertutup.

Park Jisung, pemuda itu hanya bisa mengarungi tubuhnya dalam selimut, sambil membaca do'a apapun itu agar terhindar dari gangguan makhluk halus.

✧✧✧

Disisi lain, seorang pemuda terlihat berdiri di tengah-tengah lobby rumah sakit nan sepi, dengan seragam sekolah yang masih melekat ditubuhnya dinginnya malam kini tak lagi ia rasakan.

"Kenapa aku disini?" bingungnya, matanya menelisik setiap bagian di ruangan itu. Lantas ia melangkahkan kakinya tak tentu arah hingga sampailah didepan sebuah bilik, dari sana ia dapat mendengar suara isakkan tangis yang tak asing baginya. Karena penasaran, pemuda itu pun mencoba mengintip melalui balik kaca yang terpasang di dinding pintu.

"Kembalikan putraku!" kalimat itu yang terus diulang-ulang oleh seorang wanita, ia terlihat marah dengan memegang kuat kerah sang dokter, hingga ia terjatuh lemas dengan tangis yang tak dapat dibendung lagi, sedangkan sang dokter hanya bisa tertunduk pasrah.

"Maaf." ucap sang dokter seraya membukukan tubuhnya.

"Dia kehilangan puteranya?" gumam pemuda tadi, ia hanya menatap iba orang tua itu meskipun tidak tau siapakah orang tersebut, pasalnya wajahnya tak terlihat karena membelakangi pintu.

Seorang laki-laki paruh baya pun menghampiri wanita itu, kini wajah laki-laki tersebut terlihat, "Ayah?" betapa terkejutnya pemuda tadi mengetahui laki-laki itu tak lain adalah sang ayah dan itu berarti wanita yang memarahi dokter adalah ibunya, lantas siapakah orang yang dimaksudkan tiada?

"Na Jaemin" panggil seseorang kepada pemuda yang mengintip tadi.

Pemuda Na itu lalu mencari dimana sumber suara itu, didapatinya seorang pria yang tinggi, tampan, dan gagah dengan setelan jas hitam yang ia kenakan.

"Siapa kamu?" tanya Jaemin.

"Aku Park Chanyeol malaikat pencabut nyawa, aku kesini untuk-"
"Tidak!! Aku tidak ingin mati." ujar Jaemin memotong perkataan sang malaikat.

Chanyeol menyeringai, "aku kesini untuk memberikanmu kesempatan kedua."

"Hah?"





-TBC-

I Can See You ✔Where stories live. Discover now