Part 1: Pangeran Ilzksarion

15.8K 3K 283
                                    

Yuhuuuu akhirnya Pangeran Varsavi muncul lagi! ^^

Yukkkkk komen sampai 50 biar besok aku lanjut lagi ^^

Yukkkkk komen sampai 50 biar besok aku lanjut lagi ^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-

-

Glowena mengingat-ingat kembali rupa dari Pangeran Ilzksarion. Dia menyebutnya Varsavi supaya lebih mudah. Terlalu sulit menyebut nama yang dia tidak tahu bagaimana cara pengejaan yang benar. Penulis komiknya pun tidak menjelaskan cara mengejanya jadi dia hanya menyebut nama depan saja.

Di dalam komik yang dia baca Pangeran Ilzksarion paling tampan jika dibandingkan adiknya yang memang juga tampan. Namun, aura Pangeran Ilzksarion lebih menggetarkan. Bisa dibilang aura misterius, keren, dan dingin bercampur menjadi satu. Sorot mata tajam dari iris cokelat terang, bibir sensual yang sering mengeluarkan kata-kata tajam nan dingin, serta rambut cokelat terang yang diturunkan sang ayah. Belum lagi Pangeran Ilzksarion terkenal sebagai ahli pedang, pistol, dan panah. Luar biasa bukan? Tidak ada yang kurang. Tubuhnya saja dibuat tinggi, tegap, dan atletis—ciri khas tubuh para kesatria hebat di dalam komik.

Namun, pertanyaan besar di kepala Glowena sekarang adalah... apakah dia sedang mengkhayal? Kalaupun mengkhayal dia lebih memilih bertemu Pangeran Dal—adiknya Ilzksarion. Dia tidak ingin bertemu Ilzksarion yang kejam dan bengis. Salah bicara sedikit, dia bisa dibunuh. Apa dia melintasi waktu seperti cerita komik? Tidak. Apa yang ada di sekitarnya masihlah Jakarta, tempatnya lahir dan tinggal. Bukan negara Cussonia—tempat Ilzksarion berasal—seperti yang tertulis dalam komik.

Tidak. Ini tidak mungkin Pangeran Ilzksarion. Pasti hanya laki-laki yang mirip dengannya. Mustahil ada lintas waktu seperti itu, atau apa pun yang berbau fantasi.

Tiiiiiinnnn! Tiiiinnn!

Suara klakson mobil ditekan berulang kali dengan kencang sampai mengagetkan Glowena dan berhasil tersadar dari segala pertanyaan rumit yang muncul. Tak hanya klakson, tapi dia juga mendengar suara sang pengemudi. "Woi! Kalau mau mesra-mesraan jangan di jalan. Minggir dong. Bikin macet aja. Sinting!"

Glowena tidak mau kalah. Dia membalas, dengan suara lantang dan keras tentunya. "Heh! Kalau lo lihat ada orang jatuh tolongin dong, bukan diklaksonin! Lo pikir gue kucing yang diklaksonin dikit langsung kabur?! Dasar nggak punya otak!"

Selagi pengemudi mengomel, Glowena mengabaikan dan menatap kembali laki-laki yang hanya diam. "Mas... maaf, tolong bangun. Mas nggak mau kan kita dilindes sama manusia sinting itu?"

Tak ada jawaban. Adanya tubuh yang terjatuh tepat di atas tubuh Glowena. Medina yang baru saja muncul langsung menghampiri sang pengemudi untuk meminta bantuannya membawa ke rumah sakit terdekat.

Glowena menepuk-nepuk punggung laki-laki itu. "Mas? Mas? Mas Sapi!" Dia tidak melihat adanya indikasi laki-laki itu akan bangun dari tubuhnya. "Duh, sialan! Kenapa dia malah pingsan?!"

I Save The Prince (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now