Part 4: Nge-date?

10.5K 2.5K 187
                                    

Yuhuuu aku update lagi sesuai janjiku ^^ sepertinya cerita ini idenya yang paling lancar sekarang XD 

Yukkkk komen 80, besok aku lanjutin '-')/ tiap chapter naik targetnya wkwk XD

Makasih semuanya udah membuatku merasa seneng baca komen chapter sebelumnya :") padahal aku masih merembet udah kayak ulet :') huhu jaga kesehatan all<3

Makasih semuanya udah membuatku merasa seneng baca komen chapter sebelumnya :") padahal aku masih merembet udah kayak ulet :') huhu jaga kesehatan all<3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-

-

-- BATAS MANIS --

Glowena terpaksa mengajak Ilzksarion pergi keluar untuk membeli ponsel. Dia tidak mungkin meninggalkan pangeran itu di apartemen sendirian. Tidak setelah kejadian tadi pagi. Kalau tidak ada ponsel dia sulit menghubungi Medina. Untung saja dia hafal nomor telepon Medina.

Acara jalan keluar kali ini disponsori hoodie merah milik pacarnya Medina yang tertinggal di rumahnya. Bukan dia selingkuh dengan pacarnya Medina, melainkan Medina memakai hoodie-nya dan tidak dibawa lagi. Jadi pangeran kaku kayak kerah baju baru itu punya pakaian yang bisa dipakai.

"Mas, nanti jang––geezz! Mana lagi itu pangeran gelo? Astaga! Aduh, kalau dihinggapi emak-emak bisa repot!" Glowena mengedarkan pandangan mencari sosok yang dicari. Beruntung saja langsung ketemu. Dia melihat Ilzksarion sedang dikerumuni beberapa perempuan cantik. "Aduh... gila ya, gue melengos dikit aja nih orang dikerubungi kayak gula. Nyusahin aja."

Glowena pura-pura menunjukkan wajah marah, lalu menerobos kerumunan para perempuan centil bin menggoda, yang kemudian berakhir menggandeng tangan Ilzksarion. "Mas, jangan jauh-jauh dong. Istrimu ini kan lagi hamil." Dan para perempuan gatal yang minta digaruk itu mundur teratur.

Setelah berhasil mengusir jejeran perempuan genit, Glowena melotot tajam ke arah Ilzksarion. Wajah laki-laki itu tetap saja sedatar penggaris baru. "Mas, jangan main hilang gitu aja dong. Mal ini tuh gedenya minta ampun. Pusing nyarinya."

"Kamu khawatir?"

"Bukan khawatir seperti yang Mas pikir. Saya khawatir Mas diculik tante-tante. Kalau diculik terus dijual, bisa repot."

"Saya bisa jaga diri sendiri kok."

"Mas! Ini tuh bukan Cussonia yang bisa Mas jelajahi sampai mual. Ini Jakarta. Beda sama dunia Mas yang kalau ada musuh dikit bisa ditebas kayak nebas pohon. Kalau di sini pakai sistem hukum. Berani membunuh ya bisa dipenjara. Paham, kan?"

"Penjara? Seperti di tempat saya ada juga di sini?"

Glowena memutar bola matanya malas. "Ya, menurut lo nggak ada? Udah deh, jangan bikin darah tinggi. Pokoknya diem-diem aja. Asal mau ke kamar mandi bilang."

"Iya, Glowena. Kamu mirip ibu tiri saya berisik."

Glowena mengingat kembali soal ibu tiri Ilzksarion yang bernama Rosesa. Wanita cantik itu pernah diomeli Ilzksarion. Alhasil ibu tirinya tidak berani bicara dengan Ilzksarion.

I Save The Prince (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now