Tidak apa berbohong. Aku tidak mau kembali lagi kalau Nana tahu aku mencuri tubuh orang lain. Tidak untuk saat ini.
"Kamu percaya reinkarnasi?"
_____
Status: Completed [Prolog + 37 part + Bonus (5 part) + From author (3 part)]
Rating: PG +15
Main pa...
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
.
.
.
Sabtu, 2020
"Ahjussi!!"
Pria dengan rambut gelap, berkulit putih, dan berwajah khas keturunan China itu berteriak begitu tiba di dekat tangga. Meneriaki sosok 'Ahjussi' yang kamarnya berada di lantai dua.
"Ahjussi!"
Teriaknya lagi karena sosok itu tidak menyahuti panggilannya. Senyumnya mengembang begitu terdengar suara pintu yang terbuka kemudian tertutup dengan kencang.
"YAK!! APA-APAAN KAU INI!" Sosok lelaki dengan kaos hitam dan celana hitam pun menampakkan diri sembari menatapnya geram.
"Ahjussi, berikan aku ghost money." Pinta pria itu sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Memasang wajah semelas-melasnya.
"Untuk apa?" Lelaki itu mulai melangkah menuruni tangga dengan masih merasa geram.
"Keliling neraka. Mark Hyung bilang aku bisa berkeliling neraka kalau punya ghost money darimu." Jelas pria itu tanpa memperdulikan wajah tampan lelaki yang ia ajak bicara mulai berubah menjadi kesal karenanya.
"Hyung brengsek!" Decaknya setelah mengetahui Mark Hyung-lah yang menyebabkan pria itu berisik mengganggu tidurnya. "Yak, Zhong Chenle. Daripada kamu berkeliling neraka, kenapa tidak sekalian saja aku lempar kamu ke sana?"
Pria bernama Zhong Chenle itu bergidik ngeri sembari mundur satu langkah. "Ahjussi kan tahu sendiri. Aku bosan tinggal di rumah besar ini berdua saja denganmu. Apalagi saat kau berangkat kerja. Mark Hyung juga sama saja. Sibuk kerja sepertimu." Keluhnya.
"Kau kan bisa keliling di luar rumah." Saran lelaki itu kemudian menjatuhkan pantatnya di atas sofa. "Dan, Hey! Apa aku tidak salah dengar, kamu memanggil Hyung 'Mark Hyung'? Aku bahkan seribu tahun lebih muda darinya, tapi kenapa kamu panggil aku Ahjussi?" protesnya.
Chenle menghampiri lelaki yang sudah ia anggap pamannya sendiri sejak delapan tahun yang lalu. "Hyung yang memintaku memanggilnya dengan sebutan itu".
"Sabar Lee Jeno. Kamu harus sabar menghadapi pria menyebalkan ini." Dumel lelaki bernama Jeno itu sembari mengusap dadanya dengan mata terpejam.
"Aish, Ahjussi. Ayolah. Aku tidak suka ke luar rumah. Buat apa juga? Lagi pula mereka semua tuli dan buta, tidak mendengarkan ku dan bahkan mengabaikan ku. Yang ada aku malah semakin kesepian." Rengek Chenle sambil menggoyang-goyangkan lengan Jeno.
Jeno menoleh menatap Chenle. Kenapa ia harus merawat arwah jenis ini, sih? Menyebalkan sekali, batin Jeno. Kalau saja hari itu ia tidak iba melihat pria kecil yang takdirnya tiba-tiba berubah, pasti tidak akan ia bawa pulang. Sepertinya ia harus secepat mungkin mencari arwah yang hilang. Arwah yang sudah mengambil tubuh Chenle.
Bagaimana keadaan arwah itu sekarang?
.
.
.
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.