Tidak apa berbohong. Aku tidak mau kembali lagi kalau Nana tahu aku mencuri tubuh orang lain. Tidak untuk saat ini.
"Kamu percaya reinkarnasi?"
_____
Status: Completed [Prolog + 37 part + Bonus (5 part) + From author (3 part)]
Rating: PG +15
Main pa...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.
.
.
Kamis, 2020
"Lele, tumbenkamu sudah bangun?" Tanya sang ibu begitu melihat anaknya pagi-pagi sedang masak di dapur.
"Aku mau coba membawa bekal buatan sendiri, Eomma." Jawabnya sembari memasak tanpa mengalihkan pandangannya.
"Wah, bagus sekali. Eommasenang dengarnya."
"Tapi, kenapa buatnya banyak sekali?" Ibunya bertanya lagi setelah melihat porsi yang dibuat anaknya lebih banyak, seperti untuk dua orang.
"Ah, itu untuk—"
"Untuk Jisung ya? Jisung pasti senang dibuatkan bekal oleh Chenle. Eommajadi iri." Potong ibunya sembari menunjukkan wajah sedih yang dibuat-buat lantaran anaknya membuatkan makanan untuk Jisung, bukan untuk dirinya.
Sebenarnya tidak masalah, ibunya tetap senang karena setelah sekian lama akhirnya Chenle mulai menerima Jisung. Perkembangan yang baik.
"Yasudah, kamu pergi mandi sana. Sebentar lagi Jisung datang menjemputmu. Ini akan Eomma lanjut rapihkan." Ucap ibunya menyadarkan Renjun dari lamunannya.
"Baiklah, Eomma." Balas Renjun yang kemudian pergi ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap sekolah.
Tiga puluh menit berlalu disusul dengan suara ketukan pintu rumah Chenle.
"Oh, Jisung-ie!" Sapa Ibu Zhong ramah begitu melihat siapa yang datang.
"Halo, Imo. Apa kabar?" Balas Jisung tidak kalah ramah.
"Sangat baik, seperti yang kamu lihat sekarang." Jawab Ibu Zhong.
"Masuk dulu, Jisung-ie. Lele sedang siap-siap. Karena tadi pagi dia membuat bekal, kalian mungkin akan sedikit terlambat tiba di sekolah daripada biasanya." Ibu Zhong memberikan ruang agar Jisung bisa melewatinya.
"Chenle membuat bekal?" Tanya Jisung dengan nada sedikit terkejut. Dari pertama ia mengenal Chenle hingga sekarang, ini pertama kalinya ia mendengar Chenle masak.
"Iya. Jisung-ie pasti terkejut, karena Imo juga sempat terkejut saat tadi pagi melihat dia sudah berada di dapur. Dia juga membuat bekal dua porsi, yang sudah pasti itu untuk dirinya dan untukmu." Jelas Ibu Zhong.
"Untuk ku?" Lagi-lagi Jisung bertanya dengan nada yang sama seperti pertanyaan sebelumnya.
Benarkah untuk ku? Tapi, kenapa?
"Iyah, Jisung-ie. Sepertinya Chenle sudah mulai menerima kamu." Ucap Ibu Zhong senang.
Ada apa dengannya hari ini?
Setelah lima belas menit berlalu, Chenle keluar dari kamarnya dengan seragam yang sudah rapih.
"Eomma, kami berangkat!" Ucap Renjun saat sudah siap berangkat ke sekolah.
"Bekalnya tidak kamu berikan ke Jisung, Lele? Kalian kanbeda kelas, nanti lupa loh." Ucap ibunya sambil melirik bekal yang dibawa Renjun.
Renjun dan Jisung melirik ke arah yang sama dengan ibunya.
"Ah, iya. Ini bekal untuk mu, Jisung." Ucap Renjun sembari mengulurkan tangannya yang memegang bekal untuk diberikan kepada Jisung, yang diberi uluran menyambut bekal tersebut. Ada perasaan tidak rela di dalamnya saat memberikan bekal itu mengingat kepada siapa bekal ini seharusnya ia berikan.
"Karena ini pertama kalinya aku buat bekal, jadi tolong beri aku penilaian tentang makanan yang aku buat, ya." Lanjut Renjun sambil tersenyum tipis, untuk basa-basi.
"Jika saat itu aku masih hidup setelah makan bekal buatan mu, maka iya aku akan beri penilaian." Jawab Jisung asal.
"Yak!" Teriak Renjun sambil menatap bocah itu berniat memukul kepala Jisung.
Jisung yang sadar arti dari tatapan itu pun lari setelah pamit kepada Ibu Zhong.
.
.
.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.