Back To First Love || 잼런 • 지천 [✓]

페이지 10

.

.

.

"Kemana saja?" Tanya Jisung begitu melihat Renjun menghampirinya di meja kantin.

"Toilet." Jawab Renjun singkat. Tanpa permisi, ia mengambil jatah makan siang Jisung kemudian memakannya.

"Oh ya? Setelah bertemu Na Saem atau sebelum?"

Renjun menghentikan tangannya yang hendak menyuap sendok makan yang ke tiga. Menggerakkan kepalanya menatap Jisung yang juga menatapnya tak suka. "Memangnya kenapa?"

"Wali kelas mu itu memang masih muda. Tapi tidak ada sejarahnya murid jatuh cinta pada gurunya sendiri. Kamu kira kamu sedang berada di novel romansa yang menjijikan? Menjadi tokoh utama, berakhir dengan happy ending yang mudah ditebak?"

Kening Renjun berkerut. Ia tengah memikirkan kejadian saat dirinya dengan Jaemin. Memangnya terlihat jelas kalau ia suka pada Jaemin?

"Memangnya terlihat jelas ya?" Renjun menyuarakan pikirannya.

Mendengar pertanyaan itu, secara tidak langsung Renjun mengakuinya. Jisung hanya mendengus sebal. "Banget. Mukamu jadi semerah pantat Monyet Yaki."

Renjun mendelik tajam pada Jisung. Seenaknya bocah itu menyamakan wajah bersemunya dengan pantat monyet. "Memangnya kenapa? Tidak suka?"

Jisung berdecih kemudian berdiri. Sebelum melangkah pergi, Renjun menahannya.

"Kau mau kemana?" Tanya Renjun tidak mengerti dengan sikap Jisung yang berbeda.

"Ambil makan. Barusan jatah makanku diambil Monyet Yaki." Jawab Jisung dan bergegas pergi sebelum sendok yang berada di genggaman tangan Renjun melayang ke kepalanya.

Baru saja Jisung selesai mengambil makanan, tiba-tiba seseorang menahan lengannya. Jisung menoleh dan memandang sebal saat tahu siapa yang menahannya.

"Jisung... itu-" Haechan menatap Jisung dengan raut muka yang ketakutan.

"Apaan sih? Jangan sok akrab deh." Kesal Jisung. Suasana hatinya selalu memburuk kalau berada di dekat teman sebangkunya itu. Hey, jangan tanya kenapa ia mau duduk sebangku dengan Haechan. Kalau ia bisa menolak, sudah ia lakukan sejak awal ia masuk kelas baru.

"Hantu tadi pagi yang aku lihat. Kamu ingat aku bilang hantu itu mirip seseorang kan? Nah orang itu ada di sini." Haechan mengabaikan kekesalan Jisung. Sepertinya lelaki itu sudah kebal dengan Jisung.

Jisung menghela napas panjang. Kalau diomelin pun Haechan justru tidak akan melepaskannya. "Siapa? Cepat jawab." Ucap Jisung akhirnya walau ia tahu Haechan si anak cerdas memiliki sikap aneh yang tidak pernah ia pahami.

Haechan mengangkat tangannya. Menunjuk seseorang yang berada di dalam kantin.

Jisung mengikuti arah yang Haechan tunjuk. Ia tergelak melihat siapa yang Haechan tunjuk. Zhong Chenle? Yang benar saja!, batinnya. Ia menyesal telah mendengarkan Haechan.

"Kira-kira dong. Manis begitu dibilang hantu. Ck ck." Jisung kembali bersikap acuh sebelum menghempaskan tangan Haechan dan melangkah meninggalkannya.

"Jisung, aku tak berbohong!"

"Terserah, bodoh!" Balas Jisung tidak peduli murid-murid yang lain menatapnya.

"Ada apa?" Tanya Renjun begitu Jisung sudah duduk di depannya.

Bukannya menjawab, Jisung malah balas bertanya. "Kau kenal Haechan?"

Renjun melirik Haechan yang memperhatikannya dengan ekspresi takut. Begitu tatapan mereka bertemu, Haechan langsung mengalihkan pandangan dan pergi dengan tergesa-gesa.

"Hanya tahu. Tidak kenal. Kenapa dia menatapku seperti itu?" Tanya Renjun.

"Dia bilang kau mirip hantu yang dia lihat pagi tadi." Jawab Jisung kemudian terkekeh.

Renjun diam mematung. Hantu? Ia bukan Jisung yang tidak percaya hantu. Renjun tahu Haechan tidak bercanda. Mungkinkah yang Haechan lihat adalah arwah Chenle yang sebenarnya?

Rasa cemas kini menghampirinya. Bagaimana kalau pria itu datang dan mengambil tubuhnya kembali? Jangan sampai itu terjadi. Ia bahkan belum memberitahu Jaemin yang sebenarnya.

Pokoknya ia harus menghindar dari Haechan bagaimana pun caranya.

.

.

.

~♡~